Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Terakhir diperbarui: Jun 20, 2024
The eventualities merupakan sebuah keniscayaan yang mendorong setiap pelaku usaha untuk menyiapkan skenario dan beradaptasi. Saksikan podcast Anti-Trivial bersama Mas Rochman, Bro Jimmy, dan Pak Agus; kombinasi antara pelaku usaha, pemodal, dan pemimpin perusahaan, yang akan membahas bagaimana meningkatkan kewaskitaan para pemimpin perusahaan dalam menyambut tahun 2025. Jangan lewatkan edisi spesial akhir tahun cmlabs Class ke-24 ini, dalam judul "New vs Conventional Search Engine. Prepare for the Eventualities!"
Lihat Detail EventBacklog adalah istilah yang mengacu pada daftar pekerjaan yang perlu diselesaikan atau ditangani oleh sebuah tim atau individu.
Istilah backlog ini sering digunakan dalam proses pengembangan produk, dapat berupa perangkat lunak oleh DevOps engineer, produk bisnis secara umum, atau bahkan dalam manajemen proyek berskala besar.
Backlog adalah daftar tugas dalam manajemen produk yang diatur berdasarkan tingkat atau skala prioritas agar proses penyelesaiannya dapat berjalan dengan lebih efektif.
Backlog juga membantu mempermudah kerjasama tim dan memastikan bahwa pekerjaan paling krusial dijadikan prioritas dan diberi perhatian lebih.
Dalam proses pengembangan produk, daftar prioritas pengerjaan tugas ini biasa disebut sebagai product backlog.
Product backlog adalah teknik yang efektif untuk memecah tugas-tugas berdasarkan skala prioritas.
Secara keseluruhan, teknik ini melibatkan pembagian tugas ke dalam beberapa kelas dan periode waktu tertentu untuk menciptakan proses pengerjaan yang lebih terstruktur.
Adapun sejumlah faktor yang dijadikan dasar dalam penentuan prioritas ini antara lain:
Setelah mengetahui apa itu backlog, Anda mungkin penasaran mengapa backlog ini penting bagi tim perancangan dan pengembangan produk.
Secara umum, backlog adalah daftar tugas yang akan terus berlanjut dan mencakup segala aspek pengembangan dan manajemen produk.
Keberadaannya tentu sangat penting karena hanya dengan backlog inilah efisiensi waktu dan alur kerja dalam pengembangan produk dapat berjalan lancar dan meminimalisir adanya hambatan.
Product backlog adalah wadah yang berperan untuk menampung berbagai masukan terkait pengembangan dan manajemen produk, yang dapat membahas fitur atau peningkatan kualitas atas suatu produk.
Dengan adanya product backlog, seluruh ide dan saran tersebut dapat tetap terdokumentasi bersamaan dengan banyak prioritas lainnya.
Saat tiba saatnya untuk mengevaluasi, product owner (orang yang bertanggung jawab atas proyek dan product backlog) dapat melangsungkan diskusi untuk menentukan apakah saran yang tercatat pada daftar backlog patut diimplementasikan atau tidak.
Perlu dicatat bahwa, product backlog ini juga mencakup jenis seperti perbaikan bug, penambahan fitur baru, dan pembaruan infrastruktur.
Oleh karena itu, product backlog tidak hanya berperan sebagai pemandu agar tugas berjalan efisien tetapi juga sebagai manajemen landasan yang solid untuk meningkatkan kualitas dan responsivitas terhadap kebutuhan pasar.
Adapun beberapa tujuan dari product backlog adalah:
Secara umum, terdapat 3 jenis backlog yang dikategorikan berdasarkan jenis tugasnya. Berikut penjelasan selengkapnya.
Architectural backlog adalah salah satu bagian vital dalam pengembangan perangkat lunak yang memastikan keberlanjutan dan daya tangguh sistem.
Fokus utamanya adalah membangun, memelihara, dan meningkatkan arsitektur sistem. Oleh karena itu, penjelasan tugas dalam architectural backlog umumnya menggunakan kalimat singkat, padat, dan jelas guna memberi arahan konkret kepada tim pengembangan.
Contoh: “Lakukan upgrade pada cmlabs tools ke versi terbaru”
Berbeda dengan tipe sebelumnya, functional backlog adalah jenis yang memberi penjelasan mendetail tentang suatu kebutuhan dalam proses pengembangan.
Umumnya, functional backlog dilakukan melalui user story untuk memvisualisasikan bagaimana sistem akan digunakan.
Oleh karena itu, penjelasannya menggunakan 3 komponen utama, yaitu:
Contoh: “Sebagai user, saya menggunakan Title & Meta Checker Tool by cmlabs, sehingga visualisasi metadata dapat dinavigasi secara akurat.”
Technical debt adalah daftar tugas pada backlog yang muncul sebagai konsekuensi dari kualitas pekerjaan yang diluar ekspektasi.
Artinya, fenomena ini biasanya muncul apabila produk telah diluncurkan sehingga jenis backlog technical debt selalu menjadi prioritas utama untuk dikerjakan.
Perintah technical debt umumnya disampaikan secara ringkas dan jelas serta mencakup informasi perbaikan yang diperlukan.
Contoh: “Terjadi error saat ingin mengulang proses cek secara berturut-turut.”
Product backlog adalah bagian penting yang bukan hanya berperan sebagai sekadar daftar tugas. Beberapa karakteristik mendasar perlu diperhatikan untuk memastikan efektivitas dan kelancaran proses pengembangan.
Adapun contoh product backlog yang baik dan optimal antara lain:
Apabila Anda berniat memaksimalkan strategi pemasaran bisnis online, Anda tentu perlu memastikan proses pengembangan website atau web app berjalan baik terlebih dahulu.
Untuk itu, diperlukan kolaborasi integratif dan berkelanjutan antar para anggota tim melalui product backlog.
Berikut adalah panduan contoh product backlog dan cara membuatnya agar optimal.
Menyusun product backlog dapat dimulai dengan langkah krusial yaitu menentukan Product Goal.
Product Owner berperan penting dalam langkah ini, karena data terkait kebutuhan bisnis (business needs) atau tujuan produk harus dipahami secara menyeluruh terlebih dahulu.
Untuk mengidentifikasi kebutuhan bisnis yang perlu dipenuhi atau masalah yang ingin diatasi, Anda bisa menganalisis:
Langkah selanjutnya dalam membuat backlog adalah menentukan PBI. Dalam proses ini, Anda harus mempertimbangkan sejumlah komponen utama PBI, di antaranya:
Langkah selanjutnya adalah menetapkan urutan prioritas. Ini adalah tahapan kritis untuk memastikan tim dapat fokus pada pekerjaan.
Untuk menentukan skala prioritas, Anda dapat mengamati Business Value Analysis. Artinya, PBI diurutkan mulai dari yang memiliki value tertinggi hingga terendah.
Setelah PBI memiliki urutan prioritas dan estimasi bobot, langkah selanjutnya dalam menyusun backlog adalah menentukan sprint velocity, yaitu jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam satu sprint.
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?