Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Dipublikasikan Sep 22, 2025 15:09
Untuk kebutuhan analisis data, Power Bi vs Looker Studio adalah dua perbandingan yang sering diberikan. Sebab, keduanya merupakan data visualization tools yang membantu dalam mengolah dan menyajikannya untuk kemudian dianalisis.
Nantinya, hasil analisis data dalam Power Bi dan Looker Studi digunakan oleh perusahaan untuk menentukan marketing plan bisnis. Lantas, apa perbedaan Power Bi dan Looker Studio?
Yuk, simak artikel di bawah ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Power Bi maupun Looker Studio yang bisa menjadi pertimbangan ketika memilih tools analisis data!
Sebelum itu, Anda perlu mengetahui fungsi Power Bi vs Looker Studio secara menyeluruh. Diketahui, Microsoft Power Bi adalah perangkat cloud-based yang dirancang untuk melakukan tugas analisis bisnis.
Berkat fitur di dalamnya, Power Bi mampu mendukung visualisasi data sampai menyimpannya pada satu aplikasi atau situs. Lebih lanjut, integrasi data di Google Analytics, media sosial, CRM, dan lainnya juga mempermudah monitoring iklan hingga optimasi strategi pemasaran.
Sementara itu, Looker Studio adalah aplikasi yang sebelumnya dimiliki Google. Oleh sebab itu, aplikasi ini masih mempunyai terintegrasi dengan produk Google.
Seperti Power Bi, Looker Studio dapat melakukan visualisasi data untuk kebutuhan marketing plan dan laporan pemasaran bisnis. Lebih lanjut, Looker Studio mampu melakukan integrasi dan pengolahan data, kolaborasi tim, serta strategi pemasaran bisnis dalam satu aplikasi.
Pada dasarnya, Power Bi dan Looker Studio adalah data reporting tools yang mempermudah analisis strategi bisnis. Namun, kedua aplikasi ini memiliki beberapa perbedaan. Adapun perbedaan Power Bi vs Looker Studio dalam data analyst adalah sebagai berikut:
Baca Juga: Google vs. GPT Search, Mana yang Lebih Unggul di Era Baru Pencarian?
Berdasarkan penggunaannya, Power Bi vs Looker Studio juga berbeda. Power Bi dianggap lebih natural dan intuitif untuk kemampuan manipulasi serta analisis data. Sebab, Power Bi akan menunjukkan preview data Anda, sehingga kesalahan dan problem dapat ditemukan dengan cepat.
Ketika menggunakan Power Bi, Anda juga mampu melakukan beragam pilihan personalisasi data. Jadi, laporan data lebih terkontrol, tetapi hal tersebut bisa membingungkan bagi pengguna baru karena banyaknya opsi visualisasi pada antarmuka.
Perlu diperhatikan, tampilan Power Bi pada desktop dan cloud berbeda. Dalam hal ini, versi cloud menghadirkan pilihan fitur yang lebih sedikit daripada desktop.
Oleh sebab itu, Power Bi versi desktop terutama digunakan untuk membuat dan menyunting laporan serta mempublikasinya pada cloud workspace agar stakeholder dapat mengaksesnya.
Berbeda dengan Power Bi, Looker Studio memiliki tampilan antarmuka yang lebih simpel dengan sidebar drag-and-drop. Dengan demikian, penambahan sumber data, pembuatan chart, serta penyusunan laporan lebih mudah dilakukan.
Kemudian, pilihan layout visualisasi data dan personalisasinya juga lebih simpel sehingga mungkin tidak membingungkan untuk pengguna baru.
Selain itu, kolaborasi dengan tim lebih mudah lantaran akses ke pekerjaan diberikan pada anggota lainnya secara langsung. Bahkan, aksesnya bisa dimodifikasi untuk view only atau edit.
Namun, Looker Studio tidak menampilkan preview visualisasi data Anda. Jadi, Anda mungkin akan kesulitan mengetahui kesalahan dan problem pada data, terutama jika sedang multitasking.
Dalam hal ini, kalau mau mengontrol data secara penuh, Anda dapat menuliskan data di Google Sheets terlebih dahulu sebelum memasukkannya ke Looker Studio. Pasalnya, Looker Studio terintegrasi dengan Google dan hal ini akan mempermudah visualisasi data.
Baca Juga: GA4 vs Universal Analytics
Di atas, sudah sedikit dijelaskan perbedaan penggunaan Power Bi vs Looker Studio. Dalam perbedaan ini, Anda dapat memanfaatkan keduanya untuk menerapkan strategi digital marketing secara berbeda.
Berikut perbedaan cara memanfaatkan Power Bi vs Looker Studio pada strategi digital marketing.
Seperti dijelaskan di atas, Power Bi dan Looker Studio dapat digunakan untuk personalisasi visualisasi data sesuai kebutuhan Anda. Nantinya, hal ini bisa mempermudah penyajian laporan data secara akurat yang kemudian digunakan untuk menyusun strategi digital marketing.
Dalam hal ini, visualisasi di Looker Studio lebih simpel dengan berbagai opsi chart, grafik, tema, dan layout pada dashboard Anda. Bahkan, terdapat template yang bisa dipilih oleh pengguna agar visualisasi lebih mudah dilakukan.
Sementara itu, Power Bi memberi opsi yang lebih komprehensif, termasuk scorecard, peta, bars, dan time series. Untuk meningkatkan kemampuan storytelling dalam laporan, Microsoft pun memungkinkan personalisasi tampilan dengan AppSource.
Perlu dipahami, strategi digital marketing dilakukan dengan menggunakan beragam tools pendukung. Dalam hal ini, Power Bi dan Looker Studio terintegrasi dengan tools yang berbeda.
Untuk Power Bi, Anda dapat langsung terintegrasi dengan aplikasi Microsoft, seperti Azure dan Excel, serta layanan database daring dari pihak ketiga.
Sementara itu, Looker Studio hanya mendukung integrasi langsung dengan produk Google. Jika ingin menggunakan aplikasi lain, Anda bisa memanfaatkan konektor seperti Facebook Ads dan MySQL.
Antara menggunakan aplikasi Microsoft atau Google, Anda bisa memilihnya sesuai kebutuhan strategi digital marketing.
Kemudian, Power Bi dan Looker Studio juga digunakan untuk mentransformasi data. Dengan demikian, data mentah dapat dibuat lebih akurat untuk menentukan strategi pemasaran terbaik bagi perusahaan.
Pada dasarnya, Looker Studio cocok untuk transformasi dasar simpel, seperti kalkulasi dan formula. Jadi, aplikasi ini cukup jika data yang diolah adalah impression, click, dan CTR pada satu kanal. Bahkan, Anda bisa menggabungkan data dari maksimal lima sumber di Looker Studio walaupun ada beberapa limitnya.
Untuk yang komprehensif, Power Bi hadir sebagai solusi analitik data dengan perhitungan mudah, kompleks, dan berkelanjutan di Microsoft. Lebih lanjut, ada fitur yang memungkinkan pencampuran data tingkat lanjut, pemfilteran mendalam, serta pembuatan tabel.
Baca Juga: SEO vs Facebook Ads: Strategi Mana yang Lebih Baik?
Tentunya, ketika menyusun strategi digital marketing, Anda perlu memastikan proses analisis datanya akurat agar action plan selanjutnya tepat. Untuk perbedaan Power Bi vs Looker Studio sendiri, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
Jika melakukan analisis data mendalam, Power Bi lebih unggul karena mampu menampilkan data sembari membuat pengguna memahami alasan sesuatu sedang atau akan terjadi berkat kemampuan perhitungan komprehensif serta penggunaan AI.
Untuk dashboarding laporan sendiri, Power Bi bersifat kreatif, interaktif, mendalam, dan variatif karena kemampuan personalisasinya sehingga mempermudah mengolah data yang kompleks. Sementara itu, penyimpanan hasil pengolahan juga lebih terintegrasi kuat di Power Bi dan aplikasi terkait.
Berbeda dengan itu, Looker Studio berfokus pada tampilan data saat ini dengan pemodelan yang kuat. Selain itu, tujuan utamanya adalah membuat analisis data dan penyimpanannya lebih mudah dilakukan, apalagi bagi pengguna yang sudah memanfaatkan produk Google sebelumnya.
Pada dasarnya, keduanya merupakan tools yang sangat membantu walaupun proses implementasinya tidak selalu mudah.
Oleh karena itu, jika perusahaan membutuhkan dukungan dalam menyusun strategi digital marketing, Anda dapat mengandalkan tenaga ahli. Dalam hal ini, mengandalkan Jasa SEO cmlabs dapat menjadi pilihan yang tepat!
Sebagai all-in-one digital marketing partner, cmlabs selalu menempatkan transparansi sebagai fondasi utama dalam setiap layanan. Seluruh data yang digunakan bersifat real-time dan dapat diakses secara terbuka oleh klien.
Artinya, Anda tidak hanya menerima laporan, tetapi juga dapat melihat secara langsung bagaimana performa strategi berjalan dari waktu ke waktu.
Transparansi ini tentunya juga mencakup berbagai aspek, mulai dari pemaparan progress kerja, traffic website, hingga detail insight yang relevan untuk pengambilan keputusan.
Dengan begitu, Anda dapat memastikan bahwa setiap langkah yang diambil memang sesuai dengan tujuan bisnis dan terukur secara jelas.
Selain itu, tim cmlabs hadir untuk membantu membaca, menginterpretasikan, sekaligus menganalisis data tersebut. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan melakukan mitigasi terhadap setiap potensi risiko maupun peluang, sehingga strategi digital marketing yang dijalankan lebih akurat, aman, dan berkelanjutan.
Untuk konsultasi lebih lanjut, segera hubungi tim cmlabs. Kami akan membantu Anda memahami bagaimana data diolah secara menyeluruh, sekaligus menunjukkan tingkat transparansi kami dalam setiap tahap pengelolaan data.
Dengan pendekatan ini, Anda tidak hanya memperoleh gambaran yang jelas mengenai performa strategi yang sedang berjalan, tetapi juga mendapatkan dasar yang kuat untuk menyusun langkah yang lebih terarah. Hasilnya, strategi digital marketing perusahaan Anda akan lebih terukur, efektif, dan mampu memberikan dampak yang berkelanjutan.
Baca Juga: 6 Perbedaan Data Science vs Data Analytics
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya! Di cmlabs, kami senang berbagi artikel-artikel baru dan keren seputar SEO setiap minggunya. Jadi, kamu akan selalu mendapatkan informasi terkini tentang topik yang kamu minati. Jika kamu benar-benar suka dengan konten-konten di cmlabs, kamu bisa bergabung dengan newsletter email kami. Dengan berlangganan, kamu akan mendapatkan pembaruan langsung di kotak masukmu. Oh ya, kalau kamu tertarik untuk berkontribusi sebagai penulis di cmlabs, jangan khawatir! Kamu bisa menemukan informasi lebih lanjut di sini. Jadi, ayo bergabung dengan komunitas cmlabs dan ikuti perkembangan terbaru seputar SEO bersama kami!
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?