Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Terakhir diperbarui: Dec 14, 2022
Disclaimer: Panduan SEO cmlabs ini berisi informasi lengkap tentang SEO, seperti pengantar dan panduan umum. Anda mungkin saja mengunjungi laman SEO Terms di cmlabs.co melalui pihak ketiga atau tautan website asing. Kami tidak bertanggung jawab atas keakuratan atau keandalan informasi apa pun yang ditawarkan oleh situs web pihak ketiga.
Nilai Bounce rate dalam website tentu menjadi faktor penting yang sangat diperhatikan oleh pemilik web. Selain menginginkan banyak pengunjung, pemilik web tentu ingin pengguna tertarik pada keseluruhan konten yang dipaparkan.
Jika pengguna hanya membuka satu halaman dan tidak melakukan penelusuran hingga halaman lain, maka keadaan ini digolongkan sebagai bounce rate. Pahami lebih detail tentang hal ini di panduan berikut.
Bounce rate adalah persentase pengunjung yang meninggalkan website tanpa melakukan apapun. Secara lebih khusus, bounce rate terhitung ketika pengguna meninggalkan halaman web sebelum melakukan aksi tertentu seperti mengisi form, mengklik tautan, atau membeli sesuatu.
Bahkan, search engine juga menganggap tidak adanya aktivitas pengguna di sebuah halaman web dalam kurun waktu yang lama sebagai bounce rate. Misalnya, ketika pengguna tidak melakukan apapun selama lebih dari 30 menit sejak pertama kali mengunjungi situs Anda.
Formula untuk menghitung bounce rate adalah sesi satu halaman dibagi dengan seluruh sesi, atau persentase semua sesi di situs ketika pengguna hanya melihat satu halaman dan hanya memicu satu perhitungan ke server Google Analytics. Sesi satu halaman hanya memiliki durasi 0 detik sebab tidak ada klik berikutnya sejak klik pertama.
Bounce rate adalah metrik yang dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah konten dalam halaman web telah memenuhi harapan pengguna. Hal tersebut membuat metrik ini dijadikan sebagai indikator kualitas halaman web. Dengan demikian, pemilik web bisa menentukan prioritas halaman yang memerlukan optimasi dari nilai bounce rate-nya.
Bounce rate yang tinggi menunjukkan bahwa durasi seluruh sesi pengunjung cukup singkat; mereka hanya mengunjungi halaman dan langsung pergi dari situs Anda. Bounce rate yang tinggi tidak selalu buruk, tergantung pada kategori situs web. Misalnya, pada situs e-commerce rata-rata bounce rate adalah 20-45%, sedangkan pada halaman blog bounce rate dapat mencapai 90%.
Sehingga untuk melihat apakah nilai bounce rate Anda baik atau tidak, Anda perlu membandingkannya dengan situs lain dengan niche yang sama. Beberapa hal yang menyebabkan tingginya bounce rate adalah sebagai berikut:
Salah satu penyebab tingginya bounce rate adalah laman web dengan waktu muat yang lambat. Pengguna cenderung menginginkan informasi yang mereka butuhkan dengan cepat. Hal tersebut juga yang melatarbelakangi Google membuat cuplikan unggulan.
Apabila situs Anda membutuhkan waktu lebih lama untuk memuat halaman, pengunjung akan kehilangan kesabaran dan pergi dari situs Anda. Search engine pun akan menganggap situs Anda telah memberikan pengalaman pengguna yang buruk dan skor Core Web Vitals akan menurun.
Anda tidak perlu khawatir dengan bounce rate yang tinggi jika alasan terjadinya bounce rate adalah pengguna telah menemukan informasi yang mereka cari. Hal ini menandakan bahwa Anda telah berhasil menyajikan konten yang berkualitas sehingga pengguna bisa mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan lebih cepat.
Penyebab bounce rate tinggi lainnya adalah konten yang tidak sesuai dengan title tag dan meta description. Pengguna akan mengunjungi situs web ketika mereka menemukan relevansi title tag dan meta description dengan kueri penelusuran yang mereka butuhkan.
Namun, pengguna akan meninggalkan situs Anda ketika mereka menyadari bahwa konten Anda tidak relevan dengan title tag dan meta description. Istilah lainnya, konten Anda berisi clickbait. Oleh karena itu, Anda perlu meninjau kembali konten pada halaman web dan menyesuaikan title tag dan meta description agar bisa menjawab kueri penelusuran pengguna.
Salah satu penyebab tingginya bounce rate adalah kendala teknis. Hal itu disebabkan karena pengguna akan memilih untuk meninggalkan halaman web jika suatu web tidak dapat bekerja sesuai harapan mereka.
Misalnya, artikel Anda memiliki banyak broken link sehingga pengguna tidak bisa mengakses informasi yang mereka butuhkan. Tentu, kejadian seperti ini akan mengecewakan pengunjung dan membuat mereka meninggalkan situs web Anda.
Pengunjung akan pergi dari situs Anda tanpa melakukan apapun jika konten yang Anda sajikan berkualitas buruk. Untuk mengatasinya, Anda bisa meminta bantuan kolega untuk meninjau kembali kualitas konten yang dibuat, apakah sudah menjawab kebutuhan informasi pengguna atau belum.
Artikel yang berkualitas tidak hanya mengedepankan relevansi, namun juga harus mudah dipahami oleh pembaca maupun search engine. Pembaca mungkin saja tidak membaca keseluruhan artikel sehingga Anda perlu membuat konten yang dapat membantu mereka menemukan informasi dengan cepat.
Hal lain yang dapat meningkatkan bounce rate adalah adanya fitur-fitur dalam situs web yang tidak mempertimbangkan pengalaman pengguna. Misalnya, banyaknya call-to-action (CTA) atau kampanye iklan yang akhirnya membatasi ruang pengguna untuk melihat konten Anda.
Anda harus memastikan untuk menghindari kesalahan desain web ini. Lakukan peninjauan ulang pada desain situs Anda dan segera lakukan perbaikan jika terdapat sesuatu yang dapat menyebabkan halaman web bermasalah.
Selain menyajikan tampilan desain web yang menarik, situs web Anda juga harus mudah digunakan oleh pengguna. Semakin mudah pengguna membaca konten dan melakukan navigasi dalam situs Anda, bounce rate akan semakin rendah.
Hal lain yang menyebabkan bounce rate adalah halaman yang tidak mobile-friendly. Situs web yang belum dioptimalkan untuk perangkat mobile akan memiliki tampilan yang buruk dan tidak dapat dimuat dengan cepat. Jika tidak segera diperbaiki, hal ini bisa meningkatkan bounce rate pada situs web Anda.
Anda dapat memanfaatkan tools seperti Google Analytics untuk memeriksa bounce rate pada situs web Anda. Berikut adalah cara cek bounce rate yang dapat Anda lakukan yaitu buka laman Google Analytics. Selanjutnya, Anda perlu mengklik menu Behavior, lalu lalu klik sub-menu Overview.
Pada halaman Overview, Anda bisa mendapatkan rata-rata bounce rate seluruh halaman di situs web Anda. Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan laporan bounce rate per halaman dengan membuka menu Full Report.
Setelah mengetahui penyebab dan cara mengecek bounce rate, selanjutnya Anda perlu memahami bagaimana cara menurunkan bounce rate yang tepat. Hal yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan bounce rate adalah sebagai berikut:
Meskipun konten Anda telah menyediakan semua kebutuhan informasi pengguna, namun jika konten tidak terstruktur dengan rapi pengguna akan malas membacanya. Ketika pengguna kesulitan menemukan informasi yang mereka butuhkan, mereka akan beralih pada web lain yang memiliki struktur lebih rapi dan nyaman dibaca.
Buatlah paragraf pendek sehingga pengguna internet bisa menemukan informasi dengan cepat. Ketika paragraf yang dibuat terlalu panjang, pembaca tidak bisa langsung menemukan inti dari paragraf tersebut. Anda juga dapat menambahkan heading atau penjelasan berbentuk poin menggunakan bullet & numbering.
Pengunjung situs web tidak menyukai loading page yang lambat. Google menyebutkan bahwa sebanyak 53 persen pengguna internet akan meninggalkan situs web yang membutuhkan waktu lebih dari 3 detik untuk memuat suatu halaman. Inilah mengapa salah satu cara untuk menurunkan bounce rate adalah dengan meningkatkan kecepatan loading page.
Situs web dengan waktu loading lama mendorong pengunjung mencari situs web lain yang dapat menyediakan informasi lebih cepat. Hal ini bisa menyebabkan semua usaha Anda dalam membuat konten berkualitas menjadi sia-sia.
Banyak pengguna internet yang mengakses suatu web melalui perangkat selular. Namun, sayangnya tidak semua situs web menyediakan tampilan yang responsif di perangkat mobile. Tentu, ini bisa menjadi penyebab bounce rate tinggi.
Agar situs web tidak ditinggalkan oleh pengguna, pemilik web perlu menyajikan situs yang mobile friendly. Dengan demikian, traffic organik yang diterima akan meningkat sebab situs web dapat diakses dari segala jenis perangkat.
Salah satu kriteria yang dimiliki situs web berkualitas baik yaitu desain web yang simpel dan mudah digunakan. Namun, pada beberapa situs web seringkali dijumpai terlalu banyak promosi in-line, pop-up iklan, atau elemen lain yang mengganggu kenyamanan pengguna.
Anda sebaiknya mengurangi penggunaan elemen yang kurang penting tersebut untuk mengoptimalkan pengalaman pengguna di suatu halaman web. Cukup tambahkan call-to-action (CTA) yang paling penting agar pengguna dapat melakukan navigasi dengan mudah di halaman web Anda. Dengan begitu, bounce rate juga akan menurun.
Pengguna akan bosan jika konten yang Anda sajikan hanya menampilkan setumpuk teks. Untuk mengatasi hal tersebut Anda bisa menambahkan foto, gambar ilustrasi, video, data statistik, atau infografis pada artikel Anda. Selain membuat artikel menjadi menarik, media visual juga memudahkan pembaca dalam memahami konten Anda.
Bounce rate adalah salah satu metrik yang perlu Anda pantau secara teratur. Meski tidak selamanya buruk, namun bounce rate yang tinggi bisa menjadi indikator kualitas halaman yang buruk. Segera lakukan optimasi dengan mengikuti cara menurunkan bounce rate yang telah kami bahas di atas.
Demikian pembahasan mendalam terkait bounce rate mulai dari pengertian, penyebab, cara memeriksanya, hingga cara menurunkan bounce rate. Kini saatnya Anda mengoptimalkan situs dan membuat pengunjung betah menyelami situs Anda, tidak hanya mengunjungi satu halaman saja.
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?
Gratis di semua peramban berbasis Chromium
Gratis di semua peramban berbasis Chromium