Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Terakhir diperbarui: Jun 20, 2024
The eventualities merupakan sebuah keniscayaan yang mendorong setiap pelaku usaha untuk menyiapkan skenario dan beradaptasi. Saksikan podcast Anti-Trivial bersama Mas Rochman, Bro Jimmy, dan Pak Agus; kombinasi antara pelaku usaha, pemodal, dan pemimpin perusahaan, yang akan membahas bagaimana meningkatkan kewaskitaan para pemimpin perusahaan dalam menyambut tahun 2025. Jangan lewatkan edisi spesial akhir tahun cmlabs Class ke-24 ini, dalam judul "New vs Conventional Search Engine. Prepare for the Eventualities!"
Lihat Detail EventWebhook adalah mekanisme komunikasi otomatis antara dua sistem secara real-time yang memungkinkan suatu sistem menginformasikan sistem lain mengenai peristiwa terkini.
Dalam dunia pengembangan website dan integrasi sistem, webhook adalah alat yang berguna untuk mengaktifkan respons langsung terhadap perubahan atau kejadian tertentu.
Mekanisme ini bekerja dengan mengirimkan HTTP POST request ke URL yang ditentukan ketika suatu peristiwa terjadi.
Sehingga dapat dikatakan bahwa webhook adalah sarana komunikasi yang meningkatkan efektivitas antar sistem maupun aplikasi agar semakin efisien.
Setelah mengetahui apa itu webhook, Anda mungkin penasaran bagaimana cara kerja sistem satu ini. Untuk itu, simak penjelasan berikut.
Secara garis besar, setiap komunikasi yang terjadi di dalamnya berbasis event, yang berarti bahwa transfer informasi hanya akan terjadi apabila sistem menerima input atau tindakan yang menyebabkan terjadinya tindakan lain.
Secara teknis, mekanisme ini juga kerap dikenal sebagai callback HTTP karena terdiri dari dua elemen utama, yakni URL tujuan (endpoint) dan data payload.
URL tujuan (endpoint) adalah alamat tempat sistem lain mengirimkan HTTP POST request. Sedangkan data payload berisi informasi dalam format JSON atau XML yang ingin dikirimkan.
Apabila suatu peristiwa terjadi, sistem yang mengonfigurasi akan mengirimkan data payload ke URL tujuan sehingga memicu respons atau tindakan tertentu dari sistem penerima.
Setelah membaca ulasan mengenai apa itu webhook, Anda pasti merasa bahwa sekilas cara kerjanya mirip dengan API (Application Programming Interface).
Namun, perlu dicatat bahwa keduanya adalah konsep yang memiliki karakteristik berbeda jika diamati secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa perbedaan paling umum.
Kedua konsep ini memang sering digunakan dalam pengembangan perangkat lunak untuk memfasilitasi komunikasi antar sistem. Namun, keduanya memiliki tujuan yang relatif berbeda.
Jika webhook adalah mekanisme yang memungkinkan sistem memberitahu sistem lain secara otomatis tentang peristiwa tertentu, maka API bertujuan menjadi protokol yang memungkinkan dua perangkat lunak berkomunikasi satu sama lain.
Perbedaan selanjutnya juga terletak di bagaimana cara mereka beroperasi. Pada webhook, seluruh proses pengiriman data berlangsung secara otomatis.
Konsep callback HTTP pada webhook dapat diumpamakan seperti saat Anda berlangganan majalah. Dengan sekali berlangganan, maka Anda dapat menerima setiap edisi terbarunya di kemudian hari tanpa memerlukan aksi lanjutan.
Sedangkan pada API, seluruh proses pengiriman data harus dilakukan berdasarkan sebuah permintaan.
Karena komunikasi antar sistem pada webhook berlangsung secara otomatis, maka mekanisme ini cenderung membutuhkan lebih sedikit resource server jika dibandingkan dengan API.
Dalam ruang lingkup API, setiap permintaan data harus dilakukan secara manual sehingga menurunkan performa dan efisiensi resource yang terlibat di dalamnya.
Jika ditinjau dari segi keamanan, API memang dapat menjamin keamanan lebih baik. Mengapa demikian?
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, proses transfer data pada API hanya dilakukan setelah menerima permintaan. Artinya, setiap jenis dan jumlah data yang diterima dapat diperiksa dan dikontrol lebih lanjut.
Sedangkan webhook tidak cukup baik dalam mengendalikan jumlah dan interval setiap data karena prosesnya berjalan secara otomatis sehingga membuatnya rentan terhadap overload.
Berikut adalah rangkaian cara yang dapat Anda lakukan untuk mengimplementasikan webhook pada sejumlah media:
Apabila dikategorikan berdasarkan tujuannya, terdapat tiga cara yang dapat Anda praktikkan. Berikut penjelasan selengkapnya.
Metode Pipe adalah metode yang menitikberatkan pada penggunaan saluran komunikasi langsung antara dua sistem.
Saluran komunikasi tersebut digunakan untuk mengirim data atau informasi secara instan dari sumber ke sistem penerima.
Sehingga, ketika suatu peristiwa atau pembaruan terjadi di sumber, data kemudian segera dialirkan melalui saluran komunikasi ke sistem penerima yang telah ditetapkan sebelumnya.
Metode Pipe sering digunakan untuk notifikasi real-time dan pembaruan cepat guna mengurangi latensi atau keterlambatan pembagian informasi antar-sistem.
Metode Plugin melibatkan integrasi fungsionalitas tambahan ke dalam sistem.
Dalam metode ini, alat yang berfungsi sebagai pemicu utama akan menjalankan plugin tertentu yang telah terpasang pada sistem penerima.
Sebagai contoh, suatu peristiwa yang terjadi di sistem sumber akan memicu plugin untuk menjalankan serangkaian tindakan tertentu di sistem penerima.
Metode ini memberikan fleksibilitas ekstra karena memungkinkan penyesuaian fungsionalitas sistem penerima sesuai kebutuhan melalui penggunaan plugin yang berbeda.
Metode Push adalah pendekatan yang mengedepankan konsep pembaruan aktif dari sumber ke sistem penerima.
Artinya, sistem sumber secara aktif mendorong data atau informasi ke sistem penerima tanpa adanya permintaan khusus.
Sehingga, ketika peristiwa tertentu terjadi di sumber, sistem tersebut akan secara otomatis mengirimkan data terkait ke sistem penerima.
Metode Push berguna dalam skenario yang membutuhkan respons waktu cepat tanpa langkah-langkah tambahan dari sistem penerima untuk meminta informasi.
Umumnya, setiap aplikasi memiliki cara konfigurasi yang berbeda satu sama lain. Namun, secara garis besar, tiga langkah konfigurasi yang bisa Anda lakukan adalah:
Langkah pertama adalah memperoleh URL dari aplikasi penerima data. URL ini akan menjadi alamat tempat data akan dikirim oleh aplikasi pemberi data.
Pergi ke aplikasi pemberi data, biasanya dalam pengaturan atau bagian konfigurasi webhook. Ini akan berbeda-beda tergantung pada aplikasinya. Dalam beberapa kasus, Anda mungkin perlu membuatnya terlebih dahulu jika belum ada yang tersedia.
Di dalam aplikasi pemberi data, Anda akan menemukan opsi untuk memasukkan URL webhook yang telah Anda peroleh sebelumnya. URL ini adalah tempat aplikasi pemberi data akan mengirim data.
Setelah Anda memasukkan URL, Anda biasanya akan diminta untuk menentukan parameter dan event trigger yang sesuai.
Langkah ini penting dalam proses konfigurasi, karena Anda perlu menentukan jenis peristiwa atau data apa yang akan memicu pengiriman.
Misalnya, Anda dapat mengaturnya untuk menerima notifikasi setiap kali ada pesan baru atau transaksi berhasil.
Sebelum menyimpan konfigurasi, Anda sangat disarankan untuk mengujinya telebih dahulu. Beberapa aplikasi pemberi data menyediakan opsi untuk mengirim permintaan uji ke webhook yang akan memungkinkan Anda melihat apakah semuanya berfungsi dengan baik.
Setelah Anda yakin bahwa konfigurasinya benar dan berfungsi dengan baik, Anda dapat menyimpan pengaturan tersebut.
Selanjutnya, Anda perlu memantau dan mengelolanya secara berkala. Pastikan bahwa setiap komponen di dalamnya tetap aktif dan ditangani dengan benar. Jika ada masalah, Anda perlu mengatasi masalah tersebut.
Dalam prosesnya, Anda mungkin diminta untuk melengkapi sejumlah informasi tambahan seperti:
Konfigurasi ini adalah mekanisme yang dapat Anda manfaatkan untuk menerima informasi terbaru secara real-time mengenai sejumlah peristiwa seperti:
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?