Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Dipublikasikan Oct 06, 2025 13:10 | Terakhir diperbarui pada Oct 06, 2025 13:10 oleh Kunthi Ismu
Iklan PPC adalah salah satu jenis paid ads yang masih menjadi andalan banyak bisnis. Namun kenyataannya, beberapa campaign PPC masih sering gagal dijalankan. Ada yang anggaran iklannya cepat habis, tetapi minim konversi, dan ada pula yang biaya per kliknya tinggi, tetapi tidak ada yang menjadi pelanggan.
Lantas, apa yang salah? Di artikel ini, Anda akan menemukan beberapa kondisi yang memicu kegagalan campaign PPC, sekaligus beragam PPC bidding strategy yang terkenal efektif mendatangkan keuntungan bagi bisnis. Simak informasi selengkapnya berikut ini!
PPC (Pay Per Click) adalah model iklan digital berbayar (paid ads) di mana biayanya dihitung dari jumlah klik yang masuk. Iklan PPC hadir dalam berbagai format, mulai dari teks, gambar, video, atau gabungan ketiganya.
Model iklan ini umumnya muncul di mesin pencari (Google, Bing), website, atau media sosial. Nah, jika iklan PPC diklik, audiens akan diarahkan menuju website, landing page, atau aplikasi tertentu.
PPC merupakan model iklan yang banyak dipilih oleh advertiser karena hanya akan mendatangkan audiens yang berpotensi menjadi pelanggan. Selain itu, biaya yang dikeluarkan juga relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh.
Meskipun menawarkan keuntungan berupa penargetan audiens yang spesifik dan efisiensi biaya iklan, tak jarang pengiklan mengalami kesulitan bahkan kegagalan dalam menjalankan iklan pay per click. Berikut ini beberapa alasan yang biasanya mendasari kegagalan tersebut:
Menjalankan iklan PPC tanpa aktif melacak konversi sering kali memicu kegagalan. Sebab, itu artinya iklan Anda tetap berjalan, namun Anda tidak mengetahui apakah iklan untung atau justru rugi.
Pelacakan konversi menginformasikan berapa banyak orang yang melakukan tindakan bernilai setelah klik iklan. Tindakan bernilai maksudnya tindakan yang mengarah pada pembelian, misalnya menambahkan ke keranjang belanja, mendaftar free trial, atau booking demo.
Jika selama ini Anda belum melakukan pelacakan konversi, segera lakukan, ya! Caranya, tentukan dulu metrik atau tindakan yang ingin dilacak. Selanjutnya, gunakan Google Ads/Meta Ads Manager + Google Tag Manager untuk memasang “tag” pelacakan di website. Terakhir, lakukan tes untuk memastikan tracking sudah berjalan dengan benar.
Copywriting memainkan peran yang sangat besar dalam kelancaran iklan PPC. Jika dijalankan dengan copywriting yang lemah, iklan berpotensi besar untuk di-skip oleh audiens karena dianggap tidak menarik.
Adapun beberapa masalah umum dalam copywriting yang berisiko menggagalkan iklan pay per click antara lain:
Efek dari lemahnya copywriting yaitu rendahnya CTR (Click Through Rate) dan tingginya CPC (Cost Per Click).
Untuk mengatasi hal ini, Anda perlu menulis copywriting dengan mengambil sudut pandang dari audiens atau target konsumen. Pahami pain point mereka, lalu susun headline yang jelas dan relevan. Jangan lupa juga untuk menggunakan formula copywriting, seperti BAB (Before-After-Bridge) atau PAS (Problem-Agitate-Solution).
Kalau Anda sering membagi anggaran PPC pada keyword atau campaign yang cukup banyak, jangan heran kalau iklan akan kehilangan power-nya.
Ya, jika budget iklan Anda terbatas, tetapi Anda membaginya ke banyak campaign, data yang terkumpul akan relatif sedikit dan menyulitkan saat proses lelang iklan (bidding) dan Learning Phase. Alhasil, performa kampanye pun menjadi rendah. Solusi yang tepat untuk kondisi ini antara lain:
Landing page bisa dikatakan punya desain yang buruk bila speed-nya rendah, teksnya sulit dibaca, tidak mobile-friendly, dan alur penggunanya bertele-tele (user flow-nya tidak jelas). Terlebih kalau konten yang tertampil di landing page tidak sesuai dengan redaksi iklan sebelum diklik, maka kepercayaan audiens bisa hilang begitu saja.
Maka, pengiklan harus menguji landing page dulu sebelum menggunakannya untuk beriklan. Pengujian ini bisa dilakukan dengan memvariasikan headline atau posisi tombol CTA untuk mengetahui versi mana yang paling efektif.
Sebenarnya, ada tool yang bisa digunakan untuk mengetahui kualitas desain landing page, di antaranya Hotjar dan Microsoft Clarity. Keduanya bisa membantu Anda melihat heatmap, yakni area pada landing page yang sering diklik atau diabaikan audiens.
Karena Anda sebagai pengiklan harus membayar setiap klik yang masuk, maka jangan biarkan landing page yang menjadi tujuannya tampil kurang maksimal, ya.
Baca juga: Cara Membuat Landing Page Agar Website Lebih Menarik
Dalam digital marketing, terdapat beberapa strategi bidding yang umum digunakan untuk menjalankan iklan PPC. Berikut ini pengaruh masing-masing strategi bidding terhadap kesuksesan iklan:
Pada dasarnya, ada beberapa strategi penawaran (bidding strategy) dalam PPC, yaitu smart bidding, auto bidding, dan manual bidding.
Smart bidding merupakan strategi otomatis berbasis machine learning, misalnya Max Conversion Value. Auto bidding adalah strategi otomatis yang lebih sederhana, misalnya Maximize Clicks. Sementara itu, manual bidding merupakan strategi saat pengiklan menentukan sendiri bid per kliknya.
Jika ketiganya dibandingkan, ternyata tidak ada strategi bidding yang menang secara mutlak karena masing-masing punya kelebihan dan kelemahan tersendiri.
Misalnya, smart bidding paling efisien jika pengiklan berfokus pada profit, sedangkan auto bidding lebih cocok untuk peningkatan traffic atau awareness. Di sisi lain, manual bidding merupakan strategi yang tepat jika pengiklan punya kontrol penuh dan cukup waktu untuk melakukan optimasi manual.
Faktanya, penambahan target pada bidding strategy lebih sering merugikan daripada menguntungkan, kecuali dalam manual bidding atau target ROAS. Ya, penambahan target saat bidding justru berpotensi menurunkan fleksibilitas algoritma, yang selanjutnya membuat hasil campaign jadi kurang maksimal.
Jadi, kalau Anda sudah memiliki data akurat mengenai revenue atau profit dan bisa mengatur bid secara detail, silakan tetapkan target. Namun kalau belum, sebaiknya jalankan strategi tanpa target karena cara itulah yang lebih efisien untuk mengoptimalkan campaign.
Budget memang sangat memengaruhi kesuksesan iklan pay per click, tetapi pengaruhnya bisa berbeda-beda pada tiap strategi bidding. Berikut penjelasan lengkapnya:
Baca juga: Apa Itu Programmatic Advertising? Jenis, Contoh, & Strateginya
Guna memaksimalkan Return of Investment (ROI), berikut ini strategi bidding Google Ads yang bisa Anda jalankan:
Enhanced CPC dapat dikatakan strategi semi otomatis, di mana Anda masih menyetel CPC secara manual, tetapi Google boleh menaikkan atau menurunkan bid secara otomatis agar mendapat lebih banyak konversi.
Terkait ECPC, ada fakta yang perlu Anda ketahui. Sebelum Mei 2027, Google membatasi kenaikan bid otomatis maksimal 30% di atas bid manual. Setelah aturan ini dihapus, sistem bisa menaikkan bid lebih tinggi kalau peluang konversi dianggap besar, selama rata-rata CPC tetap di bawah max CPC. Nah, untuk menjalankan ECPC, coba lakukan strategi berikut:
Dengan menerapkan manual CPC bidding, berarti Anda bisa menentukan sendiri batas maksimal CPC untuk setiap keyword. Anda punya kontrol penuh atas alokasi budget dan arah campaign. Pada manual CPC bidding, Anda bisa menerapkan strategi berikut ini:
Pada maximize clicks, Google akan berusaha memanfaatkan seluruh anggaran harian untuk mendapatkan klik sebanyak mungkin. Jadi, metode ini bisa meningkatkan CPC jika dibutuhkan, agar anggaran habis sepenuhnya. Di bawah ini beberapa strategi untuk memaksimalkan maximize clicks:
Target CPA memungkinkan pengiklan menentukan biaya maksimal per konversi. Selanjutnya, Google akan otomatis menyesuaikan bid agar rata-rata biaya konversi sesuai dengan target. Beberapa strategi yang bisa Anda lakukan saat menerapkan target CPA yaitu:
Itulah penjelasan lengkap mengenai PPC bidding strategy dan pengaruhnya terhadap keberhasilan iklan. Setelah menyimak penjelasan di atas, mungkin Anda mulai berpikir strategi mana yang paling sesuai dengan bisnis Anda.
Sebelum menentukan pilihan, Anda perlu memperhatikan beberapa hal krusial, di antaranya ketersediaan data historis, anggaran harian yang realistis, segmentasi audiens, proses monitoring, dan sebagainya. Semua langkahnya harus sistematis dan based on data.
Kabar baiknya, Anda dapat memanfaatkan Jasa SEM cmlabs untuk menentukan strategi bidding terbaik bagi bisnis Anda.
Dengan mengacu pada data lapangan, target realistis, pemahaman terhadap algoritma terbaru, dan metode penargetan yang tepat, tim cmlabs siap membantu memaksimalkan iklan di mesin pencari sehingga mendatangkan dampak positif bagi bisnis Anda.
Jadi, sudah siap menjalankan high performing ads yang menghasilkan penjualan nyata untuk bisnis Anda? Jika Anda ingin mengajukan pertanyaan terkait Jasa SEM cmlabs atau mendapatkan penawaran terbaik, hubungi tim cmlabs sekarang juga!
Baca juga: Apa Itu Budgeting Ads & Bagaimana Tips Mengelolanya? Simak!
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya! Di cmlabs, kami senang berbagi artikel-artikel baru dan keren seputar SEO setiap minggunya. Jadi, kamu akan selalu mendapatkan informasi terkini tentang topik yang kamu minati. Jika kamu benar-benar suka dengan konten-konten di cmlabs, kamu bisa bergabung dengan newsletter email kami. Dengan berlangganan, kamu akan mendapatkan pembaruan langsung di kotak masukmu. Oh ya, kalau kamu tertarik untuk berkontribusi sebagai penulis di cmlabs, jangan khawatir! Kamu bisa menemukan informasi lebih lanjut di sini. Jadi, ayo bergabung dengan komunitas cmlabs dan ikuti perkembangan terbaru seputar SEO bersama kami!
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?