Kami menggunakan cookies

Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..

Kuasai kamus SEO dengan pahami setiap istilah serta artinya di sini.

Downtime: Definisi, Ciri, Cara Menghitung & Mencegahnya

Terakhir diperbarui: Dec 20, 2023

Downtime: Definisi, Ciri, Cara Menghitung & Mencegahnya
Gambar sampul: Ilustrasi downtime pada website

Apa itu Downtime?

Downtime adalah waktu henti operasional, sebuah kendala yang bisa menurunkan user experiencedomain authorityhingga meningkatkan persentase bounce rate. Lantas apa itu downtime?

Seperti namanya, downtime adalah kondisi yang ditandai dengan turunnya kinerja server (down) dan menyebabkan user tidak bisa mengakses suatu halaman website.

Singkatnya, downtime adalah waktu henti yang menandakan bahwa sebuah layanan, sistem, atau server hosting sedang tidak bisa diakses secara online. 

Dalam lingkup algoritma mesin pencari, kondisi downtime ini bersifat fatal karena bisa menyebabkan turunnya traffic sebuah website karena pengguna tidak bisa mengaksesnya. 

Namun, perlu diketahui bahwa sejatinya kondisi downtime ini terbagi menjadi dua jenis, yakni yang terencana dan tidak terencana. 

Waktu henti operasional yang terencana atau planned downtime adalah opsi yang biasanya digunakan saat website menjalani tahap maintenance atau pemberdayaan khusus untuk meningkatkan kinerja server. 

Karena planned downtime ini direncanakan, maka pengguna akan menerima peringatan terlebih dahulu terkait web maintenance yang akan terjadi. 

Di sisi lain, unplanned downtime adalah kondisi yang murni terjadi karena adanya gangguan pada server sehingga bisa terjadi kapan saja tanpa pemberitahuan apapun. 

Ciri-Ciri Situs yang Mengalami Downtime

Setelah mengetahui pengertian dari apa itu downtime, Anda juga perlu mempelajari apa saja ciri yang menandakan bahwa suatu server, layanan, atau website sedang mengalami downtime. Berikut adalah beberapa di antaranya. 

  • Situs tidak dapat diakses melalui peramban web. User yang mencoba mengunjungi situs tersebut akan melihat pesan kesalahan atau halaman kosong saat mencoba mengaksesnya.
  • Waktu respons menjadi lama atau user bahkan tidak menerima respons sama sekali.
  • Terdapat pesan berupa error atau maintenance yang memberitahukan bahwa perbaikan situs sedang berlangsung. 
  • Muncul kode status HTTP yang menunjukkan adanya masalah di server dan menyebabkan downtime.

Penyebab Downtime

Downtime adalah sebuah kondisi yang terjadi karena beberapa alasan. Untuk memahaminya lebih lanjut, simak apa saja penyebab downtime berikut ini. 

1. Cyber Crime oleh Hacker

Lemahnya cybersecurity bisa menjadi salah satu penyebab utama terjadinya downtime

Hacker dapat melakukan berbagai serangan, salah satunya adalah Denial of Service (DDoS) yang bertujuan membuat layanan tidak dapat diakses dengan membanjiri situs dengan lalu traffic palsu. Dengan begitu, server tidak mampu menangani beban sehingga berakibat pada downtime

Beberapa serangan seperti SQL injection atau cross-site scripting (XSS) juga bisa berpotensi menyebabkan terbukanya akses yang tidak sah ke database atau menginfeksi halaman web dengan skrip berbahaya sehingga menyebabkan situs tidak berfungsi. 

Selain itu, hacker juga bisa mencoba mengakses sistem dengan menggunakan teknik seperti brute force untuk memperoleh akses yang tidak sah, merusak atau menghapus data, atau bahkan menyebabkan kerusakan pada infrastruktur server.

2. Gangguan Jaringan

Penyebab lainnya dari downtime adalah adanya ketidakstabilan atau gangguan infrastruktur jaringan yang menghubungkan server dengan pengguna. 

Saat terjadi gangguan jaringan, server akan sulit berkomunikasi dengan pengguna atau perangkat lainnya secara efisien sehingga bisa menyebabkan penurunan kinerja atau bahkan kegagalan total di dalam prosesnya. 

3. Pemadaman Listrik Secara Tiba-Tiba

Salah satu penyebab downtime yang mungkin paling sering Anda rasakan adalah ketika jaringan listrik tiba-tiba padam. 

Pasalnya, server yang merupakan inti dari infrastruktur teknologi informasi, biasanya ditempatkan di pusat data (data center) yang mengandalkan pasokan listrik secara berkelanjutan untuk menjaga server beroperasi dengan optimal. 

Oleh karena itu, ketika terjadi pemadaman listrik yang tidak terduga dan tidak ada daya cadang yang memadai, seperti generator dan UPS (Uninterruptible Power Supply), hal ini dapat menyebabkan terjadinya downtime yang merugikan.

Selain itu, pemadaman listrik juga dapat mengakibatkan kehilangan data yang belum disimpan atau disinkronisasi. Sehingga, jika server tidak memiliki sumber daya cadangan, maka data yang sedang diproses atau ditransmisikan bisa berpotensi hilang atau menjadi tidak lengkap. 

4. Rusaknya Hardware

Penyebab selanjutnya dari downtime adalah kerusakan pada hardware atau perangkat keras. Mengapa demikian?

Pada dasarnya, beberapa perangkat keras seperti Hard Disk Drive (HDD), Solid-State Drive (SSD) memegang peranan penting dalam mendukung kinerja server. 

Maka dari itu, ketika salah satu dari komponen ini mengalami kerusakan, maka dampak yang dirasakan pun akan sangat signifikan, salah satunya adalah terjadinya downtime.

5. Serangan Malware

Malware adalah ancaman digital yang juga bisa memicu downtime. Beberapa jenis malware paling umum bisa berupa trojan, ransomware, dan spyware, yang dirancang untuk merusak atau mengakses sistem komputer tanpa izin.

Ketika website disusupi oleh malware, maka hal ini bisa menyebabkan layanan menjadi tidak bisa diakses. Serangan malware bisa berpotensi merusak berbagai komponen kritis website, termasuk server, database, dan berkas-berkas penting lainnya.

6. Beban Kerja Server Berlebih

Pernahkah Anda mencoba mengakses situs yang sedang populer namun tiba-tiba situs tersebut tidak bisa diakses?

Hal ini dikarenakan setiap infrastruktur, termasuk sistem IT, perangkat lunak, dan perangkat keras, memiliki batasan kapasitas yang harus dijaga. 

Sehingga, jika beban yang ditanggung oleh suatu sistem melebihi kapasitasnya, maka gangguan atau kerusakan infrastruktur bisa lebih mudah terjadi. 

Sebagai contoh, apabila ada terlalu banyak pengguna mencoba mengakses situs pada waktu yang sama, maka downtime mungkin saja terjadi karena server tidak mampu menanggapi setiap permintaan akses dari masing-masing user.

7. Kerusakan Software

Selain hardware, rusaknya perangkat lunak atau software juga bisa menjadi penyebab utama terjadinya downtime. 

Perangkat lunak pada server, aplikasi, atau sistem manajemen konten dapat mengalami kerusakan yang bisa berdampak pada kinerja kegagalan secara menyeluruh. 

Kerusakan perangkat lunak ini umumnya terjadi karena berbagai sebab, seperti adanya bug, kesalahan pengkodean, pembaruan yang tidak kompatibel, atau bahkan kegagalan sistem operasi.

Ketika terjadi kerusakan perangkat lunak, situs dapat mengalami disfungsi atau tidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya sehingga bisa turut menyebabkan downtime.

Rumus Cara Menghitung Downtime

Downtime adalah sebuah kondisi yang bisa Anda hitung persentasenya. Menghitung persentase downtime dapat mempermudah Anda memantau sejauh mana kualitas server yang digunakan. Untuk itu, pelajari cara menghitung downtime di bawah ini. 

Rumus Persentase Downtime

Untuk menghitung persentasenya, Anda bisa menggunakan rumus berikut:

Downtime Rate (%) = Periode (jam) / Total Jam dalam Setahun x 100%

Contoh Kasus: Jika situs Anda mengalami downtime selama 20 jam, maka persentase downtime adalah: 

20 / 8760 x 100% = 0.0023%

Namun, jika yang Anda ketahui adalah persentase uptime server, maka cara menghitungnya adalah sebagai berikut: 

Downtime Rate (%) = 100% - Uptime 

Rumus Periode Downtime

Sedangkan, apabila Anda ingin menghitung lama periode downtime, maka rumus yang tepat adalah:

Periode downtime = Persentase Downtime / 100% x Total Jam dalam Setahun

Contoh Kasus: Jika persentase downtime situs Anda 0,3%, maka periode downtime adalah:

0,2% / 100% x 8760 = 26,28 jam.

Cara Mencegah Downtime

Terdapat beberapa cara mencegah downtime yang mencakup upaya proaktif dan reaktif. Pencegahan proaktif dapat dilakukan dengan mengaktifkan firewall dan program antivirus serta pembaruan keamanan. Adapun cara mencegah downtime lainnya adalah dengan: 

  • Menggunakan opsi data center atau data warehouse terbaik serta aman dari gangguan apapun, seperti pemadaman listrik dan lainnya. 
  • Memaksimalkan arsitektur server dengan hardware yang canggih.
  • Pilih layanan penyedia hosting yang tepat, aman, dan tidak mudah mengalami downtime. 
  • Periksa dan uji sistem Anda secara berkala.
cmlabs

cmlabs

Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?

Update Terkini
Terakhir diperbarui: Nov 21, 2024
Terakhir diperbarui: Nov 08, 2024
Terakhir diperbarui: Nov 04, 2024

Permudah proses analisis dengan SEO Tools yang terpasang langsung di peramban Anda. Saatnya menjadi ahli SEO sejati.

Gratis di semua peramban berbasis Chromium

Pasang di peramban Anda sekarang? Jelajahi sekarang cmlabs chrome extension pattern cmlabs chrome extension pattern

Butuh bantuan?

Ceritakan tentang kebutuhan SEO Anda, tim marketing kami akan membantu menemukan solusi terbaik.

Berikut daftar tim kami secara resmi dan diakui, hati-hati terhadap penipuan oknum tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan PT CMLABS INDONESIA DIGITAL (cmlabs). Baca lebih lanjut
Marketing Teams

Agita

Marketing

Tanya Saya
Marketing Teams

Destri

Marketing

Tanya Saya
Marketing Teams

Thalia

Marketing

Tanya Saya
Marketing Teams

Irsa

Marketing

Tanya Saya
Marketing Teams

Yuliana

Business & Partnership

Tanya Saya
Marketing Teams

Rochman

Product & Dev

Tanya Saya
Marketing Teams

Said

Career & Internship

Tanya Saya

Tertarik bergabung di cmlabs? Tingkatkan peluang kamu bekerja menjadi Spesialis SEO di perusahaan melalui program baru kami, yaitu cmlabs Academy. Gratis ya!

Cek

Baru! cmlabs Tambahkan 2 Tools untuk Chrome Extensions! Apa Saja?

Cek

Saat ini tidak ada notifikasi...