Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Terakhir diperbarui: Nov 04, 2024
The eventualities merupakan sebuah keniscayaan yang mendorong setiap pelaku usaha untuk menyiapkan skenario dan beradaptasi. Saksikan podcast Anti-Trivial bersama Mas Rochman, Bro Jimmy, dan Pak Agus; kombinasi antara pelaku usaha, pemodal, dan pemimpin perusahaan, yang akan membahas bagaimana meningkatkan kewaskitaan para pemimpin perusahaan dalam menyambut tahun 2025. Jangan lewatkan edisi spesial akhir tahun cmlabs Class ke-24 ini, dalam judul "New vs Conventional Search Engine. Prepare for the Eventualities!"
Lihat Detail EventReadability adalah seberapa mudah sebuah konten dapat dibaca dan dipahami berdasarkan elemen-elemen, seperti format penulisan, keterbacaan, dan kerumitan tulisan.
Readability juga termasuk seberapa mudah teks dapat dipindai oleh pembaca dengan cepat. Jadi, ketika pembaca memindai konten, mereka sudah bisa mendapatkan pokok bahasannya tanpa perlu membacanya berulang-ulang.
Itulah mengapa readability penting untuk penulisan artikel SEO karena dengan banyaknya informasi yang beredar di internet untuk sebuah kueri, pembaca pastinya akan memilih konten yang lebih komprehensif dan mudah dipahami dengan cepat.
Lantas, apa itu readability score dalam SEO? Sejatinya, nilai ini mengukur tingkat kemudahan atau kesulitan konten untuk dibaca, atau bisa disebut nilai keterbacaan. Terdapat beberapa alat yang bisa digunakan untuk mengukur nilai keterbacaan berdasarkan prinsip linguistik.
Contohnya, alat readability score dapat menilai seberapa kompleks paragraf yang Anda buat dari jumlah suku kata yang di dalamnya. Kalimat yang panjang dan bertele-tele biasanya lebih sulit dicerna oleh pembaca dibandingkan dengan kalimat sederhana dan pendek.
Jika Anda ingin membuat tulisan yang lebih mudah dibaca, maka Anda perlu mempelajari kebiasan orang-orang dalam membaca teks di internet.
Umumnya, pembaca akan memindai bacaan dari headingyang digunakan serta kalimat pertama di paragraf yang relevan.
Setelah itu, mereka akan memutuskan untuk melanjutkan hingga akhir atau keluar dari halaman karena tidak menemukan informasi yang mereka cari atau kesulitan memahami bahasan.
Kemudian, Anda juga perlu memahami faktor-faktor yang memengaruhi keterbacaan, seperti:
Setelah mengetahui apa itu readability, Anda perlu mengetahui hubungannya dengan SEO dan mengapa nilai ini penting untuk memaksimalkan performa konten. Terdapat beberapa alasan mengapa readability penting untuk SEO, di antaranya:
Perlu diketahui bahwa mesin pencari seperti Google memiliki algoritma peringkat yang diatur berdasarkan interaksi manusia dengan mesin pencari, guna memprioritaskan hasil yang terbaik untuk para pengguna.
Selain itu, algoritma mesin pencari sudah semakin pintar dan berpikir seperti manusia. Bahkan, kini Google sudah lebih mahir dalam menentukan konten berkualitas dan memprediksi apa yang diinginkan pembaca ketika memasukkan kueri.
Artinya, Google akan mencoba untuk memindai teks seperti manusia sehingga keterbacaan sangatlah penting untuk peringkat situs.
Berarti, ini saatnya untuk berhenti menjejalkan kata kunci ke dalam konten demi mendongkrak peringkat di hasil pencarian dan upaya SEO. Sebaliknya, Anda perlu menyebarkan kata kunci secara alami dan dalam jumlah yang wajar.
Tidak hanya itu, Anda juga sebaiknya lebih berfokus membuat konten yang dapat dibaca dan dipahami dengan baik serta bermanfaat bagi pembaca.
Kemudian, keterbacaan juga penting untuk mengurangi bounce rate. Bounce rate adalah jumlah pengunjung yang meninggalkan situs Anda sebelum menyelesaikan journey. Jika angkanya tinggi, itu artinya pembaca mungkin tidak menyukai konten Anda atau tidak menemukan informasi yang diinginkan.
Angka bounce rate yang terus tinggi akan berdampak pada upaya SEO yang sedang atau telah dilakukan. Mesin pencari pun akan menganggap konten serta situs Anda tidak memiliki pengalaman pengguna yang optimal untuk pembaca.
Lalu, alasan lainnya mengapa keterbacaan dan SEO saling berhubungan adalah karena aspek tersebut penting untuk peningkatan pencarian suara. Pengguna tentu tidak ingin membaca paragraf yang bertele-tele serta mengandung kata yang sulit, apalagi ketika mesin pencari membacakannya untuk mereka. Pengguna akan sulit memahami informasi yang dibawakan.
Algoritma Google tidak akan memprioritaskan hasil pencarian yang seperti itu dan lebih memilih menyajikan konten yang mudah diikuti, termasuk ketika dibacakan oleh fitur voice search.
Kesimpulannya, readability dapat meningkatkan pengalaman pengguna yang mana itu selaras dengan prinsip Google dalam memberikan pelayanan yang baik bagi penggunanya. Jadi, jika konten Anda memiliki keterbacaan yang baik, Google dapat menyajikannya pada pengguna dan berpengaruh pada peringkatnya di hasil pencari meskipun secara tidak langsung.
Terdapat beberapa cara untuk mengukur readability score, tetapi umumnya skor ini dihitung berdasarkan beberapa metrik utama dalam teks, seperti jumlah kata, jumlah kalimat, dan lain-lain. Pengukuran tingkat keterbacaan secara umum menggunakan formula dari Flesch-Kincaid atau Flesch Reading Ease.
Metode Flesch-Kincaid menghitung keterbacaan berlandaskan tujuan dari dibuatnya konten, yaitu untuk memberikan informasi pada pembaca umum, sehingga nilai Anda harus mencapai tingkat membaca kelas 8.
Di sisi lain, nilai Flesch Reading Ease memiliki kisaran nilai dari 0 sampai 100, dengan angka 100 menunjukkan bahwa konten Anda sangat mudah dibaca. Jika Anda ingin menggunakan metode pengukuran tersebut, Anda bisa menggunakan alat-alat yang beredar di internet atau menghitungnya secara manual dengan rumus di bawah ini:
Kini Anda telah mengetahui apa itu readability dan hubungannya dengan SEO, mari pahami cara meningkatkan keterbacaan konten. Beberapa tips di bawah ini bisa Anda terapkan pada tulisan agar semakin mudah dibaca:
Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah mengenai audiens dan kebutuhannya. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, mesin pencari memiliki algoritma untuk menyediakan hasil yang terbaik serta relevan dengan kebutuhan pengguna.
Jadi, pastikan tulisan yang Anda sajikan dapat menjawab pertanyaan atau kebutuhan informasi audiens.
Selain memastikan isi tulisan Anda jelas dan relevan, Anda juga perlu membuat judul yang jelas, dalam artian dapat memberikan gambaran hal-hal yang Anda bahas di dalam tulisan. Jadi, pengguna akan tertarik membaca tulisan Anda tanpa harus terkecoh clickbait.
Penggunaan heading dapat memudahkan pengguna memindai informasi dengan cepat, jadi Anda perlu mendefinisikan heading dengan jelas. Heading (H2-H6) dapat memberikan struktur tulisan yang runtut sehingga pembaca dapat mengikuti alur informasi yang diberikan.
Tidak hanya heading, Anda pun bisa memperjelas struktur dengan penomoran atau poin-poin untuk informasi yang bersifat pemerian atau langkah-langkah. Dengan begitu, pembaca dapat langsung memahami bacaan dengan cepat tanpa harus mencerna paragraf demi paragraf untuk mengetahui cara melakukan sesuatu.
Keyword stuffing memang pernah menjadi “mitos” di dunia SEO, di mana Anda bisa memasukkan kata kunci sebanyak-banyaknya ke dalam tulisan agar bisa mendapatkan peringkat tinggi.
Namun, praktik tersebut malah membuat artikel jadi sulit dibaca dan dipahami. Bahkan, Google pun memasukkan keyword stuffing sebagai salah satu tindakan spam pada kebijakan spamnya.
Artinya, strategi tersebut sudah tidak dapat dilakukan lagi, apalagi dengan algoritma Google yang sudah mahir dalam mendeteksi keyword stuffing. Yang ada, Anda akan terkena penalti dari mesin pencari tersebut.
Dibandingkan keyword stuffing, Anda bisa memasukkan kata kunci secara natural di sepanjang artikel sambil memastikan bahwa konten Anda mudah dibaca. Dengan begitu, nilai keterbacaan dapat menjadi lebih baik dan pengunjung pun tidak akan meninggalkan halaman Anda sebelum selesai membaca.
Terakhir, Anda perlu menulis dengan lugas dan menggunakan kata-kata yang sederhana. Jika Anda bisa menjelaskan dengan singkat, namun tetap bisa menyampaikan informasi dengan baik, mengapa harus menjelaskannya dengan panjang lebar?
Pastikan Anda tidak memiliki banyak kalimat dalam satu paragraf karena alur membaca jadi terganggu dan terlalu lama. Lalu, kurangi menggunakan kalimat pasif agar tidak terkesan bertele-tele.
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?