Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Terakhir diperbarui: Jun 08, 2023
Disclaimer: Panduan SEO cmlabs ini berisi informasi lengkap tentang SEO, seperti pengantar dan panduan umum. Anda mungkin saja mengunjungi laman SEO Terms di cmlabs.co melalui pihak ketiga atau tautan website asing. Kami tidak bertanggung jawab atas keakuratan atau keandalan informasi apa pun yang ditawarkan oleh situs web pihak ketiga.
Dalam memanajemen website, Anda tentu memerlukan beberapa tools pendukung, seperti CMS, Google Data Studio, hingga Google Search Console.
Namun, tahukah Anda bahwa tools-tools tertentu seperti Google Search Console dapat dikustomisasi dengan kode program tertentu, untuk memudahkan Anda dalam memanajemen situs?
Panduan kali ini akan menjelaskan tentang pengertian, hingga cara konfigurasi Google Search Console API. Langsung saja, simak penjelasannya berikut ini.
Pada dasarnya, Google Search Console, atau GSC memiliki sejumlah bagian. Sebagai contoh, Anda dapat berfokus pada laporan “Performance”. Halaman “Performance” dapat dilihat pada bagian dasbor GSC.
Begitu berada di dalam laporan "Performance", data untuk kueri dan halaman baru dapat diakses.
Secara tak langsung, hal ini mengungkapkan salah satu masalah atau batasan dalam GSC, yakni kueri dan data halaman berada di halaman yang terpisah.
Dengan kata lain, jika Anda ingin melihat kueri yang memperoleh peringkat untuk halaman tertentu, hal ini mengharuskan Anda untuk mengklik "Pages" terlebih dahulu, pilih halaman, lalu klik "Back" untuk kembali ke "Query".
Hal ini lantas menimbulkan pengalaman pengguna yang kurang baik, dengan cara operasionalnya yang cukup rumit.
Masalah dan pembatasan lainnya adalah dalam hal mengekspor data.
Akan tetapi, Anda bisa menghindari hal ini dengan memanfaatkan Google Search Console API, dan menyusun konfigurasi yang lebih mudah untuk Anda.
Sekarang, Anda telah mengetahui bahwa pada dasarnya, Google Search Console memiliki beberapa batasan, diantaranya: rumitnya menghubungkan data kueri dengan data halaman, serta pembatasan ekspor data.
Jika UI dari Google Search Console merepresentasikan tampilan default pabriknya, maka Google Search Console API mewakili pengaturan yang Anda kustomisasi sendiri.
Untuk melakukan ini, Anda membutuhkan lebih banyak usaha, akan tetapi hal ini mampu memberi Anda lebih banyak kontrol, serta membuka lebih banyak kemungkinan pengaturan terutama dalam hal kueri dan data.
Google Search Console API adalah suatu cara untuk terhubung ke data dalam akun Anda, membuat lebih banyak permintaan yang sesuai kebutuhan, serta mendapatkan hasil yang lebih sesuai dengan kebutuhan.
Bahkan, dengan Google Search Console API, Anda dapat melewati pengaturan default pabrik seperti ekspor yang dibatasi hingga 1.000 baris, dan menciptakan konfigurasi yang Anda bisa kustomisasi sendiri sesuai kebutuhan.
Setelah mengetahui pengertian dari Google Search Console API, selanjutnya Anda akan mengetahui beberapa metode API untuk menganalisis data.
Berikut ini 4 metode API untuk analisis data yang lebih baik.
Jenis API yang satu ini menawarkan metode untuk debugging dan mengoptimalkan halaman tertentu di suatu website.
Hal ini disesuaikan dengan data indeks yang tersedia di alat inspeksi URL, yang meliputi hasil analisis yang berisi status indeks, AMP, rich result, dan lain sebagainya.
Situs besar, SEO tools, dan CMS dapat menggunakan API ini untuk membantu pengguna dalam mengoptimasi situs, memantau perubahan, dan mendiagnosis masalah tertentu yang mungkin terjadi pada sebuah situs.
API situs merupakan jenis API yang memungkinkan pengguna untuk menambahkan atau menghapus sebuah situs di GSC, dan mengambil informasi untuk situs tertentu.
API situs juga memungkinkan Anda untuk mencantumkan semua situs GSC pengguna, dan pengaturan privasi atau izin untuk masing-masingnya.
API situs sangat cocok diimplementasikan untuk CMS, website besar, dan agensi SEO yang ingin mengelola akses dengan lebih efisien.
Search Analytics API menyediakan data terkait performa suatu website di penelusuran Google, seperti klik, tayangan, dan average position yang dikelompokkan berdasarkan kueri, halaman, negara, dan lain sebagainya.
Search Analytics API menawarkan lebih banyak data daripada sekedar UI atau ekspor spreadsheet, dengan hingga 50.000 sampel untuk situs web yang lebih besar.
Search Analytics API cocok digunakan oleh perusahaan yang ingin menerapkan model lanjutan untuk menganalisis kinerja suatu kueri, atau menggabungkan data dari Google dengan sumber lain.
Sitemap API bekerja dengan cara mengambil informasi tentang peta situs atau sitemap yang dikirimkan ke penelusuran Google, seperti status pemrosesan, waktu pengunduhan terakhir, dan peringatan yang ada.
Jenis API yang satu ini juga dapat digunakan untuk mengirim dan menghapus sitemap pada sebuah situs.
Sitemap API cocok digunakan oleh website besar dengan banyak merek, atau CMS yang perlu mengelola sitemap secara terprogram.
Pada dasarnya, proses konfigurasi memerlukan serangkaian kode program yang harus diimplementasikan.
Akan tetapi, sebelum memulai memainkan kode, pastikan bahwa Anda telah mengaktifkan Google Search Console API untuk website atau properti Anda, dan menyiapkan service account dengan kredensial akses yang tepat untuk mengirim permintaan menggunakan GSC API.
Berikut ini langkah-langkahnya:
Catatan: Hanya pemilik properti yang telah terverifikasi yang dapat melakukan langkah-langkah di atas.
Setelah Anda mengkonfigurasi kredensial akses dengan benar, Anda dapat langsung memulai bagian pemrograman awal.
Di bagian ini, Anda harus menyiapkan autentikasi dan juga memastikan bahwa kredensial Anda telah dikonfigurasi dengan benar.
Buka terminal, kemudian mulailah proyek node baru dan instal paket yang diperlukan, diantaranya:
Di direktori yang sama, Anda juga perlu menempatkan file keys.json yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian, buatlah file index.js baru dan gunakan kode program berikut:
const {google} = require('googleapis');
const {JWT} = require('google-auth-library');
const searchconsole = google.searchconsole('v1');
const keys = require('PATH_TO_KEYS.JSON_FILE')
const client = new JWT({
email: 'keys.client_email',
key: 'keys.private_key',
scopes: ['https://www.googleapis.com/auth/webmasters','https://www.googleapis.com/auth/webmasters.readonly'],
});
google.options({auth: client});
//
const resSiteList = await searchconsole.sites.list({});
console.log(resSiteList.data);
Jika Anda tidak menemukan properti Anda di daftar situs yang dikembalikan, periksa apakah Anda telah menambahkan service account ke properti yang tepat di Google Search Console.
Cara mengkonfigurasi Google Search Console API yang kedua adalah untuk submit URL baru supaya diindeks oleh Google.
Baik halaman produk atau postingan blog baru, tentu Anda ingin membuatnya mudah ditemukan oleh pengguna secepat mungkin.
Untuk mewujudkan hal ini, Anda dapat mengikuti langkah berikut dengan mengirimkan sitemap yang diperbarui ke titik akhir sitemap sebagai langkah otomatis dalam alur kerja CI/CD.
const res = await searchconsole.sitemaps.submit({
// The URL of the actual sitemap. For example: `https://namasitusanda.com/sitemap.xml`.
feedpath: 'placeholder-value',
// The site's URL, including protocol. For example: `https://namasitusanda.com/`.
siteUrl: 'placeholder-value',
});
console.log(res.data);
}
Cara mengkonfigurasi Google Search Console API yang selanjutnya adalah untuk memeriksa apakah sebuah URL telah diindeks atau belum.
Setelah Anda mengirimkan URL baru untuk diindeks Google, perayapan situs sebenarnya dapat berlangsung hingga beberapa minggu.
Agar tidak perlu memeriksa secara manual, Anda dapat menyiapkan tugas terjadwal untuk memeriksa status URL yang baru dikirimkan dan melihat apakah URL tersebut telah diindeks atau belum. Anda dapat mengikuti kode program berikut ini:
const resInspectURL = await searchconsole.urlInspection.index.inspect({
// Request body metadata
requestBody: {
// request body parameters
// {
"inspectionUrl": "https://namasitusanda.com/blog/nodejs-https-imports",
"languageCode": "en-US",
"siteUrl": "https://namasitusanda.com"
// }
},
});
console.log(resInspectURL.data);
Cara mengkonfigurasi Google Search Console API yang terakhir adalah untuk memeriksa perubahan click dan impression pada situs Anda.
Jika situs Anda telah berhasil diindeks, Anda mungkin ingin melihat bagaimana impression atau kliknya yang berubah dari waktu ke waktu untuk konten terbaru Anda.
Anda dapat melakukannya dengan memanfaatkan kode berikut untuk melakukan hal ini:
const resSearchAnalytics = await searchconsole.searchanalytics.query({
// The site's URL, including protocol. For example: `http://www.example.com/`.
siteUrl: 'https://namasitusanda.com',
requestBody: {
"endDate": "2022-03-08",
"startDate": "2022-03-01",
"dimensions": ["date"]
},
});
console.log(resSearchAnalytics.data.rows);
Sekian pembahasan mengenai Google Search Console API, mulai dari pengertian, jenis API, hingga cara konfigurasinya.
Untuk membantu Anda dalam mengelola website, termasuk konfigurasi pada Google Search Console-nya, Anda dapat menggunakan jasa SEO dari cmlabs.
Sebab, jasa SEO dari cmlabs tak hanya mampu mengatasi masalah on page pada situs Anda, namun juga off page, technical, dan berbagai permasalahan lainnya.
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?
Gratis di semua peramban berbasis Chromium
Gratis di semua peramban berbasis Chromium
Sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dalam wacana pemasaran, saya ingin menanyakan perspektif Anda tentang dampak strategi pemasaran SEO dalam memfasilitasi ekspansi perusahaan dalam kaitannya dengan keberadaan virtual