Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Terakhir diperbarui: Aug 07, 2024
The eventualities merupakan sebuah keniscayaan yang mendorong setiap pelaku usaha untuk menyiapkan skenario dan beradaptasi. Saksikan podcast Anti-Trivial bersama Mas Rochman, Bro Jimmy, dan Pak Agus; kombinasi antara pelaku usaha, pemodal, dan pemimpin perusahaan, yang akan membahas bagaimana meningkatkan kewaskitaan para pemimpin perusahaan dalam menyambut tahun 2025. Jangan lewatkan edisi spesial akhir tahun cmlabs Class ke-24 ini, dalam judul "New vs Conventional Search Engine. Prepare for the Eventualities!"
Lihat Detail EventMininum Viable Product atau MVP adalah sebuah strategi yang menguntungkan dalam proses perancangan produk, terutama pada perusahan startup.
MVP adalah produk baru dengan fitur sederhana yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dasar calon pelanggan.
Konsep Minimum Viable Product ini pertama kali diperkenalkan melalui buku Lean Startup yang ditulis oleh Eric Ries.
Menurut Eric, MVP adalah produk yang secara khusus dirancang untuk menarik perhatian, memastikan persetujuan atas ide bisnis, sebagai sarana untuk memperoleh masukan terkait produk, hingga melakukan testing untuk customer experience.
Minimum Viable Product ini tergolong sebagai rangkaian krusial dalam proses pengembangan produk (product development).
MVP adalah konsep yang mengutamakan kesederhanaan fitur namun dengan fungsionalitas dan nilai guna yang signifikan, sehingga bisnis tetap mampu menyediakan produk yang menjawab kebutuhan pelanggan dengan minim risiko.
Gali informasi lebih lanjut mengenai apa itu MVP dalam bisnis, tujuan, serta contohnya pada ulasan di bawah ini!
Minimum Viable Product bertujuan untuk memvalidasi asumsi, mengumpulkan umpan balik atau masukan dari pengguna, dan menganalisis apakah sebuah produk memiliki potensi untuk sukses di pangsa pasar. Proses ini dilakukan sebelum merilis suatu produk.
Secara detil, tujuan-tujuan dari penerapan MVP antara lain:
Setelah produk berhasil dirancang dan siap dirilis, maka tim digital marketing akan melakukan A/B Testing untuk menguji dua atau lebih variabel dan memastikan produk yang dirilis merupakan versi terbaik.
Baik MVP dan A/B Testing, keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mempermudah proses pengujian produk agar bisa segera sampai di tangan konsumen.
Namun, untuk bisa menguji produk secara langsung pada pengguna, maka menyediakan MVP adalah langkah yang tepat guna memperoleh masukan terkait produk secara nyata.
Keberadaan Minimum Viable Product ini sangat dibutuhkan oleh startup, terutama untuk memenuhi kebutuhan produksi pada momen-momen penting.
Dengan MVP, startup dapat merilis versi dasar produk lebih cepat daripada versi final yang kompleks dan membutuhkan waktu lama.
Penggunaan MVP juga dapat mempermudah bisnis startup memahami tren dan kebutuhan pasar, memperoleh feedback dari pengguna lebih awal, serta melakukan perubahan yang diperlukan sedini mungkin.
Sebuah bisnis bisa mengurangi risiko kegagalan dengan membuat MVP terlebih dahulu. Dengan fitur sederhana dan mendasar pada Minimum Viable Product, Anda bisa mempelajari kebutuhan dan harapan calon konsumen sehingga dapat menyempurnakan produk akhir nantinya.
MVP adalah solusi yang tepat untuk perusahan yang sedang berusaha menghemat anggaran bisnis. Hanya dengan menyediakan produk sederhana, Anda sudah bisa memperoleh masukan dari calon pelanggan sehingga tidak memerlukan biaya tambahan lainnya.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, MVP adalah konsep pengembangan produk yang sering dimanfaatkan untuk menguji inovasi atau perencanaan dengan anggaran dan risiko yang minim.
Berikut adalah beberapa karakteristik utama yang bisa Anda temukan dalam konsep MVP:
Dalam dunia bisnis, terdapat beberapa jenis MVP yang sering digunakan untuk menarik perhatian calon konsumen. Cermati jenis-jenisnya di bawah ini.
Setelah mengetahui apa itu MVP dalam bisnis, selanjutnya Anda juga perlu mempelajari bagaimana cara membuat MVP untuk memangkas anggaran produksi. Untuk itu, berikut adalah langkah dan strategi yang perlu dilakukan.
Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum merancang MVP adalah melakukan riset pasar. Riset ini bertujuan agar produk MVP yang dihasilkan bisa dipastikan menjawab kebutuhan target pasar.
Adapun untuk melakukannya, Anda bisa menggelar survei, menganalisa database target audiens, dan melakukan riset produk kompetitor secara menyeluruh. Anda juga bisa melakukan riset seperti:
Anda tidak perlu membuat MVP bisnis sesempurna mungkin. Daripada itu, cobalah untuk fokus memberikan solusi, nilai tambah, USP, dan business value sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh konsumen.
Dari hasil riset pasar yang sudah dilakukan sebelumnya, fokuslah untuk menjawab pendapat, keinginan, atau harapan user dalam mengembangkan produk agar semakin membaik.
Intinya, cara membuat MVP harus disesuaikan dengan masalah target pasar agar bisa menonjolkan solusi yang disediakan oleh produk Anda.
Cara membuat MVP selanjutnya yang tak kalah penting adalah menentukan proposisi nilai bisnis Anda.
Dengan value proposition ini, Anda bisa menguji apakah produk yang dikembangkan dapat menjawab kebutuhan atau permintaan calon pelanggan dari segi fitur, tawaran manfaat, hingga user experience mereka.
Selanjutnya, Anda juga perlu menguasai tahapan demi tahapan yang harus dilalui dalam marketing funnel sebelum target audiens melakukan pembelian.
Mulai dari upaya peningkatan brand awareness, ketertarikan, konsiderasi, hingga pembelian, semua aspek harus dianalisa secara menyeluruh terlebih dahulu.
Apabila Anda sudah menguasai apa saja kebutuhan target audiens dan calon konsumen, maka selanjutnya Anda perlu memastikan bahwa produk MVP ini bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi calon konsumen.
Lantas, bagaimana caranya? Anda perlu membuat hipotesis berdasarkan kapabilitas dan sejauh mana produk MVP tersebut memuat sejumlah karakteristik berikut:
Apabila pengujian di atas sudah selesai dilakukan, maka tibalah saatnya bagi Anda untuk merilis MVP bisnis.
Sebelum itu, harap diingat bahwa MVP adalah produk sementara yang dibuat bukan untuk memperoleh untung sebesar mungkin, melainkan untuk mengumpulkan pendapat dan masukan dari calon konsumen dengan berbagai latar belakang.
Sehingga poin terpentingnya bukanlah seberapa besar untung yang diperoleh, melakinkan bagaimana produk Anda menerima respons dari target pasar.
Setelah produk berhasil diluncurkan, langkah selanjutnya yang perlu Anda lakukan adalah menerapkan BML.
BML merupakan singkatan dari Build, Measure, and Learn, yaitu sebuah strategi yang digunakan untuk menciptakan sebuah produk/jasa dengan mengukur indikator kepuasan pelanggan baik dari customer journey maupun customer experience.
Setelah mengetahui siklus BML, selanjutnya bandingkanlah hasil siklus tersebut dengan hipotesis produk awal agar Anda bisa menentukan strategi yang sesuai ke depannya.
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?