Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Terakhir diperbarui: Aug 12, 2022
Disclaimer: Panduan SEO cmlabs ini berisi informasi lengkap tentang SEO, seperti pengantar dan panduan umum. Anda mungkin saja mengunjungi laman SEO Terms di cmlabs.co melalui pihak ketiga atau tautan website asing. Kami tidak bertanggung jawab atas keakuratan atau keandalan informasi apa pun yang ditawarkan oleh situs web pihak ketiga.
Konten duplikat sering kali dibuat tanpa ada unsur kesengajaan, akan tetapi jika terus menerus akan berimbas pada peringkat situs di SERP, atau bahkan mendapat penalti dari Google. Kenali cara-cara mengatasi konten duplikat.
Secara umum, konten duplikat mengacu pada isi konten sebagian besar atau sebagian kecil, atau bahkan di seluruh domain yang sama persis dengan konten lain. Kebanyakan, konten duplikat tidak dimaksudkan untuk menipu. Contoh konten duplikat yang tidak berbahaya yaitu:
Jika situs Anda berisi banyak halaman dengan konten yang sebagian besar mirip, Anda dapat menunjukkan URL pilihan ke Google dengan beberapa cara. (Hal ini disebut “kanonikalisasi”)
Namun, pada beberapa kasus, konten memang sengaja diduplikasi di keseluruhan domain sebagai usaha untuk memanipulasi peringkat search engine atau meningkatkan traffic. Praktik duplikasi seperti ini mengakibatkan user experience menjadi buruk, sebab pengunjung melihat konten yang pada intinya sama dan diulang dalam rangkaian hasil penelusuran.
Google berupaya keras untuk mengindeks dan menampilkan halaman yang memiliki informasi berbeda. Sebagai contoh, jika situs Anda memiliki versi “biasa” dan “printer-only” untuk tiap artikel, dan tak satupun yang diblokir dengan meta tag noindex, Google akan memilih salah satu untuk dicantumkan.
Dalam kasus yang jarang terjadi, Google mempertahankan konten duplikat yang ditampilkan dengan maksud memanipulasi peringkat dan menipu pengguna. Google juga akan membuat penyesuaian yang tepat dalam mengindeks dan menentukan peringkat situs tersebut.
Akibatnya, peringkat situs bisa turun, atau situs bisa dihapus seluruhnya dari indeks Google, sehingga tidak akan muncul dalam hasil penelusuran.
Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menangani masalah konten duplikat secara proaktif, dan memastikan bahwa pengunjung melihat konten yang ingin mereka lihat.
Jika Anda telah menyusun ulang situs web, gunakan redirect 301 (“RedirectPermanent”) dalam file .htaccess untuk mengalihkan pengguna, Googlebot, and spider lain dengan cerdas. (Di Apache, Anda dapat melakukannya menggunakan file .htaccess; di IIS, Anda dapat melakukannya melalui konsol admin.)
Cobalah untuk mempertahankan konsistensi internal linking Anda. Misalnya, jangan menautkan ke
http://www.example.com/page/
dan
http://www.example.com/page
serta
http://www.example.com/page/index.html
Untuk membantu Google menyajikan versi dokumen yang tepat, gunakan domain level teratas untuk menangani konten khusus untuk negara tertentu jika memungkinkan. Kemungkinannya lebih besar bagi google untuk mengetahui bahwa
http://www.example.de
berisi konten yang difokuskan untuk Jerman, dibandingkan
http://www.example.com/de
atau
http://de.example.com
Jika Anda melakukan gabungan (sindikasi) konten di situs lain, Google akan selalu menampilkan versi yang dianggap paling sesuai untuk pengguna di setiap penelusuran tertentu, yang bisa jadi adalah versi yang Anda sukai.
Namun, akan lebih baik bila setiap situs tempat konten Anda dicantumkan, juga memberikan tautan balik ke artikel asli Anda. Anda juga dapat meminta orang yang menggunakan materi konten Anda agar menggunakan tag meta noindex untuk mencegah search engine mengindeks versi konten mereka.
Sebagai contoh, daripada memasukkan teks hak cipta yang panjang di bagian bawah setiap halaman, sebaiknya sertakan ringkasan singkat, kemudian tautkanlah ke sebuah halaman yang berisi detail yang lebih lengkap.
Selain itu, Anda dapat menggunakan Alat Penanganan Parameter untuk menentukan cara yang Anda inginkan bagi Google dalam menangani parameter URL.
User tidak suka melihat halaman “kosong”, jadi hindari hal ini jika memungkinkan. Contohnya, jangan mempublikasikan laman yang belum Anda isi dengan konten. Jika Anda membuat halaman placeholder, gunakan tag meta noindex untuk memblokir halaman tersebut dari pengindeksan.
Pastikan Anda telah terbiasa dengan tampilan konten pada situs web. Blog, forum, dan sistem terkait sering menampilkan konten yang sama dalam berbagai format. Misalnya, sebuah entri blog bisa muncul pada beranda blog, di laman arsip, dan di laman entri lain dengan label yang sama.
Jika Anda memiliki banyak laman yang serupa, pertimbangkan untuk menambahkan isi setiap laman atau satukan laman tersebut. Misalnya, jika Anda memiliki situs perjalanan dengan halaman terpisah untuk dua kota, tetapi informasi di kedua halaman tersebut sama, Anda dapat menggabungkannya menjadi satu halaman yang membahas tentang kedua kota tersebut, atau tambahkan isi di tiap halaman agar berisi konten unik tentang tiap kota.
Google tidak menyarankan pemblokiran akses crawler ke konten duplikat di situs Anda, baik dengan file robots.txt atau metode lainnya. Jika tidak dapat merayapi laman yang berisi konten duplikat, search engine tidak dapat otomatis mendeteksi bahwa URL ini mengarah ke konten yang sama, dan karena itu anda harus menanganinya secara efektif sebagai laman terpisah yang unik.
Solusi lainnya adalah dengan mengizinkan search engine untuk crawling URL, namun menandainya sebagai duplikat menggunakan elemen tautan rel=”canonical”, alat penanganan parameter URL, atau redirect 301. Jika konten duplikat membuat Google meng-crawl situs Anda terlalu banyak, Anda juga dapat menyesuaikan kecepatan crawling di Search Console.
Konten duplikat pada sebuah situs tidak dimaksudkan untuk aksi kejahatan kecuali konten duplikat itu dimaksudkan untuk menipu dan memanipulasi hasil search engine. Jika situs Anda dirugikan oleh masalah konten duplikat, dan Anda tidak mengikuti saran yang disebutkan di atas, Google akan memilih versi konten yang akan ditampilkan di hasil penelusuran.
Namun, jika tinjauan Google menyatakan bahwa Anda terlibat dalam praktik penipuan dan situs Anda telah dihapus dari hasil penelusuran Google, cobalah tinjau ulang dengan cermat situs Anda.
Jika situs Anda telah dihapus dari hasil penelusuran Google, tinjau Pedoman Webmaster Google untuk informasi selengkapnya. Setelah melakukan perubahan dan yakin bahwa situs anda tidak lagi melanggar pedoman, kirimkan situs Anda untuk pertimbangan ulang Google.
Dalam situasi yang jarang terjadi, algoritma Google dapat memilih URL dari situs eksternal yang menghosting konten Anda tanpa izin dari Anda. Jika Anda yakin bahwa situs lain menduplikasi konten Anda dengan cara yang melanggar hukum hak cipta, hubungi host situs untuk meminta penghapusan.
Selain itu, Anda dapat meminta Google menghapus laman yang menduplikasi konten anda dari hasil penelusuran dengan mengajukan permintaan berdasarkan Digital Millennium Copyright Act.
Itulah panduan beberapa langkah untuk menghindari aksi duplikat pada konten agar terhindar dari pelanggaran hak cipta oleh Google.
WEBSITE AGENSI
Website agensi sebaiknya tidak memiliki konten duplikat untuk menghidari penalti dari Google.
WEBSITE E-COMMERCE
Website e-commerce sangat rentan terhadap konten duplikat karena kalimat penjualan mirip
WEBSITE BRAND
Website brand haruslah bebas dari duplikasi agar kualitas konten bagus di mata search engine
WEBSITE BLOG
Website blog dapat mengurangi konten duplikat dengan rajin mengecek menggunakan plagiat checker.
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?
Gratis di semua peramban berbasis Chromium
Gratis di semua peramban berbasis Chromium
Sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dalam wacana pemasaran, saya ingin menanyakan perspektif Anda tentang dampak strategi pemasaran SEO dalam memfasilitasi ekspansi perusahaan dalam kaitannya dengan keberadaan virtual