Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Terakhir diperbarui: Oct 25, 2023
Disclaimer: Panduan SEO cmlabs ini berisi informasi lengkap tentang SEO, seperti pengantar dan panduan umum. Anda mungkin saja mengunjungi laman SEO Terms di cmlabs.co melalui pihak ketiga atau tautan website asing. Kami tidak bertanggung jawab atas keakuratan atau keandalan informasi apa pun yang ditawarkan oleh situs web pihak ketiga.
DevOps Engineer adalah pekerjaan yang berfokus untuk memfasilitasi kolaborasi dan integrasi antara tim pengembangan (developers) dan tim operasi TI (IT operations).
Mereka menerapkan pendekatan yang mengedepankan kolaborasi, otomatisasi, dan penggunaan tool untuk mempercepat siklus pengembangan, penerapan, serta pengiriman software.
Dengan cara ini, seorang DevOps Engineer bisa membantu mengatasi hambatan antara tim developers dan IT operations serta meningkatkan efisiensi dan responsivitas dalam menghadapi tantangan bisnis.
Melalui panduan berikut, Anda bisa mendapatkan informasi lengkap mengenai apa itu DevOps Engineer beserta pembahasan mengenai tanggung jawab serta skill yang wajib dimiliki.
DevOps Engineer adalah seorang profesional di bidang teknologi informasi (TI) yang berperan penting dalam menghubungkan dunia pengembangan (development) dan siklus hidup pengembang (software development life cycle) dalam sebuah sistem, mulai dari pengkodean, manajemen infrastruktur, hingga administrasi sistem.
Profesi ini belum lama muncul dan mulai mendapatkan pamor pada tahun 2010-an. Istilah “DevOps” sendiri ditemukan oleh Patrick Debois pada tahun 2009.
DevOps Engineer adalah profesi dengan pendekatan kolaboratif yang mengintegrasikan tim developers dan IT operations untuk menghadirkan produk software berkualitas tinggi dengan waktu loading cepat dan maintenance efisien.
Profesi ini memiliki peran dalam lingkup pengembangan software dan operasi TI.
Berikut adalah penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab utama DevOps Engineer adalah sebagai berikut:
Seorang DevOps Engineer bertanggung jawab untuk mengatur dan mengelola proyek-proyek pengembangan dan pengoperasian software.
Mereka mempunyai kewajiban untuk membantu dalam perencanaan, penjadwalan, dan pelaksanaan tugas-tugas terkait proyek development.
Di samping itu, profesi ini juga perlu berkoordinasi dengan tim pengembangan dan operasi untuk memastikan tujuan proyek tercapai sesuai dengan waktu serta anggaran yang ditetapkan.
Salah satu tugas utama DevOps Engineer adalah melakukan automasi tugas-tugas berulang dalam siklus pengembangan dan operasi. Hal ini perlu dilakukan karena task berulang bisa membuat pekerjaan menjadi kurang efektif.
Untuk melakukannya, mereka menggunakan bahasa pemrograman dan alat otomasi untuk mengotomatisasi proses pengujian, penerapan, dan pemeliharaan software.
Cara ini membantu meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko kesalahan yang bisa terjadi karena human error.
DevOps Engineer adalah profesi yang berfokus pada pendekatan CI/CD (Continuous Integration/Continuous Deployment). Pendekatan ini akan membantu dalam meningkatkan infrastruktur TI dalam organisasi.
Dari sini, mereka dapat merancang, mengimplementasikan, dan memelihara infrastruktur untuk mendukung pengembangan dan operasi software.
Aktivitas tersebut melibatkan beberapa tindakan, meliputi:
Apabila terdapat error dan masalah yang terjadi pada suatu sistem, maka DevOps Engineer adalah orang yang bertanggung jawab untuk menyampaikan laporan kepada tim berwenang untuk memperbaikinya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, mereka perlu memonitor performa dan ketersediaan infrastruktur serta aplikasi secara berkala.
Dalam implementasinya, seorang DevOps Engineer menggunakan tool pemantauan untuk mengidentifikasi masalah dan kesalahan yang bisa terjadi.
Release cycles merupakan siklus perkembangan software mulai dari masa awal pembuatan hingga fase perilisan ke pengguna.
Pada siklus tersebut, DevOps Engineer membantu dalam mengoptimasi siklus tersebut dengan mengurangi waktu antara pengembangan fitur, memprioritaskan komponen penting, serta memperkenalkan software dan teknologi baru.
Di samping itu, profesi ini juga perlu melakukan automasi penerapan dan proses pengujian software, sehingga bisa melakukan release cycles lebih sering dan konsisten.
Terakhir, tugas dan tanggung jawab seorang DevOps Engineer adalah melakukan benchmarking performa. Tindakan ini perlu dilakukan untuk mengukur performa sistem dan aplikasi.
Dalam pelaksanaanya, mereka bertanggung jawab untuk melakukan load testing untuk memastikan infrastruktur dan aplikasi dapat menangani beban pengguna yang tinggi.
Dengan begitu, DevOps Engineer bisa mengidentifikasi titik lemah dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan performa.
Agar bisa melakukan tugas dan tanggung jawab yang sudah dijelaskan di atas, seorang DevOps Engineer perlu memiliki berbagai skill.
Berikut beberapa skill yang diperlukan oleh DevOps Engineer adalah:
DevOps Engineer harus memiliki pemahaman yang kuat tentang sistem operasi Linux, seperti:
Di sisi lain, mereka juga harus mengetahui cara mengoperasikan server Linux dan memiliki skill dalam bahasa scripting, seperti Python, Bash, atau Ruby untuk mengotomatisasi task rutin dan pemantauan.
Terdapat beberapa alat dan teknologi yang harus dikuasai seorang DevOps Engineer adalah:
Skill dalam menggunakan layanan cloud seperti AWS (Amazon Web Services), Microsoft Azure, Google Cloud Platform, atau layanan lainnya merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh DevOps Engineer.
Melalui cloud, mereka bisa mengelola dan mengoptimalkan infrastruktur manajemen basis data dan jaringan.
Bagi seorang DevOps Engineer, kemampuan coding diperlukan untuk mengembangkan dan mengintegrasikan alat-alat otomasi, memperbaiki skrip, dan menyesuaikan alur kerja.
Maka dari itu, mereka perlu memiliki pemahaman yang kuat tentang bahasa pemrograman seperti Python, Java, JavaScript, dan lain-lain.
Skill lain yang harus dimiliki DevOps Engineer adalah kemampuan untuk mengotomatisasi proses pengujian, penerapan, pemeliharaan, dan pemantauan infrastruktur dan aplikasi.
Melalui automasi, mereka bisa memastikan proses kerja berjalan konsisten, efisien, dan mengurangi human error.
Seorang DevOps Engineer harus mempunyai pemahaman mengenai berbagai jenis testing, termasuk pengujian unit, integrasi, beban, hingga fungsional.
Testing perlu dilakukan untuk memastikan software bekerja dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan.
Keamanan merupakan aspek penting dalam pengembangan dan pengoperasian software. DevOps Engineer harus memiliki pemahaman tentang praktik keamanan dan menerapkan langkah-langkah untuk melindungi infrastruktur dan aplikasi dari potensi ancaman hacking.
Salah satu tugas utama DevOps Engineer adalah melakukan monitoring, khususnya performa infrastruktur dan aplikasi.
Tugas ini harus dilakukan secara berkala untuk mengidentifikasi masalah dan kesalahan. Oleh karena itu, mereka harus menguasai tools pemantauan dan memiliki pemahaman tentang metrik performa yang relevan.
Containerization adalah kemampuan untuk mengelola dan menggunakan teknologi kontainer seperti Docker dan Kubernetes.
Skill ini perlu dipahami oleh DevOps Engineer untuk membangun dan mengelola ekosistem pengembangan dan produksi.
Skill lain yang harus dimiliki oleh DevOps Engineer adalah pemahaman tentang CI/CD dan konfigurasi alur kerja integrasi berkelanjutan.
Kemampuan ini akan berguna untuk memastikan software dapat diuji, diintegrasikan, dan diterapkan secara otomatis dan konsisten.
Skill terakhir yang harus ada pada diri DevOps Engineer adalah pemahaman mengenai sistem manajemen versi seperti Gitlab dan Bitbucket.
Melalui manajemen versi, mereka bisa mengelola kode dan perubahan ketika mengembangkan software.
Demikian penjelasan mengenai DevOps Engineer beserta dengan tugas dan tanggung jawab serta skill yang harus dimiliki.
Tanpa kehadiran mereka, teknologi yang dihasilkan tidak akan bisa berjalan efektif dan efisien. Salah satu bentuk teknologi tersebut adalah website.
Namun, perlu diingat bahwa apabila Anda ingin mewujudkan website dengan performa optimal, maka mengandalkan kemampuan DevOps Engineer saja tidaklah cukup.
Untuk melakukan optimasi seutuhnya, Anda memerlukan penerapan strategi SEO yang terencana dan terstruktur agar bisa mendapatkan organic traffic berkualitas, meningkatkan visibilitas pada SERP, hingga membangun kepercayaan pelanggan.
Apabila Anda mengalami kesulitan untuk membuat strategi optimasi pada mesin pencari (search engine), Anda dapat menggunakan Jasa SEO dari cmlabs untuk mendapatkan bantuan dari spesialis SEO kami guna mendorong pertumbuhan bisnis dan menduduki peringkat teratas di mesin pencarian.
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?
Gratis di semua peramban berbasis Chromium
Gratis di semua peramban berbasis Chromium
Sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dalam wacana pemasaran, saya ingin menanyakan perspektif Anda tentang dampak strategi pemasaran SEO dalam memfasilitasi ekspansi perusahaan dalam kaitannya dengan keberadaan virtual