Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Terakhir diperbarui: Jan 17, 2023
Disclaimer: Panduan SEO cmlabs ini berisi informasi lengkap tentang SEO, seperti pengantar dan panduan umum. Anda mungkin saja mengunjungi laman SEO Terms di cmlabs.co melalui pihak ketiga atau tautan website asing. Kami tidak bertanggung jawab atas keakuratan atau keandalan informasi apa pun yang ditawarkan oleh situs web pihak ketiga.
Loading halaman dengan cepat dapat membantu user mengakses informasi dengan mudah. Ini termasuk salah satu aspek yang diperhatikan dalam SEO. Agar website dapat melayani penyediaan konten dalam waktu singkat, Anda bisa menggunakan cached page.
Cache mungkin bukan istilah yang asing di telinga para pengelola website. Sistem caching biasanya digunakan untuk mempercepat waktu loading halaman. Hal ini dapat mengoptimasi website dan meningkatkan performanya di SERP.
Lantas, seberapa pentingnya cached page dan bagaimana cara melihatnya? Untuk mengetahui pembahasan lengkapnya, simak panduan di bawah ini.
Cached page adalah copy atau salinan dari halaman website yang disimpan sementara. Tempat penyimpanannya sendiri dinamakan cache. Proses penyimpanan data ini dinamakan caching.
Tujuan dari caching sendiri adalah untuk menyimpan file-file dari suatu halaman untuk meningkatkan performa pengambilan data. Dengan kata lain, caching dapat membantu permintaan data yang sama di waktu mendatang dengan lebih cepat.
Terdapat dua macam tipe cache yang perlu diketahui, yaitu dari server dan browser. Cache di browser dapat membantu user mengakses informasi lebih cepat ketika mengunjungi halaman yang sama untuk kedua atau kesekian kalinya.
Di sisi lain, terdapat cache untuk server bernama Content Delivery Network (CDN). Server ini akan menyimpan konten web, seperti gambar, video, dan halaman website. Caranya adalah dengan mengarsipkan cache menggunakan server yang lokasinya paling dekat dengan user.
Selain web browser dan server, Google juga menerapkan sistem cached page. Biasanya cache didapat setelah crawler melakukan perayapan dan melakukan indexing situs baru. Selama proses tersebut, Google membuat backup atau salinan dari halaman web untuk ditampilkan kepada user sekalipun live page tidak dapat diakses.
Halaman yang tersimpan cache-nya akan lebih cepat dan mudah diakses karena datanya sudah ada di browser, server, maupun search engine. Hal ini menguntungkan bagi user karena proses akses halaman berisi informasi database tidak perlu menunggu loading yang lama.
Dalam hal ini, user dapat melihat cached page ataupun versi live yang telah diperbarui. Biasanya, akan terdapat notifikasi seputar versi halaman terbaru di cached page yang diakses oleh user.
Penggunaan cache di sini berguna untuk mempercepat penyampaian informasi kepada user. Cara ini dapat meningkatkan kenyamanan akses halaman sehingga mengurangi bounce rate dan meningkatkan user experience yang berdampak positif terhadap SEO.
Caching akan sangat berguna untuk website yang memiliki trafik tinggi dan menggunakan informasi database untuk menyediakan halaman kepada user. Di sisi lain, cached page bukan merupakan versi halaman terkini sehingga pembaruan tidak dapat dilihat.
Proses caching atau penyimpanan data halaman krusial dalam menampilkan cached page kepada user. Adapun tiga macam caching yang perlu diketahui yaitu:
Seperti yang disebutkan sebelumnya, caching melalui server umumnya dilakukan dengan menggunakan Content Delivery Network (CDN). Data halaman website akan disimpan di server proxy yang tersebar di berbagai lokasi.
Jika CDN memiliki salinan atau copy dari halaman yang diminta oleh server proxy, maka versi tersebut yang akan ditampilkan kepada user. Dengan adanya CDN, penyampaian informasi dan akses halaman menjadi lebih mudah dan cepat tanpa harus mengandalkan server utama.
Untuk mengakses suatu halaman, browser perlu mengunduh sedikit data. Setelah proses pengunduhan selesai, halaman akan dapat ditampilkan secara utuh. Dengan sistem caching, data akan secara otomatis disimpan perangkat user.
Dengan menyimpan cache, browser dapat menampilkan halaman yang telah diakses dengan lebih cepat di masa mendatang. Dalam hal ini, browser tidak perlu mengunduh ulang data sehingga dapat mengurangi penggunaan bandwidth dan beban server.
Seperti yang telah disebutkan di atas, search engine, seperti Google, melakukan proses caching dengan membuat copy selama proses perayapan halaman. Dengan kata lain, halaman-halaman tersebut merupakan bagian dari cache yang dimiliki search engine.
Anda dapat melihat halaman yang tersimpan cache-nya dengan mengklik tiga titik di samping URL situs pada halaman pencarian. Di sisi kanan bawah akan terlihat tulisan “Cached”. Anda hanya perlu memilih opsi tersebut untuk melihat cached page tanpa perlu menunggu waktu loading.
Selain mengklik tombol di samping URL situs di halaman pencarian, cached page juga bisa dilakukan dengan cara lain. Anda hanya perlu mengetikkan kata “cache” di depan URL halaman yang ingin diakses.
Sebagai contoh, Anda bisa menuliskan “cache:https://cmlabs.co/id-id/seo-guidelines/panduan-seo” untuk melihat versi cached dari halaman panduan SEO cmlabs.
Namun perlu diingat bahwa caching tidak bisa menyimpan data JavaScript. Biasanya sistem ini hanya berlaku untuk halaman HTML. Meskipun begitu, halaman JavaScript masih bisa dirayapi dan masuk proses indexing oleh search engine.
Cached page adalah salah satu cara untuk mempercepat waktu loading halaman website. Hal ini dapat menguntungkan Anda dari sisi SEO. Untuk memaksimalkan proses optimasinya dalam hal ini, Anda bisa melakukan beberapa langkah di bawah ini:
Apabila Anda menemukan halaman yang lambat atau tidak responsif, cobalah akses versi cached yang disediakan oleh Google. Meskipun halaman tidak terlihat identik dengan versi live, informasi akan tetap bisa diakses dari salinan yang telah dipersiapkan oleh Googlebot dari proses perayapan.
Apabila Anda ingin tahu kapan terakhir kali crawler mengunjungi suatu halaman tanpa harus mengakses server logs, gunakan cached page. Versi halaman ini dapat menginformasikan Anda waktu terakhir crawler merayapi halaman.
Informasi dari cached page juga dapat memberitahu Anda terkait perubahan atau pembaruan yang membuat halaman tidak responsif. Dengan begitu, Anda dapat memperbaiki bagian yang bermasalah dan mengoptimasinya sesuai dengan kaidah SEO agar halaman dapat menempati peringkat lebih tinggi di SERP.
Perlu diketahui bahwa tidak semua website akan disimpan datanya oleh Google dalam cache. Mengapa begitu? Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan hal ini, di antaranya:
Meskipun halaman tidak bisa disimpan datanya di cache, Google masih bisa menampilkannya kepada user. Namun ketika halaman tidak responsif, maka tidak akan ada opsi alternatif untuk mengakses informasi yang diminta.
Sekian pembahasan seputar panduan cached page, cara melihat, dan menggunakan Google Cache untuk kepentingan pengelolaan website. Agar website tetap terjaga kualitas dan performanya, Anda bisa menggunakan jasa SEO dengan spesialis yang bekerja untuk melakukan monitoring dan audit secara profesional.
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?