Kami menggunakan cookies

Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..

Alasan di Balik Dominasi Google: Sebuah Studi Komparatif & Kualitatif

Dipublikasikan Mar 22, 2024 14:03 | Terakhir diperbarui pada Mar 22, 2024 14:03 oleh cmlabs

Alasan di Balik Dominasi Google: Sebuah Studi Komparatif & Kualitatif
Gambar sampul: Google memperkuat kedudukannya sebagai market leader yang tak tertandingi. Berikut hasil analisis kami tentang alasan di baliknya

Tim kami akan terus menambahkan istilah-istilah baru yang umumnya digunakan dalam dunia SEO dan terminologi Google. Anda mungkin akan diarahkan ke Kamus SEO di cmlabs.co melalui tautan dari pihak ketiga. Harap diingat bahwa kami tidak melakukan pengecekan terhadap keakuratan dan keandalan dari tautan-tautan eksternal. Sehingga, kami tidak bertanggung jawab atas akurasi atau keandalan informasi yang ditawarkan oleh situs web pihak ketiga.

Saat berbicara tentang mesin pencari, platform apa yang terlintas di pikiran Anda? Kebanyakan orang umumnya akan langsung teringat pada Google. 

Google adalah platform mesin pencari yang sangat sukses menjadi top-of-mind di berbagai belahan dunia. Bahkan, tidak sedikit orang yang menganggap bahwa Google bukanlah sebuah merek, melainkan sebutan lain dari istilah “mesin pencari” itu sendiri. 

Hingga Januari 2024, Google masih memantapkan posisinya sebagai market leader yang tak tertandingi dengan pangsa pasar mencapai 91,47% (menurut Statista) dan 91,62% (menurut StatCounter).

Persentase ini menunjukkan kesuksesan Google dalam menjadi rujukan utama bagi pengguna internet di seluruh dunia.

Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi pencarian melalui pendekatan AI(Artificial Intelligence) dan social media search, keberadaan Google di masa mendatang kembali menjadi perbincangan.

Melalui blog ini, Anda dapat mempelajari lebih jauh tentang dominasi Google di berbagai negara, alasan-alasan yang menguatkan posisi dan market share Google saat ini maupun di masa mendatang, serta studi komparatif yang kami lakukan untuk menganalisis keabsahan dari pernyataan seputar dominasi Google yang beredar. Berikut selengkapnya.

 

Mesin Pencari yang Meruntuhkan Dominasi Google

Berdasarkan statistik market share sebelumnya, Google memang tampak mendominasi peringkat dari berbagai mesin pencari di seluruh dunia. 

Namun, faktanya, beberapa negara menunjukkan kecenderungan yang berbeda, di mana Google bukanlah pilihan utama dalam pencarian data dan informasi. 

Sejumlah negara memiliki preferensi dan regulasi khusus sehingga terkadang lebih condong pada platform mesin pencari lokal atau alternatif internasional lain. 

Setidaknya, terdapat lima platform mesin pencari yang meruntuhkan dominasi Google di beberapa negara. Berikut penjelasan selengkapnya.

 

Baidu di Tiongkok

Hingga Februari 2024, Baidu masih sukses mendominasi wilayah Tiongkok dan sekitarnya dengan pangsa pasar hingga 60,11%. Tahukah Anda mengapa Google tidak bisa mendominasi wilayah Tiongkok?

Salah satu alasannya disebabkan karena kompleksnya bahasa Tionghoa (contoh: kata dengan ejaan yang sama bisa memiliki banyak arti). Dalam hal ini, Baidu tentu lebih ahli memproses kueri karena dirancang khusus untuk dioperasikan dalam bahasa Tionghoa. 

Selain itu, algoritma pencarian Baidu lebih berfokus pada relevansi konteks untuk pencarian lokal. Google, baik dalam ranah bisnis maupun teknologi, tampaknya masih mengalami kesulitan untuk menampilkan hasil pencarian dalam bahasa Tionghoa.

Selain itu, kebijakan sensor internet di Tiongkok juga semakin membuat Baidu menjadi pilihan utama karena telah disesuaikan dengan regulasi dan kebutuhan lokal.

 

Yandex di Rusia

Yandex adalah mesin pencari yang meruntuhkan dominasi Google di Rusia dengan market share hingga 71.53%.

Sama seperti Google, Yandex juga dapat memberikan hasil pencarian yang relevan dan menawarkan banyak fitur seperti maps dan penerjemah. 

Namun, jika dibandingkan dengan Google, Yandex mampu menyajikan hasil pencarian lokal yang lebih relevan sekaligus mencakup informasi spesifik untuk wilayah masing-masing pengguna.

Tak hanya itu, Yandex juga unggul dalam memahami bahasa Rusia yang sangat kompleks. 

Algoritmanya telah dirancang untuk mampu menafsirkan penelusuran dalam bahasa Rusia meskipun terdapat salah ejaan. Bahkan, Yandex juga dapat mendeteksi kueri pencarian dalam CrazyFont (ejaan fonetik Rusia dalam alfabet Latin) yang pada dasarnya masih sulit ditangani oleh Google.

 

Berdasarkan riset yang kami lakukan, status market share mesin pencari di Korea Selatan cukup bervariasi. 

Menurut StatCounter, Google masih mendominasi market share di Korea Selatan dengan angka mencapai 61,31% hingga Februari 2024.

Gambar 1: Statistik market share mesin pencari di Korea Selatan menurut StatCounter.

Sedangkan, menurut statistik dari Similarweb, terdapat 2 mesin pencari yang mendominasi di negara ini dengan selisih angka yang cukup kecil. 

Gambar 2: Statistik market share mesin pencari Korea Selatan menurut Similarweb.

Meskipun Google tampak mendominasi, namun tidak bisa dipungkiri bahwa penggunaan Naver juga terbilang masif, hingga 40,99% dari total market share. 

Statistik Google di atas sebagian besar mengacu pada penggunaan produk Google selain mesin pencari, mengingat Google memiliki lebih dari 200 produk dan layanan untuk ditawarkan.

Karena Naver diciptakan langsung di Korea Selatan, mesin pencari Naver selalu mampu mempertahankan fokusnya pada demografi. 

Selain itu, algoritma pencarian Naver dibuat berdasarkan bahasa Korea, sehingga hasil pencarian lokal menjadi jauh lebih relevan dibandingkan Google.

 

Apakah Google Mulai Kehilangan Pengaruhnya?

Beberapa waktu lalu, CNBC News merilis sebuah video yang membahas pengaruh dan dominasi Google selama beberapa waktu belakangan. 

Di dalam video tersebut, terdapat satu pertanyaan inti yang berusaha dijawab, yaitu: 

“Seiring perkembangan AI dan penelusuran media sosial yang pesat dan signifikan, apakah mesin pencari Google akan kehilangan pengaruhnya?”

Temukan jawaban selengkapnya pada pembahasan berikut.

 

CNBC News menampilkan beberapa potongan video dari sebuah platform media sosial ternama, TikTok. Dalam video tersebut, beberapa content creator menyampaikan bahwa mereka semakin menjauh dari Google dan lebih memilih untuk melakukan pencarian melalui social media search. 

Google SVP, Prabhakar Raghavan, pada Fortune’s 2022 Brainstorm Tech, juga mengelaborasi hasil riset mereka yang menunjukkan bahwa hampir 40% Gen Z tidak lagi membuka Google Maps atau Google Search saat mereka mencari restoran atau kafe, melainkan mereka lebih memilih menggunakan TikTok atau Instagram.

Pasalnya, mereka tidak hanya mencari informasi tentang restoran atau kafe, tetapi juga ingin merasakan pengalaman visual dan sosial yang menyertainya.

Gambar 3: Pendapat Prabhakar Raghavan terkait popularitas Google yang dikutip dari video CNBC News.

Google vs AI

Selain media sosial, kedudukan Google juga kembali diperbincangkan seiring kemunculan banyak platform berbasis AI (Artificial Intelligence), khususnya ChatGPT. 

Namun, faktanya, 7 tahun lalu, CEO Google, Sundar Pichai, sudah mendeklarasikan bahwa Google akan melakukan perubahan masif “mobile first to AI first” dan menjadi perusahaan AI pertama.

Hal ini dibuktikan dengan Google yang sudah lebih dahulu mengakuisisi perusahaan AI DeepMind pada 2014 silam. Namun, menurut beberapa pihak, seperti yang dijelaskan oleh CNBC News dalam videonya, ChatGPT jauh lebih tangkas dalam memanfaatkan momentum dan penerapan teknologi AI ini.

Pada Alphabet Q4 2023 Earnings Call, Justin Post, Direktur Utama Bank of America, mengajukan pertanyaan kepada Sundar Pichai apakah terdapat perubahan signifikan (baik negatif maupun positif) pada volume kueri pencarian dan bagaimana Google bisa tetap mendominasi tool AI lain.

Merespons pertanyaan tersebut, Sundar Pichai menegaskan bahwa Google sudah memiliki rekam jejak yang jauh lebih lama sehingga inovasi yang ditampilkan pun tentu jauh lebih kuat dan memadai. Ia juga menggarisbawahi bahwa generative AI adalah tool baru di ruang lingkup mesin pencari.

Google kemudian menanggapi perkembangan generative AI dengan merilis Search Generative Experience (SGE). Meski secara mayoritas fokus massa tertuju pada platform AI, yang dipercaya akan mengalahkan Google, namun SGE tetap sukses menuai perhatian para investor penting. Berikut adalah grafik yang menunjukkan ketertarikan investor pada Google SGE.

Gambar 4: Status keterlibatan investor setelah Google mengumumkan SGE (Search Generative Experience) dengan angka kenaikan hingga 12,15%.

 

Bagaimana Pangsa Pasar Google ke Depannya?

Meskipun beberapa golongan masyarakat mulai mengubah kebiasaan mereka dalam melakukan pencarian, namun sulit rasanya untuk mengatakan bahwa pangsa pasar Google dapat direbut seutuhnya.

Pertama, mari tinjau bagaimana Google dapat terus mempertahankan eksistensinya di tengah maraknya pencarian melalui media sosial. 

Keberadaan social media search memang dapat mempercepat konversi konten dari search query teks dan menampilkan hasil pencarian dalam format gambar atau video yang lebih efisien. Salah satu media sosial yang sering digunakan sebagai mesin pencari adalah TikTok. 

Namun, pada beberapa negara, misalnya India, Perancis, Jepang, dan Afghanistan, terdapat kebijakan yang ketat terkait penggunaan media sosial, terutama TikTok. 

Sebagai contoh, India telah memblokir platform media sosial tersebut dengan alasan algoritmanya tidak dapat mereka pahami atau mereka anggap dapat membahayakan privasi dan keamanan penggunanya. 

Kementerian teknologi India menegaskan bahwa TikTok dan aplikasi buatan Tiongkok lainnya dapat mengancam kedaulatan, integritas, pertahanan, dan keamanan negara, seperti yang tertera pada CNBC Indonesia.

Kedua, bagaimana eksistensi Google di tengah maraknya popularitas platform chatbot berbasis AI?

Tidak hanya berhenti sebagai platform mesin pencari, Google terus mengembangkan sayapnya untuk melewati batasan-batasan di bidang teknologi dengan melahirkan Gemini.

Menurut Demis Hassabis, CEO Google Deepmind, Gemini dibekali dengan sistem yang jauh lebih canggih mengingat biaya pengembangannya yang diperkirakan mencapai ratusan juta dolar Amerika Serikat. 

Selain dari sisi sumber daya riset yang besar, Google juga telah menanamkan infrastruktur AI generasi baru untuk menggantikan PaLM 2, model AI terkini di balik semua layanan AI Google (contoh: Duet AI di aplikasi Workspace dan Bard chatbot).

 

Mengapa Google Sukses Dominasi Mayoritas Negara?

Pernahkah Anda bertanya-tanya, apa alasan sebenarnya dibalik dominasi Google yang masif ini? 

Posisinya yang mendominasi market share hingga 91,47% tentu bukan tanpa sebab. Anda mungkin sudah sering membaca ulasan-ulasan teknis yang menjelaskan mengapa Google sukses mendominasi mayoritas negara di dunia ini. 

Kali ini, kami menggunakan pendekatan baru untuk menyajikan alasan dominasi Google dari berbagai sudut pandang pengguna asli yang kami temukan pada platform X (sebelumnya Twitter).

 

Jawaban In-Depth dan Relevan

Google dipercaya unggul dari platform mesin pencari lainnya karena masih menjadi pemenang dalam menampilkan hasil pencarian yang relevan dan in-depth. 

Gambar 5: Unggahan X oleh @K_singh_P terkait performa Google dibandingkan DDG dan Bing.

Kami juga coba lakukan pencarian sederhana dengan memasukkan kueri “siapa penemu mesin pencari” dan berikut adalah hasil yang ditampilkan oleh Yandex.

Gambar 6: Hasil pencarian saat kami mencari “siapa penemu mesin pencari” di platform Yandex.

Alih-alih menjawab pertanyaan kami, hasil pencarian lebih menunjukkan opsi mesin pencari yang bisa digunakan selain Google. Tentunya, hal ini berbeda dengan jawaban yang user harapkan (search intent). 

Sedangkan di Google, user biasanya akan langsung disuguhkan dengan hasil relevan, bahkan dalam fitur highlight seperti pada gambar berikut.

Gambar 7: Hasil pencarian saat kami mencari “siapa penemu mesin pencari” di platform Google.

 

Mengutamakan Sumber Berotoritas dan Kredibel

Gambar 8: Unggahan X oleh @iamscicomm seputar konten evergreen yang ditampilkan Google.

Selain hasil yang relevan, Google juga masih memperoleh kepercayaan user karena mengutamakan evergreen content dari organisasi non-profit dan informasi seutuhnya tanpa keterlibatan unsur komersial.

 

Upaya Research Development yang Luar Biasa

Gambar 9: Unggahan X oleh @hunterxnicholas seputar upaya dan biaya riset yang dikeluarkan oleh Google.

Sudah bukan rahasia bahwa Google tidak ragu untuk menghabiskan ratusan juta dolar dalam upaya riset mereka. Menurut @hunterxnicholas di platform X, salah satu alasan mengapa market share Google sangat mendominasi adalah karena mereka terus melakukan riset pasar dan tidak pernah ragu untuk berinvestasi untuk mengembangkan infrastruktur mereka.


 

Tampilan UI/UX dengan Ciri Khas yang Kuat

Terkadang, kesederhanaan adalah segalanya jika kita bicara tentang tampilan UI/UX yang disukai oleh pengguna. 
 

Gambar 10: Unggahan X oleh @linasbeliunas seputar tampilan UI/UX yang dimiliki Google.

@linasbeliunas melalui X menyatakan bahwa tampilan interface Google yang sederhana adalah salah satu kekuatan dari platform ini. 

 

Ekosistem Google Sangat Kuat dan Beragam

Jika Anda beranggapan bahwa Google hanya sebatas mesin pencari, maka Anda salah. Salah satu alasan di balik besarnya angka market share Google adalah karena ekosistemnya yang sangat masif, luas, dan saling memberi kontribusi besar satu sama lain. 

Selain menyediakan platform mesin pencari yang sangat populer, Google juga menghadirkan banyak platform dan perangkat tambahan untuk mendukung kebutuhan manusia sehari-hari. 

Sebagai bukti yang kuat, Google dapat ditemukan di hampir semua jenis browser, baik itu melalui smartphone, laptop, PC, hingga berbagai perangkat pintar seperti Alexa, Google Home, dan Siri.

 

Studi Komparatif Hasil Pencarian Google vs AI

Selain mengumpulkan beberapa pendapat user tentang dominasi Google, kami juga melakukan studi komparatif untuk membandingkan hasil pencarian Google dan salah satu platform AI terkemuka, ChatGPT. 

 

How-To Questions

Pertama, kami mengajukan pertanyaan how-to yang mengacu pada langkah-langkah konkret untuk melakukan sesuatu. 

Saat kami memasukkan keyword “cara mengganti aki mobil”, Google menampilkan beberapa artikel dari sumber tepercaya di niche otomotif. 

Gambar 11: Hasil pencarian Google untuk keyword “cara mengganti aki mobil”.

 

Mesin pencari Google juga terkenal akan kemampuannya dalam menampilkan variasi jawaban yang berbeda. Artinya, apabila pengguna memasukkan kueri pertanyaan tertentu, Google mampu menyajikan berbagai hasil (dapat berupa blog atau artikel) dari berbagai sudut pandang. 

Sebagai contoh pada gambar di atas (Gambar 11), dua artikel teratas yang ditampilkan oleh Google menyajikan sudut pandang berbeda, yaitu (1) langkah memasang aki mobil; dan (2) cara mengganti aki supaya tidak error.

Selain itu, Google juga menampilkan beberapa saran video YouTube untuk memaksimalkan pemahaman user, terlebih untuk mereka yang lebih menyukai tutorial berbasis videoBerikut hasil yang ditampilkan oleh Google: 

Gambar 12: Google menyarankan berbagai video YouTube untuk menambah pemahaman user. 

Sedangkan, saat kami menanyakan hal yang sama pada ChatGPT, berikut adalah hasil yang ditampilkan:

Gambar 13: Hasil yang ditampilkan oleh ChatGPT untuk keyword “cara mengganti aki mobil”.

Tidak jauh berbeda dengan hasil pencarian yang ditampilkan Google, ChatGPT juga menampilkan cara mengganti aki mobil secara berurutan, langkah demi langkah. 

Dari gambar di atas juga dapat dilihat bahwa ChatGPT menghadirkan jawaban lugas dan ringkas (cocok untuk pengguna yang tidak suka informasi bertele-tele). 

Namun, sayangnya pendekatan demokratisasi jawaban ini membuat generative AI seakan-akan langsung mengklaim jawaban yang benar dengan hanya menampilkan satu sudut pandang sehingga keberagaman informasi yang dihasilkan tergolong sangat minim.

Berbeda dengan ChatGPT, Google mampu menghadirkan opsi jawaban yang cukup banyak. Meskipun diurutkan dalam peringkat SERP, namun Google tetap menggarisbawahi bahwa pengguna memegang kendali penuh untuk menentukan jawaban yang mereka anggap paling ideal.

Perhatikan contoh artikel yang ditampilkan oleh Google pada urutan pertama di bawah ini. 
 

Gambar 14: Contoh pembahasan yang bisa Anda temukan saat mencari keyword “cara mengganti aki mobil” di Google.

Gambar di atas adalah potongan artikel yang dipublikasi oleh situs teratas di Google pada saat itu yang merupakan sebuah perusahaan multinasional dan berotoritas yang bergerak di bidang otomotif. 

Berbeda dengan hasil yang ditampilkan ChatGPT, hasil pencarian di Google menyediakan elaborasi yang lebih lengkap dari berbagai sudut pandang (cocok untuk pengguna yang ingin penjelasan detail). 

Variasi sudut pandang dalam jawaban dapat ditemukan oleh pengguna dengan mengakses beberapa situs web berbeda sesuai kebutuhan dan search intent mereka.

 

Pencarian Riset dan Data 

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang komprehensif seputar data dan informasi riset, perlu diakui bahwa Google memang lebih mendominasi, khususnya dengan keberadaan Google Scholar. 

Berikut adalah hasil jawaban dari ChatGPT saat kami mengajukan kueri “speech error in child study in 2023”

Gambar 15: Hasil yang ditampilkan oleh ChatGPT ketika kami melakukan pencarian seputar jurnal dan studi di lingkup pendidikan.

ChatGPT tidak dapat menampilkan hasil komprehensif atas permintaan terkait data dan hasil riset terbaru. Namun, platform ini tetap menjelaskan ruang lingkup topik riset yang ditanyakan.

Di sisi lain, berikut adalah hasil pencarian yang ditampilkan oleh Google:

Gambar 16: Hasil pencarian di Google ketika kami melakukan pencarian seputar jurnal dan studi di lingkup pendidikan.

Dari gambar di atas terlihat bahwa Google langsung menampilkan hasil dari sumber-sumber tepercaya, baik itu situs web resmi universitas maupun jurnal ternama yang berotoritas. 

Bahkan, user juga dapat memanfaatkan fitur-fitur di bawah search bar, seperti Pdf, Books, dan News yang akan sangat bermanfaat dalam topik ini.

Selain fitur khusus yang mengacu ke dunia pendidikan, Google juga terus memperbarui varian vertical search feature mereka secara berkala agar semakin lengkap dan bervariasi.

Kini, pengguna bisa menjelajahi berbagai format pencarian yang relevan dengan kueri pencarian mereka melalui fitur seperti Google News, Image, Maps, Flights, Shopping, dan masih banyak lagi. 

Demikian ulasan tentang alasan di balik dominasi Google dengan pendekatan studi kualitatif dan komparatif. 

Salah satu faktor kunci dalam dominasi Google adalah fokusnya yang kuat untuk mengutamakan pengalaman pengguna dan memaksimalkannya agar menjadi lebih personal dan relevan. 

Hal ini menciptakan siklus positif di mana pengguna cenderung tetap setia pada produk-produk Google.

Selain itu, Google juga terus mengembangkan teknologi dan inovasi baru untuk menjaga keunggulan kompetitifnya. 

Akuisisi perusahaan-perusahaan startup dan investasi dalam riset dan pengembangan juga semakin mendukung Google untuk tetap berada di garis depan dalam industri teknologi informasi dan mesin pencarian.
 

Maksimalkan Visibilitas Bisnis di Google dan Mesin Pencari Lainnya Bersama cmlabs

Berdasarkan informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa meskipun keberadaan AI dan social media search semakin meluas, pangsa pasar mesin pencari diprediksi akan tetap mendominasi.

Bahkan, kini mesin pencari menjadi salah satu elemen penting dalam strategi pemasaran online. Bersama cmlabs, Anda dapat memanfaatkan potensi mesin pencari untuk meningkatkan visibilitas bisnis secara signifikan. 

Tim ahli kami akan membantu Anda merumuskan strategi SEO (Search Engine Optimization) yang tepat dan efektif untuk memastikan bisnis Anda mendominasi peringkat teratas di SERP, menarik lebih banyak organic traffic, yang pada akhirnya memaksimalkan konversi dan revenue bisnis. 

Jadi, jangan lewatkan peluang ini dan maksimalkan visibilitas bisnis Anda dengan menggunakan Jasa SEO cmlabs sekarang!

Mitra kami yang berharga
Aliansi strategis ini memungkinkan kami untuk menawarkan kepada klien-klien kami berbagai solusi inovatif SEO dan pelayanan yang luar biasa. Pelajari Lanjut
Risca Fadillah

Risca Fadillah

Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya! Di cmlabs, kami senang berbagi artikel-artikel baru dan keren seputar SEO setiap minggunya. Jadi, kamu akan selalu mendapatkan informasi terkini tentang topik yang kamu minati. Jika kamu benar-benar suka dengan konten-konten di cmlabs, kamu bisa bergabung dengan newsletter email kami. Dengan berlangganan, kamu akan mendapatkan pembaruan langsung di kotak masukmu. Oh ya, kalau kamu tertarik untuk berkontribusi sebagai penulis di cmlabs, jangan khawatir! Kamu bisa menemukan informasi lebih lanjut di sini. Jadi, ayo bergabung dengan komunitas cmlabs dan ikuti perkembangan terbaru seputar SEO bersama kami!

Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?

Butuh bantuan?

Ceritakan tentang kebutuhan SEO Anda, tim marketing kami akan membantu menemukan solusi terbaik.

Berikut daftar tim kami secara resmi dan diakui, hati-hati terhadap penipuan oknum tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan PT cmlabs Indonesia Digital (cmlabs). Baca lebih lanjut
Marketing Teams

Agita

Marketing

Tanya Saya
Marketing Teams

Irsa

Marketing

Tanya Saya
Marketing Teams

Thalia

Business Development Global

Tanya Saya
Marketing Teams

Robby

Business Development ID

Tanya Saya
Marketing Teams

Yuli

Marketing

Tanya Saya
Marketing Teams

Dwiyan

Business & Partnership

Tanya Saya
Marketing Teams

Rohman

Product & Dev

Tanya Saya
Marketing Teams

Said

Career & Internship

Tanya Saya

Mohon maaf, saat ini tool Mobile Friendly Test tidak dapat diakses karena sedang dalam tahap pemeliharaan sistem sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Cek

Tetap up-to-date dengan tool baru kami, cmlabs Surge. Jelajahi tren & event populer!

Cek

Pendapat Anda Berharga! Beri masukan untuk Survei Plagiarism Checker kami?

Cek

Temukan tren bisnis Anda dengan mudah! Kalkulator proyeksi trafik adalah alat yang sempurna untuk membantu Anda memahami permintaan di sektor bisnis Anda. Pilih sektor Anda dan lihat proyeksi trafiknya sekarang!

Cek

Saat ini tidak ada notifikasi...