Kami menggunakan cookies

Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..

Dimana Anda dapat melihat hasil karya kami?
Tempat kecil membuat kombinasi, namun persilangan yang terjadi didalamnya tidak memberikan banyak kombinasi. Jadi, berhati-hatilah dalam membuat justifikasi, terutama SEO.

Apa Itu Web3? Definisi, Karakteristik, Keunggulan & Contohnya

Terakhir diperbarui: Feb 03, 2024

Apa Itu Web3? Definisi, Karakteristik, Keunggulan & Contohnya
Gambar sampul: Ilustrasi Web3.

Disclaimer: Panduan SEO cmlabs ini berisi informasi lengkap tentang SEO, seperti pengantar dan panduan umum. Anda mungkin saja mengunjungi laman SEO Terms di cmlabs.co melalui pihak ketiga atau tautan website asing. Kami tidak bertanggung jawab atas keakuratan atau keandalan informasi apa pun yang ditawarkan oleh situs web pihak ketiga.

Web3 adalah ekosistem internet baru yang mengutamakan desentralisasi dan tidak bergantung pada otoritas pusat atas kepemilikan aset dan data pengguna. 

Sebagai generasi terbaru, Web3 dikembangkan dengan teknologi blockchain sehingga memungkinkan interaksi peer-to-peer yang aman dan transparan tanpa memerlukan intermediasi dari pihak ketiga. 

Untuk mempelajari lebih jauh tentang apa itu Web3, karakteristik, keunggulan, serta beberapa contohnya, pastikan Anda menyimak artikel berikut hingga tuntas.

Apa Itu Web3? 

Ilustrasi web3.
Gambar 1: Ilustrasi web3.

Web 3.0 atau sering disebut Web3 adalah generasi ketiga dalam evolusi web technology yang mengedepankan sistem blockchain terdesentralisasi.

Dengan Web3, kemampuan situs web dalam memproses informasi dipercaya meningkat pesat serta diiringi dengan pendekatan yang lebih cerdas melalui penerapan big datamachine learningdan DLT.

Singkatnya, Web3 adalah terobosan teknologi yang dibangun untuk menggantikan model internet saat ini (Web2).

Sejarah Singkat Web3

Harvard Business Review menjelaskan bahwa perkembangan Web3 sebenarnya sudah dimulai ketika dua orang ilmuwan bernama Scott Stornetta dan Stuart Haber merilis blockchain untuk pertama kalinya.

Jika meninjau sejarahnya, era web generasi pertama (Web 1.0) dimulai sejak awal tahun 1990. Dahulu, Web 1.0 masih belum maksimal dalam menyaring banyaknya informasi yang tersebar di internet. Namun, hal ini mulai dapat diatasi sejak evolusi internet memasuki era generasi kedua, yaitu Web2, pada tahun 2000-an.

Web2 adalah web generasi kedua yang masih digunakan hingga saat ini. Dari segi kemampuan, Web2 memang terbukti mampu menjadikan internet jauh lebih interaktif berkat adanya HTML5JavaScript, dan CSS3 yang mendukung platform-platform seperti media sosial, blog, serta layanan berbasis cloud.

Namun, seiring berjalannya waktu, kini Web2 banyak didominasi oleh giant company atau perusahaan besar seperti Meta, Google, Amazon, dan masih banyak lagi.

Oleh karena itu, kekhawatiran terhadap privasi, keamanan data, dan dominasi perusahaan besar telah mendorong inisiasi perubahan ke arah yang lebih terdesentralisasi, yaitu Web 3.0 atau Web3. 

Teknologi yang Mendukung Web3

Adapun teknologi-teknologi yang mendukung pengembangan Web 3.0 adalah sebagai berikut: 

1. Blockchain

Blockchain adalah sebuah sistem terdesentralisasi yang terdiri dari serangkaian blok saling terhubung dan masing-masing menyimpan sejumlah transaksi. 

Salah satu manfaat teknologi blockchain dalam era Web3 adalah memungkinkan penggunanya melakukan dan mencatat seluruh transaksi dengan lebih transparan.

Setiap ada transaksi yang tercatat, maka blok baru akan ditambahkan. Dengan begini, tidak ada otoritas tunggal yang mampu mengendalikan blockchain, sehingga menjadikan sistem ini lebih kebal dari aksi manipulasi.

2. Smart Contracts

Smart contracts atau kontrak pintar adalah sebuah program yang berfungsi menjalankan negosiasi perjanjian secara otomatis berdasarkan kriteria tertentu. 

Teknologi ini dapat beroperasi di atas blockchain dan hanya bisa dieksekusi apabila syarat atau ketentuan yang disepakati telah terpenuhi.

Singkatnya, smart contracts dapat digunakan untuk memastikan pembayaran dalam sebuah transaksi secara otomatis, asalkan seluruh persyaratannya terpenuhi.

3. Digital Assets Tokens

Teknologi ini merujuk pada aset-aset digital yang tercatat dalam blockchain, termasuk di antaranya adalah cryptocurrency, stablecoin, token non-fungible (NFT), serta mata uang digital lain yang dikeluarkan oleh bank sentral. 

Pada dasarnya, token ini adalah sebuah representasi kriptografi dari hak kepemilikan aset fisik dan digital, misalnya seperti real estate, saham, seni, atau komoditas tertentu.

Salah satu keuntungan dari pemberdayaan aset digital melalui Web3 adalah memungkinkan kepemilikan aset yang jelas dan terverifikasi serta aktivitas transfer dapat berlangsung lebih cepat dan aman.

4. WebAssembly (Wasm)

WebAssembly, atau disingkat Wasm, adalah format instruksi biner yang digunakan untuk membuat mesin virtual di web. 

Artinya, kode dalam format WebAssembly bisa dijalankan di dalam browser web dengan cepat dan aman. Namun, kode WebAssembly berjalan di dalam sebuah sandbox khusus di dalam browser, sehingga membatasi aksesnya terhadap file lokal pengguna.

Dengan WebAssembly, tim pengembang bisa membuat web app dengan lebih cepat dan efisien. Selain itu, performanya juga dinilai jauh lebih efisien daripada menggunakan teknologi web tradisional seperti JavaScript.

Karakteristik Web3

Setelah mengetahui apa itu Web3 dan sejarah singkatnya, Anda juga perlu memahami apa saja karakteristik dari generasi web ketiga ini. Untuk itu, perhatikan penjelasan berikut.

1. Terdesentralisasi

Sejak awal sudah dijelaskan bahwa Web3 adalah generasi internet ketiga yang terdesentralisasi. Namun, tahukah Anda apa maksudnya?

Web3 memiliki ciri Decentralized Autonomous Organiation (DAO). Artinya, jaringan web di generasi ini tidak dapat dikendalikan oleh otoritas manapun. 

Mengapa bisa demikian? Singkatnya, web3 dibangun khusus menggunakan jaringan 

blockchain yang didistribusikan di seluruh dunia. 

Blockchain dapat menyimpan catatan transaksi di berbagai node atau komputer yang terhubung dalam jaringan. Tidak hanya itu, setiap node juga memiliki salinan lengkap dari blockchain.

Karena struktur inilah, tidak ada satu entitas tunggal yang mampu mengontrol atau memiliki kekuasaan penuh atas jaringan Web3. 

2. Trustless

Seluruh transaksi dalam Web3 dapat tervalidasi langsung tanpa memerlukan perantara pihak ketiga. 

Alasan dibaliknya juga cukup sederhana. Transaksi-transaksi di dalam Web3 dilakukan dengan menggunakan kriptografi dan algoritma konsensus.

Maka dari itu, Web3 dapat memvalidasi transaksi sekaligus menjaga integritas dan keamanan jaringan internet.

3. Permissionless

Web3 adalah generasi internet terbaru yang tidak membutuhkan persetujuan dari pihak-pihak tertentu, sehingga siapa saja bisa berpartisipasi dalam jaringan internet. 

Dengan Web3, Anda tidak akan diminta melakukan pendaftaran seperti halnya di Web2 yang umumnya mewajibkan setiap pengguna menyetujui syarat dan ketentuan dari otoritas tertentu.

4. Mendukung Native Payment

Beberapa aktivitas transaksi dalam jaringan Web3 dapat dibayar dengan menggunakan cryptocurrency atau token digital.

Artinya, Web3 adalah era baru di mana Anda tidak membutuhkan instansi pihak ketiga untuk melakukan pembayaran, seperti bank atau PayPal. Maka dari itu, prosesnya dapat berjalan jauh lebih efisien.

Kelebihan dan Kekurangan Web3

Berikut adalah beberapa hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari Web 3.0: 

Kelebihan Web3

Adapun kelebihan Web3 adalah sebagai berikut:

  • Dalam Web3, setiap pengguna memiliki kontrol yang lebih besar atas data online dan identitas masing-masing. 
  • Jaringan Web3 tidak bergantung pada otoritas pusat sehingga ketahanan aplikasi bisa lebih meningkat. 
  • Mengedepankan transparansi dalam seluruh proses transaksi.
  • Jauh lebih responsif dengan bantuan integrasi Artificial Intelligence dan machine learning. 
  • Memberi keamanan privasi yang lebih tinggi.
  • Meningkatkan pengalaman pengguna (UX) melalui platform berbasis semantic web.
  • Sistem keuangan terdesentralisasi memudahkan pengguna melakukan transaksi, menjual produk atau jasa, hingga memperoleh pinjaman tanpa izin dari otoritas pusat.

Kekurangan Web3

Meski menawarkan keunggulan yang signifikan, namun terdapat beberapa hal yang masih menjadi kekurangan Web3 dan perlu dipertimbangkan lebih jauh, yaitu:

  • Teknologi blockchain sering kali menghadapi tantangan dalam hal skalabilitas.
  • Penggunaannya belum luas dan belum dapat diakses jika tidak menggunakan gadget canggih dengan teknologi mutakhir.
  • Ada potensi untuk cybercrime seperti serangan 51%, serangan vektor konsensus, serta serangan terhadap lapisan aplikasi yang dibangun di atas blockchain.
  • Karena sifatnya terdesentralisasi dan tidak memerlukan izin otoritas tertentu, maka Web3 sering kali menimbulkan tantangan dalam hal regulasi dan kepatuhan hukum. 

Contoh Web3

Ilustrasi bitcoin sebagai salah satu contoh layanan dalan Web3.
Gambar 2: Ilustrasi bitcoin sebagai salah satu contoh layanan dalan Web3. 

Jika Anda penasaran tentang contoh Web3 dan layanan apa yang dapat diakses dalam era internet ini, maka cmlabs telah merangkumnya untuk Anda. 

  • Bitcoin: Sebuah mata uang digital yang terdesentralisasi dan terbuka akan transaksi peer-to-peer. 
  • NFT: Token yang disimpan dengan cryptographic hash, sehingga masing-masing unik dan tidak memiliki duplikat.
  • SteemitPlatform media sosial yang menggunakan dasar blockchain yang memberi penghargaan apabila penggunanya membuat konten.
  • DeFi (Decentralized Finance): Teknologi yang dapat mengubah format uang konvensional pada bank sentral menjadi aset digital.
  • Sapien: Sebuah jejaring sosial yang secara khusus dirancang agar terdesentralisasi dengan menggunakan Ethereum.
  • dApp: Aplikasi yang dibangun di atas blockchain dan dirancang menggunakan smart contract. 
  • OpenSea: Sebuah pasar terdesentralisasi yang digunakan untuk menjual, membeli, dan memperdagangkan NFT (Non-Fungible Token).
  • Diaspora: Platform jejaring sosial yang memberikan kontrol bagi pengguna dalam mengelola data dan privasi mereka.
  • Augur: Sebuah platform pasar saham terdesentralisasi. 

Demikian penjelasan tentang apa itu Web3sejarah, teknologi di dalamnya, kekurangan serta kelebihan Web3, dan beberapa contoh layanan yang dapat diakses dalam Web3. 

Jika Anda tertarik dengan berbagai ulasan seputar perkembangan teknologi, SEO, dan digital marketing, maka Anda dapat mengakses halaman Guidelines dan Terms yang kami sediakan. 

Mitra kami yang berharga
Aliansi strategis ini memungkinkan kami untuk menawarkan kepada klien-klien kami berbagai solusi inovatif SEO dan pelayanan yang luar biasa. Pelajari Lanjut
cmlabs

cmlabs

Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?

Butuh bantuan?

Ceritakan tentang kebutuhan SEO Anda, tim marketing kami akan membantu menemukan solusi terbaik.

Berikut daftar tim kami secara resmi dan diakui, hati-hati terhadap penipuan oknum tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan PT cmlabs Indonesia Digital (cmlabs). Baca lebih lanjut
Marketing Teams

Agita

Marketing

Tanya Saya
Marketing Teams

Irsa

Marketing

Tanya Saya
Marketing Teams

Yuliana

Business & Partnership

Tanya Saya
Marketing Teams

Thalia

Business Development Global

Tanya Saya
Marketing Teams

Robby

Business Development ID

Tanya Saya
Marketing Teams

Dwiyan

Partnership

Tanya Saya
Marketing Teams

Rochman

Product & Dev

Tanya Saya
Marketing Teams

Said

Career & Internship

Tanya Saya

Mohon maaf, saat ini tool Mobile Friendly Test tidak dapat diakses karena sedang dalam tahap pemeliharaan sistem sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Cek

Tetap up-to-date dengan tool baru kami, cmlabs Surge. Jelajahi tren & event populer!

Cek

Pendapat Anda Berharga! Beri masukan untuk Survei Plagiarism Checker kami?

Cek

Temukan tren bisnis Anda dengan mudah! Kalkulator proyeksi trafik adalah alat yang sempurna untuk membantu Anda memahami permintaan di sektor bisnis Anda. Pilih sektor Anda dan lihat proyeksi trafiknya sekarang!

Cek

Saat ini tidak ada notifikasi...