Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Kami menggunakan cookies
Situs ini menggunakan cookies dari cmlabs untuk memberikan dan meningkatkan kualitas layanannya serta menganalisis lalu lintas..
Dipublikasikan Jan 28, 2025 11:01 | Terakhir diperbarui pada Jan 28, 2025 11:01 oleh Rochman Maarif
The eventualities merupakan sebuah keniscayaan yang mendorong setiap pelaku usaha untuk menyiapkan skenario dan beradaptasi. Saksikan podcast Anti-Trivial bersama Mas Rochman, Bro Jimmy, dan Pak Agus; kombinasi antara pelaku usaha, pemodal, dan pemimpin perusahaan, yang akan membahas bagaimana meningkatkan kewaskitaan para pemimpin perusahaan dalam menyambut tahun 2025. Jangan lewatkan edisi spesial akhir tahun cmlabs Class ke-24 ini, dalam judul "New vs Conventional Search Engine. Prepare for the Eventualities!"
Lihat Detail EventPencarian mudah, informasi cepat. Penelusuran informasi kini menjadi lebih praktis dengan penerapan algoritma pencarian AI. Tidak terbatas pada chatbot, berbagai platform web telah mengembangkan generative AI untuk membantu pengguna mendapatkan informasi dalam sekejap mata. Salah satu penemuan terbaru yang menarik minat user namun, terkadang, memunculkan kebingungan adalah Google AI Overview.
Masih dalam tahap awal, Google SGE (Search Generative Experience) tentunya masih membuat sejumlah kekeliruan. Meskipun tergolong sebagai sesuatu yang normal, hal ini tetap saja membuat user khawatir terkait penggunaannya, apalagi jika dikaitkan dengan ancaman AI yang mengambil alih mata pencaharian manusia di berbagai sektor.
Oleh karena itu, kegagalan Google AI Overview juga menambahkan bukti kekeliruan AI yang baru-baru ini juga ramai dibicarakan di media sosial. Banyak user yang berbagi pengalaman terkait kegagalan dalam pencarian yang dilakukan dan cara kerja dari fitur AI dari Google ini. Bagi sebagian orang, tampaknya jelas bahwa Google AI Overview menunjukkan ketidakmampuan AI dalam menangani akurasi faktual dari beberapa hal unik yang diketahui manusia.
Namun, kita semua tahu bahwa algoritma pencarian AI tidak berawal dan berakhir dengan Google SGE. Ternyata, beberapa chatbot memberikan penyampaian informasi yang lebih kohesif dibandingkan dengan Generative AI dari Google. Sebelum membahas poin tersebut, mari pelajari beberapa hal tentang Google AI Overview dan kenaifannya saat berhadapan dengan ketajaman akal manusia di bawah ini!
Alih-alih menggulir dari satu halaman ke halaman lainnya, Google kini memberi pengalaman penelusuran web yang cepat melalui AI Overview. Tenang saja, fitur yang diperkenalkan sebagai SGE ini hanya berfungsi jika user mengizinkannya. Fitur ini dapat dimatikan dan dihidupkan, menjadikannya opsional dan bukan aplikasi AI yang wajib atau dipaksakan untuk semua orang.
Fitur baru Google ini akan muncul ketika user memasukkan kueri. Namun, respons generatif hanya muncul ketika sistem Google menentukan bahwa fitur tersebut membantu pencarian. Tidak hanya berupa overview, Google juga melampirkan tautan ke referensi yang mendukung informasi yang disajikan. Fitur ini membantu user mengeksplorasi lebih lanjut tentang topik dan menemukan konten yang berguna dari situs web yang dianggap tepercaya oleh Google.
Google AI Overview hanya menampilkan tautan yang relevan dan mendukung hasil pencarian. Selain itu, sistem ini juga bekerja secara otomatis untuk memutuskan tautan mana yang muncul pada fitur tersebut. Dalam hal ini, Google merekomendasikan praktisi SEO dan content writer untuk mengikuti panduan di Google Search Essentials.
Bisa dikatakan bahwa Google AI Overview membantu menyederhanakan pengalaman penelusuran. Bagi para ibu yang ingin mencari menu dapur baru atau karyawan yang harus mengejar penerbangan di pagi hari, fitur ini dapat mempersingkat penjelajahan web dalam satu klik sederhana.
Sebagai contoh, seseorang harus segera menuju bandara Soekarno Hatta. Ia kemudian mencari rute tercepat menuju bandara tersebut di Google. Inilah hasil yang ditampilkan dalam bahasa Indonesia:
AI Overview meringkas konten dan melampirkan tautan ke referensi. User yang mengaktifkan respons generatif di Chrome dapat melihat hasil tersebut.
Contoh lain dari pemikiran cepat Google SGE adalah memberikan ringkasan atau langkah-langkah cepat untuk masalah medis. Dalam kasus ini, digunakan kueri ācara mengobati usus buntuā. Hasilnya menunjukkan lebih banyak informasi karena ini adalah topik YMYL. Bersamaan dengan melampirkan tautan ke sumber-sumber tersebut, AI Overview memberikan penafian di bagian bawah, yang menyatakan, āHasil ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk mendapatkan diagnosis atau saran medis, hubungi profesional. AI generatif bersifat eksperimental.ā
Setiap ciptaan pasti memiliki kekurangan, terutama jika menyangkut teknologi generatif yang digunakan dalam Google AI Overview. Algoritma ini menggunakan metode pemahaman natural language. Hal ini membantu sistemnya mengevaluasi jutaan data dan dokumen yang diindeks di Google. Namun, teknologi ini masih kesulitan mengimbangi keingintahuan bawaan dari sifat manusia.
Sistem generatif memahami kueri kata demi kata dalam arti yang paling harfiah. Oleh karena itu, pencarian informasi yang berhubungan dengan tugas sehari-hari tentang konsep yang dipahami sangat mudah secara umum. Yang tidak diperhitungkan dalam sistem generatif AI ini adalah rasa penasaran manusia ketika menemukan teknologi baru.
Ahli astrofisika, Mario Livio, pada bukunya āWhy? What Makes Us Curiousā, menyatakan bahwa manusia cenderung merasa penasaran ketika mereka merasa ada sesuatu yang mengejutkan mereka atau ketika mereka tidak setuju dengan hal-hal yang tidak biasa. Bagi manusia, sesuatu yang baru layak untuk diantisipasi, dieksplorasi, dan ditantang.
Ketika Google AI Overview pertama hadir, satu hal yang dilakukan oleh user manusia adalah menantang kompetensinya. Sebagai user dari Indonesia, kami memasukkan kueri berbahasa Indonesia untuk mencari jawaban atas pertanyaan āapakah naga bisa berkembang biak?ā. Hasilnya, Google AI Overview menyajikan informasi yang membingungkan.
AI Overview menyatakan bahwa ānaga terbang berkembang biak dengan cara kawin, bertelur, dan menjaga telurā. Lebih jauh, informasi tersebut mencantumkan prosedurnya secara rinci, seperti naga betina membuat lubang kecil di tanah untuk bertelur dan menutupnya kembali selama 24 jam.
Meskipun sangat terperinci, informasinya tidak masuk akal di realita yang manusia tinggali. Di kehidupan nyata, tidak ada makhluk hidup yang bernama naga. Naga merupakan makhluk mitos dan umumnya ditemukan di media sci-fi. Dalam hal ini, AI Overview gagal menyampaikan informasi yang umum diketahui oleh manusia.
Selain itu, featured snippet yang ditampilkan menampilkan informasi yang menyesatkan tentang buah naga dan bukan naga, hewan yang dimaksudkan. Hasil pencarian Google dalam bahasa Indonesia gagal memahami kueri yang dimaksudkan untuk mencari informasi tentang cara naga berkembang biak yang sejalan dengan nalar.
Lantas, bagaimana dengan AI Overview dalam bahasa Inggris? Menggunakan kueri dengan search intent yang sama, pengujian dilakukan seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Memasukkan kueri āhow do dragons reproduceā ternyata menghasilkan hasil yang serupa dengan beberapa penyesuaian. AI Overview menunjukkan metode reproduksi naga yang tidak masuk akal dalam kehidupan nyata. Selain itu, overview tersebut melampirkan National Geographic sebagai sumber. Namun, artikel yang dikutip sebagai referensi berbicara tentang Komodo, bukan tentang makhluk mitos seperti yang dimaksudkan oleh permintaan pencarian.
Di sisi lain, overview yang ditampilkan melampirkan informasi dari Fandom. Fandom adalah situs web yang biasa digunakan untuk mengkurasi istilah-istilah fiksi dari berbagai media, termasuk namun tidak terbatas pada, film, serial TV, buku, game, dan banyak lagi. Meskipun mendekati pernyataan bahwa naga adalah makhluk mitos, tidak disertakan disclaimer yang menyatakan bahwa informasi tersebut hanya mencakup ranah dunia fiksi dan bukan kehidupan nyata.
Dalam penelitian mini ini, kami mengamati cara kerja algoritma pencarian AI dan penerapannya. AI Overview dan chatbot bertujuan untuk membantu user manusia mencapai tujuan pencarian web dalam waktu singkat, alih-alih menelusuri seluruh halaman web untuk mendapatkan apa yang dicari. Keduanya menggunakan Natural Language Processing (NLP) untuk memahami pencarian yang dimaksudkan manusia dalam bentuk teks dan audio.
Karena Google AI Overview gagal memahami perintah yang digunakan sebelumnya, kami bermaksud untuk mencoba perintah atau kueri yang sama pada chatbot. Kali ini, kami menggunakan Google Gemini, ChatGPT, Microsoft Copilot, dan Claude. Masing-masing dirancang berbeda dengan AI Overview, meskipun sama-sama mengandalkan NLP. Berikut ini adalah hasil dari masing-masing platform:
Pertama, kami memasukkan pertanyaan āapakah naga berkembang biak?ā di kotak pencarian. Meskipun Google Gemini dan Google SGE mengumpulkan informasi dari sejumlah besar data yang sama yang dikumpulkan oleh Google, hasilnya ternyata berbeda.
Google Gemini menyoroti fakta bahwa naga adalah makhluk mitos dan tidak dapat berkembang biak seperti makhluk hidup yang diketahui manusia. Selain itu, Google Gemini juga menunjukkan informasi yang berkaitan dengan kemungkinan naga berkembang dalam cerita fiksi dan memberikan disclaimer bahwa naga adalah makhluk imajinatif atau fiksi.
Hasilnya juga serupa dalam bahasa Inggris. Menggunakan kueri āhow do dragons reproduce?ā kami mendapatkan variasi baru dari jawaban yang dihasilkan oleh teks. Teks tersebut juga menegaskan bahwa naga adalah makhluk fiksi dan tidak ada konsensus ilmiah yang mendukung cara naga berkembang biak karena mereka tidak ada dalam kehidupan nyata. Jawaban yang diberikan didasarkan pada penggambaran populer di media fantasi dan cerita rakyat.
Saat memasukkan prompt āapakah naga berkembang biak?ā di ChatGPT, terdapat disclaimer bahwa naga adalah makhluk fiksi dengan kemampuan untuk bereproduksi. Infomasinya kemudian menerangkan lebih jauh tentang interpretasi naga yang berbeda-beda pada setiap budaya.
Versi bahasa Inggris dari kueri menunjukkan hasil yang serupa dengan tambahan informasi tentang metode berkembang biak secara ringkas. Dalam hal ini, ChatGPT menunjukkan akurasi yang lebih baik ketika menginterpretasikan kueri dalam setiap bahasa.
Dalam bahasa Indonesia, kueri tersebut menghasilkan jawaban ya/tidak. ChatGPT menunjukkan jawaban tersebut, sementara Google Gemini tidak. Namun, kueri dalam bahasa Inggris bermaksud menanyakan metode reproduksi naga. ChatGPT memahami permintaan tersebut dan menyertakan interpretasi utama metode reproduksi naga yang biasa ditemukan di media fantasi.
Beralih ke Microsoft Copilot, kueri bahasa Indonesia menunjukkan hasil yang serupa, sama seperti ChatGPT. Singkat dan to-the-point, seperti yang diminta. Hasilnya secara singkat menjelaskan bahwa naga merupakan makhluk fiksi yang terbang dan bertelur, kreasinya terinsipirasi dari reptil di dunia nyata. Selain itu, aplikasi ini juga menawarkan opsi prompt untuk melanjutkan penjelajahan lebih jauh tentang naga dalam mitologi.
Sama halnya dengan ChatGPT, Copilot dapat menjawab pertanyaan secara akurat. Chatbot ini memberikan jawaban singkat sambil menyertakan semua hal penting yang perlu diketahui tentang naga dalam konteks mitos dan metode reproduksi yang umum ditemukan dalam cerita mitos atau cerita rakyat.
Di sisi lain, pertanyaan āhow do dragons reproduce?ā menghasilkan jawaban ringkas yang menggarisbawahi sifat mitos naga. Lebih jauh lagi, user bisa menelusuri penggambaran naga dalam mitos dengan menggunakan opsi kueri lain di bagian bawah hasil pencarian Microsoft Copilot.
Jawaban yang dihasilkan dari pertanyaan yang sama pada Claude pada dasarnya mirip dengan chatbot sebelumnya. Hasilnya menyebutkan bahwa naga sebagai makhluk mitos tidak terbukti dapat berkembang biak secara ilmiah dalam kehidupan nyata. Namun, hasil pencarian dari chatbot ini menyatakan bahwa naga dalam dunia fiksi dapat berkembang biak menggunakan beberapa metode seperti yang digambarkan dalam media fantasi.
Kueri bahasa Inggris menghasilkan hasil yang serupa dengan informasi yang lebih terperinci dengan mempertimbangkan sifat kueri. Hal ini konsisten dengan hasil pada platform lain yang menunjukkan detail tambahan pada setiap metode reproduksi naga dalam dunia fiksi.
Perbandingan ini menunjukkan kurangnya kemampuan Google SGE untuk menafsirkan dan memahami pertanyaan di luar makna harfiah dan dunia nyata. Jika dibandingkan dengan beberapa chatbot di atas, Google AI Overview tidak menyertakan informasi yang paling penting: naga bukanlah makhluk yang nyata.
Pada tahap awal perkembangannya, kesalahan pasti akan terjadi. Berkaitan dengan ini, akan selalu ada user yang mempertanyakan relevansi algoritma pencarian AI. Meskipun pengembangan tetap berlangsung, kegagalan Google SGE dalam menjawab keingintahuan manusia dapat memicu kritik publik yang lebih besar dan menumbuhkan rasa ketidakpercayaan yang semakin besar terhadap teknologi tersebut.
Terlepas dari kegagalannya dalam beberapa kesempatan, AI Overview tetap memiliki manfaat dalam aktivitas sehari-hari yang umum, atau tanpa verifikasi khusus dari para ahli. Selama informasi yang dicari berkaitan dengan wawasan umum atau praktik sehari-hari, AI Overview masih bisa diandalkan sebagai jalan pintas untuk mendapatkan jawaban yang dicari.
Meskipun begitu, perlu dicatat bahwa penggunaan AI 100% tidak direkomendasikan. User yang bijak harus selalu memeriksa ulang jawaban yang dihasilkan AI dengan membaca artikel yang diulas oleh para ahli. Bagaimanapun juga, informasi yang dipercaya adalah sesuatu yang dipertimbangkan Google saat menentukan peringkat artikel di SERP.
Jadi, bagaimana caranya mendapatkan artikel merangkum informasi secara akurat tetapi juga teroptimasi? Kami menyediakan berbagai SEOlusi, salah satunya Jasa Penulisan Artikel SEO. Strategi SEO kami yang efektif dan disesuaikan dengan sektor-sektor bisnis dapat membantu meningkatkan kualitas dan visibilitas situs Anda. Mari bekerja sama dengan cmlabs untuk mencapai performa online yang lebih baik!
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya! Di cmlabs, kami senang berbagi artikel-artikel baru dan keren seputar SEO setiap minggunya. Jadi, kamu akan selalu mendapatkan informasi terkini tentang topik yang kamu minati. Jika kamu benar-benar suka dengan konten-konten di cmlabs, kamu bisa bergabung dengan newsletter email kami. Dengan berlangganan, kamu akan mendapatkan pembaruan langsung di kotak masukmu. Oh ya, kalau kamu tertarik untuk berkontribusi sebagai penulis di cmlabs, jangan khawatir! Kamu bisa menemukan informasi lebih lanjut di sini. Jadi, ayo bergabung dengan komunitas cmlabs dan ikuti perkembangan terbaru seputar SEO bersama kami!
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda menyukai artikel ini?