Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Terakhir diperbarui: Jan 05, 2023
Disclaimer: Panduan SEO cmlabs ini berisi informasi lengkap tentang SEO, seperti pengantar dan panduan umum. Anda mungkin saja mengunjungi laman SEO Terms di cmlabs.co melalui pihak ketiga atau tautan website asing. Kami tidak bertanggung jawab atas keakuratan atau keandalan informasi apa pun yang ditawarkan oleh situs web pihak ketiga.
Salah satu cara alternatif untuk memulai bisnis online adalah dengan menggunakan situs atau domain yang telah ada. Namun demikian, tidak semua domain memiliki reputasi baik di mata search engine. Untuk itu, diperlukan pengecekan domain history agar nama brand Anda tidak tercoreng citra buruk website atau domain yang digunakan.
Sebagai pemilik atau pengelola website, mengecek jejak domain di search engine adalah hal yang penting untuk dilakukan. Dengan panduan ini, Anda dapat mengenali apa saja yang perlu diketahui tentang domain history dan bagaimana cara mengeceknya. Berikut informasi selengkapnya.
Domain history adalah rekam jejak kepemilikan dan aktivitas suatu domain sejak pertama kali didaftarkan hingga saat ini. Anda bisa juga menyebutnya sebagai WHOIS domain history, di mana dokumen rekaman ini menyimpan data pemilik domain seperti alamat, informasi kontak, dan informasi lainnya.
Domain history menjadi salah satu rank factor dari Google karena data pemakaian domain dari pemilik sebelumnya akan tetap digunakan oleh search engine untuk mengetahui kualitas dari suatu website.
Anda tidak perlu merisaukan domain history jika domain yang digunakan tidak pernah dipakai sebelumnya. Namun demikian, jika Anda membeli aged domain atau secara tidak sengaja mendapatkan domain yang pernah digunakan, domain history harus menjadi perhatian Anda.
Sebab, aged domain mungkin saja pernah digunakan untuk tujuan yang berbeda-beda sepanjang masa pakainya. Bisa saja, domain tersebut pernah digunakan pada website berotoritas tinggi sehingga website Anda akan mendapatkan otoritas yang tinggi pula.
Sebaliknya, bisa juga domain Anda pernah digunakan oleh website yang mempraktikkan black hat SEO atau bahkan melanggar hukum. Jika demikian, website Anda juga turut terkena dampaknya.
Itulah mengapa, domain history harus Anda perhatikan sebelum domain tersebut digunakan kembali. Beberapa informasi yang perlu Anda ketahui ketika mengeceknya adalah:
Dampak aged domain yang memiliki riwayat negatif terhadap ranking di SERP bisa bermacam-macam, mulai dari yang sedang hingga yang paling berat. Salah satu masalah terberat adalah apabila domain tersebut pernah mendapatkan manual action dari human reviewer Google.
Manual action merupakan penalti yang diberikan secara manual kepada website ketika ditemukannya pelanggaran Google Webmaster Quality Guidelines. Dampaknya, website akan mengalami penurunan ranking atau bahkan terhapus dari indeks. Manual action tidak akan hilang selama pelanggarannya masih ada dan tidak diperiksa kembali oleh human reviewer.
Meski demikian, Anda tidak perlu mengkhawatirkan domain history yang negatif jika tidak terkena manual action. Sebab, isu tersebut dapat terselesaikan dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Kecuali, domain tersebut memiliki riwayat negatif lebih dari sepuluh tahun, upaya perbaikannya akan lebih sulit.
Setelah menyadari pentingnya domain history terhadap performa website, Anda mungkin ingin tahu bagaimana cara mengeceknya. Untuk itu, Anda bisa mengikuti panduan berikut ini untuk mendapatkan informasi seputar rekam jejak pemilik dan penggunaan domain di masa lalu:
Cara check domain history pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan menggunakan pencarian di Google. Gunakan kata kunci “site:namadomain.com” untuk mengecek apakah domain tersebut sudah terindeks oleh Google atau belum.
Domain yang sudah pernah digunakan namun tidak muncul di hasil pencarian bisa jadi salah satu pertanda buruk. Anda harus mencari tahu mengapa domain tersebut tidak diindeks oleh Google dan pastikan bahwa alasannya bukan karena hal yang negatif.
Untuk domain yang memiliki usia cukup lama dan pernah digunakan oleh website besar, Anda bisa coba untuk menyelidiki reputasinya di internet. Ketahui apa yang orang katakan mengenai website yang menggunakan domain tersebut sebelumnya.
Ada bisa mencari tahu produk atau layanan apa yang mereka jual sebelumnya, bagaimana komentar orang-orang mengenai domain tersebut, apakah ada praktik ilegal yang dilakukan, dan sebagainya.
Anda bisa menelusuri jejak digital terkait aktivitas domain yang ingin digunakan melalui mesin pencari ataupun media sosial. Keduanya cukup ampuh memberikan informasi yang dibutuhkan dalam proses penyelidikan reputasi domain.
Semisal Anda membeli aged domain langsung dari pemiliki website sebelumnya, mintalah informasi terkait bagaimana mereka menggunakan domain tersebut. Cobalah juga untuk meminta data dan informasi dari Google Search Console seperti performa organic traffic, halaman yang terindeks, dan isu manual action.
Perhatikan apakah data yang diberikan menunjukkan sinyal negatif seperti penurunan traffic yang signifikan pada waktu tertentu, banyaknya jumlah halaman yang tidak terindeks, atau bahkan muncul peringatan isu manual action. Jika iya, sebaiknya Anda menghindari penggunaan domain tersebut.
WHOIS lookup adalah sebuah sistem untuk mencari tahu informasi sebuah domain seperti data pemilik, registrar, server, tanggal pertama kali didaftarkan, tanggal jatuh tempo, dan informasi tambahan lain. Ada dua jenis WHOIS lookup, yaitu basic dan history.
Pada jenis basic, Anda hanya akan mendapatkan informasi pemilik domain saat ini saja. Sedangkan pada jenis history Anda akan mendapatkan informasi pemilik domain sebelumnya. Ada banyak WHOIS domain history tools yang bisa Anda pilih di internet.
Cara lain untuk melakukan check domain history adalah dengan melihat backlink yang didapatkan oleh domain tersebut. Lihat website apa yang memberikan link ke Anda dan apakah terdapat review dari website tersebut mengenai domain Anda. Cari tahu juga apakah domain tersebut pernah melakukan praktik link building yang negatif seperti spamming.
Anda bisa juga mengecek bagaimana tampilan website pada versi sebelumnya. Ada dua tools, yaitu Wayback Machine dan Archive.org, yang bisa digunakan untuk melakukan pengecekan tampilan situs versi sebelumnya.
Kedua tools ini menangkap tampilan setiap website yang ada di internet dalam bentuk gambar dan menyimpannya. Dengan melihat tampilan website versi lama dari domain yang akan digunakan, Anda bisa mengidentifikasi adanya aktivitas negatif di domain tersebut.
Demikian penjelasan mengenai cara panduan seputar domain history mulai dari pengertian, pengaruhnya terhadap SEO, dan cara mengeceknya. Semoga dengan panduan ini, Anda bisa lebih bijak dalam memilih dan menggunakan aged domain agar tidak terkena dampak negatif dari pemakaian sebelumnya.
Apabila tertarik untuk mengembangkan strategi SEO dan menumbuhkan penjualan melalui website, Jasa SEO bisa menjadi solusi bagi bisnis Anda.
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?
Gratis di semua peramban berbasis Chromium
Gratis di semua peramban berbasis Chromium
Sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dalam wacana pemasaran, saya ingin menanyakan perspektif Anda tentang dampak strategi pemasaran SEO dalam memfasilitasi ekspansi perusahaan dalam kaitannya dengan keberadaan virtual