Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Terakhir diperbarui: Dec 20, 2023
The eventualities merupakan sebuah keniscayaan yang mendorong setiap pelaku usaha untuk menyiapkan skenario dan beradaptasi. Saksikan podcast Anti-Trivial bersama Mas Rochman, Bro Jimmy, dan Pak Agus; kombinasi antara pelaku usaha, pemodal, dan pemimpin perusahaan, yang akan membahas bagaimana meningkatkan kewaskitaan para pemimpin perusahaan dalam menyambut tahun 2025. Jangan lewatkan edisi spesial akhir tahun cmlabs Class ke-24 ini, dalam judul "New vs Conventional Search Engine. Prepare for the Eventualities!"
Lihat Detail EventSebelum mencari tahu perbedaan SQL dan NoSQL, pelajari masing-masing pengertiannya berikut ini.
SQL adalah kependekan dari Structured Query Language, sebuah bahasa pemrograman yang berperan penting dalam menyimpan, mengelola, mengakses, dan mengubah data berbasis relasional.
Dalam lingkup teknik komputer dan jaringan, SQL adalah bahasa pemrograman yang memiliki standarisasi ANSI (American National Standard Institute) dan sudah muncul sejak tahun 1970.
Saat pertama kali diluncurkan, bahasa query ini masih disebut sebagai SEQUEL (Structured English Query Language). Namun tidak lama kemudian, nama SEQUEL diubah menjadi SQL agar lebih mudah dieja.
SQL telah ada sejak puluhan tahun silam dan masih menjadi salah satu opsi bahasa pemrograman yang paling sering digunakan hingga saat ini.
Ada banyak database yang menggunakan pedoman dasar SQL, antara lain PostgreSQL, MySQL, Oracle, dan Microsoft SQL Server.
SQL adalah paradigma database yang berfokus pada keakuratan dan struktur data dengan menetapkan skema yang ketat. Artinya, SQL mewajibkan struktur dan hubungan antar tabel harus didefinisikan sebelumnya.
Singkatnya, dalam sistem SQL, data disimpan dalam tabel yang terkait satu sama lain, dan query dilakukan dengan menggunakan pernyataan SQL. Inilah mengapa SQL dipercaya sebagai bahasa pemrograman yang cocok untuk menangani data kompleks dengan relasi rumit.
NoSQL adalah paradigma database yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan kinerja kompleks khususnya dalam mengelola data besar dengan skema yang tidak pasti.
Not Only SQL atau NoSQL adalah sistem manajemen database (DBMS) yang bersifat non-relational sehingga sangat cocok untuk mengelola big data dan sering berubah sepanjang waktu.
Karena keunggulan tersebut, banyak perusahaan besar seperti Google dan Facebook, terbukti menggunakan NoSQL dalam proses manajemen database.
Pasalnya, NoSQL mampu secara proaktif mendukung web app dan segala perubahan data yang terjadi di dalamnya secara real-time.
Adapun beberapa contoh database NoSQL adalah MongoDB, Cassandra, dan Redis, yang dinilai lebih fleksibel untuk menyimpan dan mengakses data karena tidak membutuhkan query kompleks.
Setelah Anda mengetahui pengertian dasar dari SQL dan NoSQL, selanjutnya mari membahas lebih lanjut tentang perbedaan keduanya.
Berikut adalah 7 perbedaan SQL dan NoSQL beserta penjelasannya secara menyeluruh.
Perbedaan SQL dan NoSQL yang pertama bisa dilihat dari struktur keduanya. Salah satu ciri database NoSQL adalah memiliki struktur yang jauh lebih fleksibel. Pada NoSQL, data yang dikelola bahkan bisa disimpan dalam basis data grafik, dokumen, atau key-value store.
Sedangkan, SQL adalah struktur data yang mengutamakan basis data relasional. Artinya, data disimpan dalam baris, kolom, dan tabel secara teratur. Bahkan, struktur tabel ini sudah harus didefinisikan terlebih dahulu sebelum data mulai diinput.
Karena NoSQL adalah opsi yang fleksibel, maka ia bisa menggunakan berbagai bahasa tergantung jenis database. Sebagai contoh, database MongoDB menggunakan format JSON serta menyediakan API berbasis JavaScript, Phyton dan lainnya.
Di sisi lain, SQL menggunakan bahasa query SQL standar untuk memanipulasi data dalam basis data relasional.
Bahasa ini telah menjadi standar industri dan digunakan secara luas di berbagai sistem basis data relasional. Adapun query SQL mencakup pernyataan seperti SELECT, INSERT, UPDATE, dan DELETE untuk melakukan operasi pada data.
Perbedaan SQL dan NoSQL selanjutnya terletak pada penggunaannya. Secara garis besar, NoSQL sering digunakan pada web app yang membutuhkan kecepatan loading tinggi, misalnya seperti pada halaman web game, IoT, dan beberapa media sosial.
Di lain sisi, SQL adalah opsi yang lebih cocok digunakan untuk aplikasi berbasis bisnis, komunikasi, atau keuangan yang membutuhkan integritas data tinggi dan cenderung kompleks.
Biaya merupakan faktor kritis dalam pengelolaan sistem basis data. Adanya perbedaan SQL dan NoSQL dari segi biaya tentu dapat memberi dampak signifikan terhadap keputusan pengembangan dan operasional suatu aplikasi.
Jika ditinjau dari segi finansial ini, NoSQL sering dianggap sebagai pilihan yang lebih ekonomis karena menyediakan banyak platform yang bersifat open source.
Salah satu keuntungan dari implementasi database NoSQL adalah dapat diunduh dan digunakan tanpa biaya lisensi yang besar. Selain itu, biaya maintenance pada NoSQL juga cukup terjangkau karena tidak memerlukan administrator dengan skill tinggi.
Berbeda dengan NoSQL, anggaran yang diperlukan untuk SQL cenderung lebih tinggi karena user harus mengeluarkan biaya tambahan untuk lisensi perangkat lunak sehingga kurang cocok untuk perusahan kecil dan menengah.
Salah satu perbedaan SQL dan NoSQL yang cukup mendasar juga bisa dilihat dari penanganan skema data.
Pada SQL, skema data merupakan aspek yang sangat penting dan harus ditentukan sebelum data dimasukkan ke dalam basis data. Artinya, setiap struktur tabel, relasi antar tabel, dan tipe data harus didefinisikan secara ketat sejak awal.
Pendekatan ini bisa meningkatkan keakuratan tinggi terhadap struktur data, namun terkadang dapat menjadi kendala, terutama ketika user perlu melakukan perubahan pada skema yang sudah ditetapkan.
Sedangkan NoSQL menawarkan pendekatan yang jauh lebih fleksibel apabila berbicara tentang skema data. Salah satu keunikan dari database NoSQL adalah tidak mengharuskan skema tetap sama dengan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan begini, tim developer bisa menyimpan data dengan struktur yang berbeda-beda dalam satu koleksi atau tabel.
Selain mencakup struktur dan fleksibilitas data, perbedaan SQL dan NoSQL selanjutnya juga terletak pada tingkat keamanannya saat digunakan.
Salah satu ciri khas database SQL adalah tingkat keamanannya tinggi karena didukung oleh berbagai mekanisme keamanan yang terintegrasi.
SQL menyediakan fitur-fitur seperti autentikasi, otorisasi, dan enkripsi untuk melindungi data dari akses yang tidak sah serta meminimalisir kemungkinan pencurian data.
Sedangkan pada NoSQL, keamanan database sering dianggap kurang kuat. NoSQL memang dirancang untuk dapat mengelola volume data besar sehingga beberapa implementasinya mungkin mengorbankan sejumlah aspek keamanan.
Meski begitu, beberapa database NoSQL kini sudah menyediakan opsi pengaktifan enkripsi untuk mengatur akses dan meningkatkan keamanan data.
Perbedaan SQL dan NoSQL juga bisa dilihat dari dukungan dan komunitas yang menggunakannya.
SQL, sebagai salah satu bahasa query yang lebih dikenal, tentu sudah banyak didukung oleh komunitas besar. SQL juga memiliki basis kode yang stabil dan dilengkapi standarisasi industri yang membuktikan kualitasnya.
Karena popularitasnya, maka user juga bisa memperoleh banyak informasi, tutorial, dan dokumentasi terkait SQL dengan lebih mudah.
Database relasional SQL umumnya dikembangkan oleh vendor besar atau dimiliki secara eksklusif oleh sebuah perusahaan. Sedangkan, NoSQL memiliki komunitas bersama yang lebih menjamin keberlanjutan dan pengembangan secara organik.
NoSQL adalah basis data yang menggunakan konsistensi BASE (Basically Available, Soft State, and Eventually consistent). Artinya, NoSQL memprioritaskan ketersediaan dan partisi data pada sistem database. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai konsep BASE:
Dengan pendekatan ini, NoSQL bisa menjamin user lebih leluasa dalam kondisi partisi dengan mengizinkan beberapa bagian sistem tetap berfungsi meski ada kegagalan atau partisi di jaringan.
Sedangkan, konsistensi SQL menggunakan model ACID (Atomicity, Consistency, Isolation, Durability) yang mengutamakan tingkat konsistensi tinggi. Adapun keterangan lebih lanjut dari model ACID adalah sebagai berikut:
Hal ini berarti bahwa setiap transaksi yang berlangsung harus mematuhi aturan atas kondisi tertentu sebelum dianggap sukses.
Konsistensi ACID menjamin bahwa setiap transaksi berasal dari sebuah entitas yang atomic. Artinya, apabila terdeteksi kegagalan atau kesalahan, maka transaksi akan melalui tahap rollback untuk memastikan konsistensi data yang tinggi.
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?