Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Dipublikasikan Dec 30, 2025 15:12
Apakah brand Anda sudah aktif posting konten, namun belum benar-benar mengetahui dampaknya pada bisnis? Faktanya, media sosial bukan sekadar sarana untuk membangun eksistensi brand, lho, melainkan juga alat untuk mencapai tujuan bisnis yang lebih luas.
Agar aktivitas media sosial bisnis lebih terarah dan tepat sasaran, Anda membutuhkan KPI sosmed yang matang. Melalui artikel ini, yuk, pahami pentingnya KPI sosial media, jenis-jenis, cara menentukan, sekaligus cara mengukurnya. Pastikan untuk simak hingga tuntas, ya!
KPI sosmed adalah indikator untuk menilai kinerja strategi social media marketing sebuah brand.
Dengan indikator ini, Anda dapat mengetahui apakah strategi yang dijalankan sudah efektif, berhasil mencapai tujuan, dan berdampak pada perusahaan. Dampak yang dimaksud bisa berupa peningkatan interaksi audiens, penambahan followers, maupun kontribusinya terhadap konversi.
Dalam praktiknya, KPI mampu mengumpulkan dan melacak berbagai data dari beberapa platform media sosial secara bersamaan. Dengan demikian, Anda bisa membandingkan performa tiap platform dan mengambil keputusan yang relevan.
Setidaknya ada tiga alasan yang mendasari pentingnya KPI social media, di antaranya:
Sejatinya, KPI dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan level tujuan bisnis, fungsi organisasi, sekaligus waktu dan sifat pengaruhnya terhadap bisnis. Berikut ini pembagiannya:
Jenis KPI yang berfokus pada aktivitas harian atau jangka pendek. Dengan KPI operasional, Anda dapat melihat efektivitas proses dan efisiensi kerja tim secara langsung.
Elemen yang masuk dalam KPI operasional biasanya mencakup engagement rate harian, Click-Through Rate (CTR) campaign, dan jumlah leads per minggu.
KPI strategis digunakan untuk mengetahui kinerja bisnis atau organisasi dalam mencapai tujuan strategis yang bersifat jangka panjang. Indikator ini umumnya tidak diukur terlalu sering, melainkan dalam periode tertentu, misalnya bulanan, kuartalan, atau tahunan.
Aspek yang termasuk dalam KPI strategis antara lain, brand awareness, Return of Investment (ROI), dan pertumbuhan pendapatan tahunan.
Baca juga: Jenis Brand Awareness Campaign & Contohnya dari Brand Ternama
KPI unit fungsional berfungsi untuk mengukur kinerja bisnis dari sisi unit fungsional atau divisi tertentu. Pengukuran ini penting guna memastikan setiap unit berkontribusi terhadap pencapaian target bisnis.
Sebagai contoh, social media specialist yang berkontribusi dengan pertumbuhan followers dan engagement rate, sedangkan tim copywriter dengan tingkat save pada konten edukasi dan rata-rata jumlah komentar.
Kedua jenis KPI ini dibedakan berdasar waktu dan sifat pengaruhnya terhadap bisnis. KPI terdepan (leading) mengukur aktivitas atau faktor yang memengaruhi hasil di masa depan sehingga masih bisa dioptimalkan. Contoh KPI terdepan adalah jumlah klik dan traffic website.
Sementara itu, KPI tertinggal berfungsi untuk mengukur hasil yang sudah terjadi. Jadi, KPI ini tidak bisa dimaksimalkan lagi dan terkadang perlu adanya pembaruan. Contoh KPI tertinggal adalah total penjualan, jumlah konversi, dan revenue.
Apabila Anda ingin mengukur kinerja dan efektivitas strategi social media, berikut ini elemen-elemen yang perlu masuk dalam pengukuran:

Follower atau jumlah pengikut merupakan salah satu indikator dasar dalam social media marketing yang bisa dilihat di halaman profil. Semakin banyak jumlah follower, semakin besar pula peluang konten dilihat, dibagikan, dan menerima interaksi.
Namun, pada beberapa kondisi, jumlah follower tidak berbanding lurus dengan tingkat engagement.

Pada umumnya, audiens yang memberikan interaksi berupa likes adalah followers. Namun di beberapa platform, likes juga bisa berasal dari non-followers yang menemukan konten Anda melalui fitur eksplor, hashtag, atau rekomendasi algoritma.
Ketika seseorang memberikan like, tandanya ia menganggap konten tersebut menarik, bisa dari sisi visual, relevansi topik, ataupun kekuatan pesan yang disampaikan.

Comments atau komentar sebenarnya merupakan salah satu bentuk interaksi yang paling bernilai. Sebab, menuliskan comment membutuhkan effort yang lebih besar daripada memberikan like.
Dengan melihat dan menganalisis komentar, bisnis bisa mengetahui pendapat, pertanyaan, kritik, dan saran dari audiens terhadap mereka. Oleh karena itu, menghitung jumlah komentar saja belum cukup. Anda juga harus menganalisis sentimen dalam tiap komentar yang muncul.
Komentar positif bisa menjadi sinyal kepuasan dan kepercayaan audiens, sementara komentar negatif perlu dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan strategi.
Shares menunjukkan jumlah orang yang membagikan postingan atau profil akun Anda. Indikator ini menjadi sinyal kuat bahwa postingan atau profil Anda dilihat menarik sehingga perlu untuk dibagikan lebih luas.
Engagement rate adalah indikator KPI yang mengukur seberapa besar interaksi dan keterlibatan audiens, lalu membandingkannya dengan total followers.
Indikator ini diperoleh dengan menjumlahkan semua bentuk engagement dalam sebuah postingan (likes, comments, shares, saves, dan favorites), kemudian membaginya dengan jumlah followers, dan mengalikannya dengan 100%.
Faktanya, engagement rate merupakan salah satu KPI sosmed specialist yang sangat krusial. Sebab, KPI ini dapat menunjukkan keberhasilan seorang social media specialist dalam membangun hubungan yang kuat dan interaktif dengan audiens melalui konten media sosial.
Click-Through Rate (CTR) merupakan persentase audiens yang menekan tombol atau tautan Call to Action (CTA) di postingan. Tombol CTA biasanya berisi ajakan seperti Learn More, Shop Now, Sign Up, atau Contact Us.
Melalui CTR, Anda bisa mengetahui efektivitas konten dalam mengarahkan audiens untuk melakukan tindakan yang Anda inginkan. CTR yang tinggi menandakan bahwa konten Anda berhasil memancing minat audiens untuk berinteraksi lebih lanjut.
Apabila Anda menjalankan iklan di media sosial, Cost Per Click (CPC) merupakan indikator yang harus dipahami. CPC menunjukkan nominal yang harus Anda bayarkan pada platform media sosial untuk menjalankan iklan dan ditentukan dari seberapa banyak audiens yang klik iklan Anda.
Agar penentuan KPI social media lebih mudah, Anda bisa menggunakan metode SMART yang merupakan singkatan dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Timely. Berikut adalah penjelasannya:
Baca juga: Digital Campaign: Pengertian, Tipe, dan Manfaatnya
Setelah mengetahui berbagai jenis KPI sosmed dan cara menentukannya, Anda juga harus memahami cara mengukurnya. Berikut gambaran cara mengukur KPI sosmed:
Cara ini selaras dengan metrik penentuan KPI yang telah dijelaskan sebelumnya, tepatnya di poin pertama. Ya, agar pengukuran KPI lebih mudah, Anda harus menentukan tujuan yang spesifik sejak awal.
Hindari tujuan yang sifatnya masih umum, seperti “mendapatkan banyak followers”. Anda harus merincikannya menjadi “mendapatkan 1000 followers dalam waktu satu bulan”. Tujuan yang spesifik akan memudahkan Anda dalam merencanakan strategi, membagi tugas, dan mengukur hasilnya di kemudian hari.
Analytic tools atau alat analitik biasanya tersedia di setiap platform media sosial. Anda bisa melihatnya di bagian Instagram Insights, Facebook Insights, atau sejenisnya.
Fungsi alat atau fitur ini adalah membantu Anda memantau kinerja konten dan interaksi audiens. Ingat, untuk menggunakan fitur ini Anda harus memastikan akun media sosial Anda sudah diubah menjadi akun bisnis, ya.
Eksperimen dan evaluasi adalah dua tahapan yang sangat krusial untuk mengetahui performa konten, lalu mengambil langkah yang tepat. Untuk melakukannya, kumpulkan data performa dari berbagai postingan, kemudian analisis konten mana yang banyak diminati dan sebaliknya.
Dengan banyak eksperimen dan rutin mengevaluasinya, Anda bisa menentukan konten mana yang perlu dioptimasi, dikurangi, atau bahkan dihentikan.
Sekian penjelasan mengenai KPI sosmed dan beberapa langkah penting untuk mengoptimalkannya.
Namun, KPI tidak dapat dijalankan secara efektif tanpa adanya operasional yang sistematis. Oleh karena itu, penerapan social media management yang terstruktur dan konsisten menjadi kunci penting dalam mendukung pencapaian KPI social media.
Kabar baiknya, cmlabs menyediakan layanan Social Media Management untuk membantu Anda mengelola media sosial bisnis. Kami siap membantu riset, pembuatan konten, editing, analisis performa, dan masih banyak lagi.
Bersama cmlabs, bisnis Anda tak sekadar hadir di media sosial, tetapi menjalankan strategi, operasional, dan evaluasi secara terintegrasi. Semuanya berjalan selaras dengan tujuan bisnis dan KPI sosmed yang disepakati.
Jika Anda ingin bertanya lebih lanjut mengenai layanan ini, hubungi kami sekarang untuk berkonsultasi dan dapatkan penawaran terbaiknya!
Baca juga: SEO for Social Media: Panduan Lengkap Optimasi Media Sosial
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya! Di cmlabs, kami senang berbagi artikel-artikel baru dan keren seputar SEO setiap minggunya. Jadi, kamu akan selalu mendapatkan informasi terkini tentang topik yang kamu minati. Jika kamu benar-benar suka dengan konten-konten di cmlabs, kamu bisa bergabung dengan newsletter email kami. Dengan berlangganan, kamu akan mendapatkan pembaruan langsung di kotak masukmu. Oh ya, kalau kamu tertarik untuk berkontribusi sebagai penulis di cmlabs, jangan khawatir! Kamu bisa menemukan informasi lebih lanjut di sini. Jadi, ayo bergabung dengan komunitas cmlabs dan ikuti perkembangan terbaru seputar SEO bersama kami!
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?