Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Terakhir diperbarui: Aug 15, 2023
The eventualities merupakan sebuah keniscayaan yang mendorong setiap pelaku usaha untuk menyiapkan skenario dan beradaptasi. Saksikan podcast Anti-Trivial bersama Mas Rochman, Bro Jimmy, dan Pak Agus; kombinasi antara pelaku usaha, pemodal, dan pemimpin perusahaan, yang akan membahas bagaimana meningkatkan kewaskitaan para pemimpin perusahaan dalam menyambut tahun 2025. Jangan lewatkan edisi spesial akhir tahun cmlabs Class ke-24 ini, dalam judul "New vs Conventional Search Engine. Prepare for the Eventualities!"
Lihat Detail EventIPv6 adalah akronim dari Internet Protocol version 6, sebuah protokol jaringan untuk mengidentifikasi dan menghubungkan perangkat-perangkat di dalam jaringan komputer.
Protokol ini merupakan penerus dari IPv4 yang telah menjadi standar dalam addressing jaringan selama tahun-tahun sebelumnya. IPv6 dirancang sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan IP address pada IPv4.
Pada IPv4, IP address terdiri dari 32 bit yang memungkinkan keberadaan hingga 4,3 miliar alamat unik.
Namun, seiring pesatnya pertumbuhan perangkat yang terhubung ke internet, jumlah alamat IPv4 perlahan mulai menipis.
Sehingga, IPv6 adalah jawaban untuk mengatasi masalah tersebut. IPv6 menggunakan IP address dari 128 bit yang memungkinkan jumlah kombinasi alamat jauh lebih besar, yaitu hingga sekitar 340 undecillion (angka 34 diikuti oleh 38 nol).
IPv6 adalah evolusi dari IPv4 yang pastinya hadir dengan sejumlah manfaat penting dalam pengembangan jaringan komputer. Berikut ini beberapa di antaranya:
Dibandingkan dengan IPv4, IPv6 mempunyai ukuran tabel routing yang lebih kecil. Di samping itu, protokol ini juga memiliki kelebihan lain berupa proses fragmentasi yang ditangani oleh perangkat sumber.
Kelebihan IPv6 ini membuat routing menjadi lebih efisien dan hierarkis, sehingga dapat memperbaiki performa jaringan secara keseluruhan.
Pada IPv6, beberapa header fields diganti menjadi versi yang lebih sederhana dengan membuang bagian yang tidak diperlukan.
Dengan begitu, packet processing di perangkat jaringan dapat berjalan dengan lebih efisien dan berkontribusi aktif pada peningkatan performa dan throughput.
Multicast merupakan teknik untuk mengirimkan aliran paket bandwidth ke beberapa tujuan secara bersamaan.
IPv6 adalah protokol jaringan yang menggunakan teknik ini sehingga menjadikan optimalisasi routing, pengurangan latency, dan penyebarluasan data ke tujuan menjadi lebih cepat.
IPv6 adalah salah satu protokol jaringan yang memperkenalkan SLAAC (Stateless Address Autoconfiguration).
Keberadaan elemen tersebut akan membantu sebuah perangkat untuk menghasilkan IP address berdasarkan prefix jaringan yang diberikan oleh router secara otomatis.
Dalam hal ini, otomatisasi IP address menyebabkan berkurangnya beban administrasi. Tak hanya itu, proses otomatisasi ini juga mendukung penyederhanaan proses konfigurasi jaringan secara lebih menyeluruh.
IPv6 adalah protokol yang dirancang dengan berfokus pada penjagaan keamanan. Pasalnya, protokol ini mempunyai header fields yang mendukung tindakan enkripsi dan integritas data melalui IPsec.
Inilah yang membuatnya dapat memberikan perlindungan tambahan dari potensi serangan hacking dan penyalahgunaan data.
Seiring dengan pertumbuhan pesat jumlah perangkat yang terhubung ke Internet, ketersediaan IP address menjadi masalah utama dalam IPv4.
IPv6 dirancang menggunakan skala lebih besar dibandingkan IPv4 untuk mengatasi masalah ini dengan menyediakan IP address yang jauh lebih banyak.
Dengan begitu, jaringan tetap berfungsi optimal bahkan saat jumlah perangkat yang terhubung semakin bertambah.
Dalam jaringan IPv4, sering kali diperlukan Network Address Translation (NAT) untuk menghubungkan beberapa perangkat ke internet menggunakan satu IP address publik. Hal ini mempengaruhi kinerja jaringan dan meningkatkan kompleksitas konfigurasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, IPv6 mempunyai ruang addressing yang sangat besar, sehingga keberadaan NAT tidak diperlukan.
Dengan banyaknya perangkat yang terhubung dalam Internet of Things (IoT), maka kebutuhan terhadap IP address juga makin meningkat pula.
IPv6 adalah solusi dari permasalah tersebut. Melalui IPv6, setiap perangkat IoT dapat memiliki IP address yang unik.
Saat ini, sebagian besar jaringan terus bergerak secara konstan. Hal ini menyebabkan sebuah perangkat seringkali beralih dari satu titik akses ke titik akses lainnya.
IPv6 memiliki fitur bawaan untuk mendukung mobilitas, sehingga perangkat dapat berpindah dari satu jaringan ke jaringan lain dengan lebih lancar.
IPv4 dan IPv6 adalah dua versi protokol internet yang biasa digunakan untuk mengidentifikasi dan menghubungkan perangkat di jaringan.
Perlu dicatat bahwa, masing-masing versi tersebut memiliki perbedaan yang signifikan. Adapun perbedaan IPv4 dan IPv6 adalah:
Addressing IPv4 terdiri dari 32 bit dan biasanya dinyatakan dalam format desimal seperti "192.168.1.1". Format ini terdiri dari empat oktet yang masing-masing mempunyai nilai antara 0 hingga 255.
Sementara itu, addressing IPv6 terdiri dari 128 bit dan dinyatakan dalam format heksadesimal seperti "2001:0db8:85a3:0000:0000:8a2e:0370:7334". Dalam implementasinya, format heksadesimal mewakili nilai dalam rentang 0 hingga FFFF.
Pada IPv4, header fields memiliki ukuran tetap dan berisi informasi seperti alamat sumber dan tujuan, TTL (Time to Live), serta checksum.
Di sisi lain, IPv6 adalah protokol jaringan yang memiliki header fields lebih sederhana dan mempunyai ukuran tetap.
Header fields pada IPv6 memiliki bentuk yang lebih sederhana karena beberapa elemen yang tidak diperlukan lagi akan dihilangkan atau dipindahkan ke opsi ekstensi.
Sementara IPv4 menggunakan sistem kelas A, B, dan C untuk mengalokasikan IP address, IPv6 memakai konsep classes berdasarkan agregasi dan subnetting.
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah konfigurasi manual yang digunakan oleh IPv4 untuk memberikan IP address kepada perangkat.
Sementara itu, IPv6 adalah protokol yang mendukung sistem konfigurasi otomatis melalui SLAAC (Stateless Address Autoconfiguration).
VLSM (Variable Length Subnet Masking) adalah elemen pada IPv4 yang menggunakan subnet mask dengan panjang berbeda dalam jaringan yang sama.
Sedangkan pada IPv6, elemen tersebut sudah tidak digunakan lagi karena keberadaan desain addressing yang lebih luas.
IPv4 menggunakan protokol routing seperti RIP, OSPF, dan BGP untuk mengirim informasi.Sementara itu, IPv6 memiliki protokol routing sendiri berupa OSPFv3 dan BGP4+ yang dirancang khusus untuk mendukung IP address.
Perlu diingat bahwasanya terdapat berbagai variasi konfigurasi pada IPv4. Sehingga terkadang, hal ini bisa menyebabkan masalah konfigurasi dan penyisipan NAT (Network Address Translation).
Untuk mengatasi hal tersebut, IPv6 adalah protokol yang didesain untuk mengurangi kompleksitas konfigurasi, menghindari masalah kehabisan IP address, dan menghilangkan ketergantungan pada NAT.
SNMP (Simple Network Management Protocol) masih digunakan oleh IPv4 untuk mengelola jaringan. Namun, elemen ini sudah tidak digunakan lagi pada IPv6.
IPv4 masih memerlukan NAT untuk melakukan mapping beberapa IP address pribadi ke publik.
Berbeda dengan IPv4, IPv6 adalah protokol yang sudah tidak lagi membutuhkan elemen ini karena jumlah IP address yang melimpah.
IPv4 masih menggunakan QoS (Quality of Service) untuk membuat susunan prioritas packet processing dan bandwidth pada aplikasi TCP / IP. Sebaliknya, IPv6 adalah protokol jaringan yang tidak lagi mendukung penggunaan elemen tersebut.
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?