Kami menggunakan cookies

Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..

Dimana Anda dapat melihat hasil karya kami?
Tempat kecil membuat kombinasi, namun persilangan yang terjadi didalamnya tidak memberikan banyak kombinasi. Jadi, berhati-hatilah dalam membuat justifikasi, terutama SEO.

Perbedaan B2B dan B2C

Terakhir diperbarui: Jun 19, 2023

6 Perbedaan B2B dan B2C yang Utama

Apabila diperhatikan dengan seksama, perbedaan B2B dan B2C bisa dilihat secara langsung. B2B (business to business) merupakan bisnis yang menjual produk atau jasanya ke bisnis lain. 

Sementara B2C (Business to Consumers) adalah bisnis yang menjual langsung produk atau jasa kepada end-customer.

Untuk lebih lengkapnya, perbedaan B2B dan B2C terdapat di hubungan pelanggan, branding, proses pengambilan keputusan, target audiens, dan ad copy

Berikut penjelasannya:  

1. Hubungan Pelanggan

Perbedaan B2B dan B2C yang pertama adalah hubungan pelanggan. B2B berfokus untuk membangun hubungan jangka panjang yang kuat antara perusahaan. 

Kondisi ini terjadi karena bisnis B2B memiliki prioritas untuk menghasilkan leads yang memenuhi kebutuhan dan solusi bisnis pelanggan. Hasilnya, bisnis B2B memiliki hubungan yang lebih personal dengan pelanggan.

Di sisi lain, bisnis B2C memiliki tujuan untuk mendorong konsumen agar tertarik dengan produk, lalu melakukan pembelian. Untuk melakukan ini, bisnis B2C biasanya menggunakan marketing funnel

Selain itu, bisnis ini sangat mengandalkan efisiensi dan meminimalkan jumlah waktu yang dihabiskan untuk mengenal pelanggan.

Akibatnya, hubungan dengan pelanggan bersifat transaksional dan berfokus pada kebutuhan individual konsumen. 

2. Branding

Strategi branding pada bisnis B2B dan B2C juga memiliki perbedaan. Branding yang dilakukan oleh bisnis B2B bertujuan untuk memposisikan diri di pasar agar dapat membantu mendorong brand recognition dan lead generation

Branding di bisnis B2B akan berfokus pada reputasi, kepercayaan, dan hubungan bisnis yang solid antara perusahaan. Hal ini melibatkan penyampaian pesan profesional dan menyoroti nilai-nilai bisnis yang relevan. 

Berbeda halnya dengan bisnis B2C. Branding di bisnis ini melakukan branding untuk lebih berorientasi pada citra brand yang menarik, permainan emosi, dan pemberian user experience yang positif.

Untuk itu, bisnis B2C sangat mengandalkan pemasaran yang kreatif dan menggugah emosi konsumen. Hasilnya, bisnis ini dapat  menciptakan loyalitas pelanggan, terhubung secara emosional, dan mendorong mereka untuk melakukan pembelian.  

3. Proses Pengambilan Keputusan

Perbedaan B2B dan B2C lainnya adalah proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan dalam B2B melibatkan banyak komunikasi antara bisnis untuk menentukan kecocokan antar pihak. 

Selama proses pengambilan keputusan, bisnis B2B harus melakukan evaluasi terhadap kebutuhan perusahaan atau pekerja individu mereka. Terkadang hal ini melibatkan motivasi rasional dan emosional.

Motivasi rasional adalah motivasi yang biasanya dipengaruhi oleh keadaan finansial. Sementara itu, motif emosional adalah hubungan emosional dengan perusahaan atau pekerja individu.

Dalam bisnis B2C, proses pengambilan keputusan lebih sering dilakukan oleh individu. Dalam prosesnya biasanya dipengaruhi oleh faktor emosional, preferensi pribadi, dan pertimbangan harga.

4. Target Audiens

Perbedaan B2B dan B2C yang mencolok adalah target audiens. Bisnis B2B biasanya bergerak di niche market. Pasar ini harus memahami target audiens secara mendalam.

Target audiens dari B2B biasanya terfokus pada institusi atau stakeholder. Contohnya adalah perusahaan, pemilik bisnis, atau pekerja profesional yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan bisnis. 

Tidak seperti bisnis B2B, bisnis B2C berada di pasar dengan skala yang lebih besar. Pasar ini memiliki target audiens berupa konsumen akhir yang mencari produk atau layanan untuk kebutuhan pribadi mereka.

Untuk menarik target audiens tersebut, B2C menggunakan marketing funnel, salah satunya adalah AIDA.

Pada tahap awal marketing funnel, bisnis ini akan menjalankan strategi pemasaran untuk menggugah emosi konsumen dan mendapatkan beberapa leads berkualitas.

Nantinya, leads tersebut akan dikonversi untuk mendapatkan sales.

5. Ad Copy

Perbedaan B2B dan B2C juga terdapat dari pendekatan pada ad copy. Pada bisnis B2B, ad copy cenderung berfokus pada keunggulan produk, solusi bisnis, dan manfaat praktis yang ditawarkan kepada perusahaan. Pesan yang disampaikan biasanya lebih rasional dan berbasis fakta. 

Sementara itu, ad copy pada bisnis B2C menggunakan pendekatan yang bisa membujuk pelanggan untuk mengklik iklan.

Pesan yang disampaikan cenderung lebih emosional, menggugah perasaan, dan menyoroti manfaat langsung bagi konsumen, seperti kenyamanan, kepuasan, atau peningkatan status sosial.

6. Strategi SEO

Optimasi website berbasis SEO untuk bisnis B2B dan B2C memiliki perbedaan di beberapa sisi, utamanya riset keywordcontent marketing, dan jumlah trafik.

Pada B2B, riset keyword dilakukan dengan memperhatikan kueri khusus niche industri. Sedangkan B2C mengutamakan penggunaan keyword yang umum untuk kehidupan sehari-hari.

Adapun dari sisi konten, B2B bertujuan mengedukasi atau memberikan konten informatif seputar produk/layanan bisnis.

B2C sendiri mementingkan konten yang mendatangkan banyak pengunjung dengan memperbanyak jangkauan audiens.

Di sisi trafik, B2B tidak begitu mementingkan volume pencarian tinggi dibandingkan dengan B2C yang menggunakan keyword umum.

Trafik SEO B2B lebih banyak datang dari pengunjung yang betul-betul mencari kebutuhan perusahaan. Sedangkan audiens B2C tidak tersegmentasi seperti SEO pada B2B.

Mana yang Lebih Baik?

Perbedaan B2B dan B2C yang telah disebutkan membuat pertanyaan di atas tidak memiliki jawaban pasti.

Keputusan model bisnis mana yang lebih baik sangat bergantung pada latar belakang, keahlian, dan pengetahuan yang bisa ditawarkan kepada pasar. 

Perbedaan B2B dan B2C yang paling mudah terlihat adalah pasar. B2B bergerak di pasar yang lebih sempit dan tersegmentasi.

Oleh karena itu, bisnis ini harus fokus pada kualitas pelanggan. Leads yang datang harus relevan dengan bisnis dan memiliki peluang untuk dikonversi menjadi pelanggan.

Untuk mendapatkan leads berkualitas, bisnis B2B tidak bisa melakukan gaya pemasaran yang dilakukan oleh bisnis B2C.

Pemasaran bisnis B2B harus fokus pada edukasi solusi bisnis melalui produk atau jasa yang dijual.

Caranya bisa dilakukan dengan membuat konten yang mengarahkan kepada pemahaman yang lebih mendalam tentang produk atau layanan, manfaat bisnis, studi kasus, dan testimoni pelanggan.

Agar konten bisa menjangkau audiens yang relevan, maka dibutuhkan strategi SEO yang tepat. 

Penerapan SEO untuk bisnis B2B bisa dengan menggunakan keyword spesifik dan industrial, seperti long tail keyword yang mencerminkan kebutuhan dan permasalahan dari target audiens.

Di sisi lain, B2C berada di pasar yang lebih luas daripada dengan bisnis B2B. Namun, pasar ini memiliki persaingan yang lebih ketat.

Agar bisa bersaing, bisnis B2C harus bisa memengaruhi keputusan pembelian konsumen secepat dan sebanyak mungkin.

Model bisnis B2C harus memiliki strategi pemasaran yang berfokus menggugah emosi konsumen, sehingga dapat mendatangkan banyak pengunjung.

Untuk itu, dibutuhkan konten yang menarik, informatif, dan bisa terhubung dengan audiens.

Konten tersebut bisa dipublikasikan di berbagai platform, salah satunya mesin pencari. Publikasi konten di mesin pencari membutuhkan strategi SEO agar mendapatkan hasil yang optimal. 

Strategi SEO pada bisnis B2C bisa dengan menggunakan keyword umum dan relevan dengan produk atau layanan yang ditawarkan.

Keyword tersebut akan mengarahkan konsumen ke konten yang bisa terhubung dengan kebutuhan pribadi, gaya hidup, dan preferensi mereka.

Dari sana, konsumen dapat didorong dan dikonversi untuk melakukan tindakan yang diharapkan.

Mitra kami yang berharga
Aliansi strategis ini memungkinkan kami untuk menawarkan kepada klien-klien kami berbagai solusi inovatif SEO dan pelayanan yang luar biasa. Pelajari Lanjut
cmlabs

cmlabs

Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?

Update Terkini

Butuh bantuan?

Ceritakan tentang kebutuhan SEO Anda, tim marketing kami akan membantu menemukan solusi terbaik.

Berikut daftar tim kami secara resmi dan diakui, hati-hati terhadap penipuan oknum tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan PT cmlabs Indonesia Digital (cmlabs). Baca lebih lanjut
Marketing Teams

Agita

Marketing

Tanya Saya
Marketing Teams

Irsa

Marketing

Tanya Saya
Marketing Teams

Thalia

Business Development Global

Tanya Saya
Marketing Teams

Robby

Business Development ID

Tanya Saya
Marketing Teams

Yuli

Marketing

Tanya Saya
Marketing Teams

Dwiyan

Business & Partnership

Tanya Saya
Marketing Teams

Rohman

Product & Dev

Tanya Saya
Marketing Teams

Said

Career & Internship

Tanya Saya

Mohon maaf, saat ini tool Mobile Friendly Test tidak dapat diakses karena sedang dalam tahap pemeliharaan sistem sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Cek

Tetap up-to-date dengan tool baru kami, cmlabs Surge. Jelajahi tren & event populer!

Cek

Pendapat Anda Berharga! Beri masukan untuk Survei Plagiarism Checker kami?

Cek

Temukan tren bisnis Anda dengan mudah! Kalkulator proyeksi trafik adalah alat yang sempurna untuk membantu Anda memahami permintaan di sektor bisnis Anda. Pilih sektor Anda dan lihat proyeksi trafiknya sekarang!

Cek

Saat ini tidak ada notifikasi...