Dalil & Dalih Saya Untuk SEO Google di Indonesia

Dalam sub-folder ~/blog di website ini, sudah membahas kolegial SEO dan Content Writing. Belum cukup dalam, namun bahasannya sudah banyak. Pada artikel ini, saya menggunakan pendekatan yang berbeda. Alih-alih menjadi satu, justru akan saya pisahkan. Artikel ini akan membahas secara esoteris, tentang apa itu Search Engine Optimization, sesuai dengan keadaan 2020.

Strategi ini merupakan upaya saya menyampaikan kemauan dan gagasan agar hubungan yang rumit dapat saya sederhanakan. Saya tidak berupaya membuat retorika atau memunculkan teknik persuasif kepada pembaca agar sampai pada dalih saya tentang SEO.

Klaim ini murni saya tuliskan untuk catatan, khususnya saya sendiri, dan pembaca dengan pikiran dewasa dan kamu yang sedang belajar SEO Google.

Katakunci yang saya gunakan:

• Menganyam dan perjalanan;
• Kolaborasi;
• Kebebasan dan batas;
• Uji coba;
• Relevan dan target;
• Meniru;
• Artis.

Tujuannya sederhana, yaitu tentang SEO dignity. Lebih dulu saya harap kamu keluar dari muara kepentingan, sebelum membuat konstruksi pendapat atas definisi SEO.

Latar belakang

Tragis, di pertemanan SEO saya sendiri, SEO di fabrikasi dan pendekatan itu digunakan untuk menjual jasa SEO (bahkan dengan label: Jasa SEO Profesional dan Berkualitas). Pada skala kecil dan besar.

Saya anggap praktisi SEO tersebut tidak salah, justru eksekutif dan pelaksana di enterprise begitu saja ikut menyelam dengan pikiran tersebut.

Saya terbuka dengan kritik, masukan atas klaim yang saya buat diatas. Agar kesempatan itu ada, saya sudah meminta tim di cmlabs untuk membuka kolom komentar.

Menganyam No.1

Saya akan uangkapkan pekerjaan rumit dari tim SEO untuk menjawab “berapa lama tim SEO optimasi sebuah website?“.

TOOLS

1. Google SERP, untuk mengetahui daftar website yang ada di posisi teratas;
2. Ahrefs, untuk melakukan pekerjaan 1 (diatas), dalam skala besar dan untuk range waktu tertentu (misalnya: 20 website yang akan kita monitor, untuk waktu 3 bulan);
3. Ahrefs, untuk mengetahui profil kunjungan bulanan (tentu ini adalah proyeksi berdasarkan sejumlah keyword yang berhasil di tanggap oleh salah satu domain (dari 20 yang saya sebutkan);
4. Ahrefs, untuk mengetahui profil aktifitas off-page masing-masing website;
5. Google Keyword Planner, untuk mengetahui angka permintaan untuk range waktu tertentu (bukan hanya soal akurasi, lebih kepada menyesuaikan pasar di Indonesia, yang mana Goolgle dominan sebagai mesin telusur);
6. Ahrefs, untuk mengetahui profil website untuk beberapa SEO metrix utama, seperti ranking url, ranking domain, dan total organic keyword;
7. Ahrefs, untuk mengetahui profil dan implementasi anchor-text satu website, kemudian diikuti dengan 19 website lainnya;

Saya bisa menyebutkan 2-5 tools lainnya, yang pada kondisi tertentu dibutuhkan. Kondisi tersebut misalnya:

• Website tertentu digunakan untuk menangkap pasar di lebih dari satu negara;
• Model bisnis dari perusahaan tertentu (eg. Industri Media, E-Commerce, Perhotelan, dll);

RESULTS

• Jumlah produksi konten yang dibutuhkan ⇢ berikutnya di ikuti dengan:
  • Anggaran bulanan hingga total produksi konten;
  • Timeline pekerjaan produksi konten;
• TIDAK SAYA REKOMENDASIKAN | Jumlah backlink ⇢ berikutnya di ikuti dengan:
  • Anggaran bulanan hinggga total order backlink;
  • Timeline pekerjaan dan implementasi backlink;
  • Daftar persentase dari kompesisi rencana backlink;
  • Hingga: Anggaran yang dapat disesuaikan dengan setiap daftar komposisi;
• Timeline aktifitas front-end developer ⇢ berikutnya di ikuti dengan:
  • Jumlah halaman yang harus dibuat;
  • Komponen apa yang akan diaktifkan;
  • Fitur apa yang akan diaktifkan;
  • Prioritas masing-masing pekerjaan diatas;

Saya tampilkan simulasi sederhana untuk membuat gambar yang lebih jelas, untuk jangkau pembaca yang lebih luas.

Produksi Konten

• Rencana mingguan yaitu 10 Artikel ( x Rp 500,000 ) = Rp 5.000.000
• Maka, dalam 1 bulan adalah ( Rp 5,000,000 x 4 ) = Rp 20,000,000

Profil Backlink

• Rencana mingguan yaitu 20 Backlink ( x Rp 500.000 ) = Rp 5.000.000
• Maka, dalam 1 bulan adalah ( Rp 5,000,000 x 4 ) = Rp 20,000,000

Rencana pembuatan halaman

• Rencana mingguan yaitu 5 halaman, atau per hari membuat 1 halaman
• Maka, dalam 1 bulan kamu akan rilis 20 halaman

Rencana aktifkan fitur baru

• Form transaksi, timeline 20 hari kerja;
• Implementasi form transaksi ke semua halaman website (versi desktop-web), 10 hari kerja;
• Implementasi form transaksi ke semua halaman website (versi mobile-web), 10 hari kerja;

** Masih ada yang lain?

YES, masih ada, ini 7 pekerjaan umum lainnya:

1. Content Marketing / SEO Campaign (populer: Media Placement)
2. Pekerjaan custom tracking;
3. Fitur autogenerated halaman web;
4. Reciprocal links;
5. Infografis dan visual konten;
6. Enable universal linking;
7. Fitur redirect (eg. permanen, temporary, server/client);

Kolaborasi No.2

Saya percaya, visual mampu membuat pembaca (yang lebih banyak) memahami konteks dan pesan sebuah rangkaitan pekerjaan. Maka bahasan berikutnya akan saya mulai dengan grafik dibawah ini.

Perhatikan attributes yang terlampir pada panel-aktif yang terdapat di dalam Gambar 2.

Pada Gambar 2, saya menampilkan SERP Features. Saya akan lepaskan tentang bagaimana saya melacak semua presentasi SERP dari Google. Hal yang lebih penting dari itu adalah:

• Mengapa data itu penting?
• Apa tujuan dan insight yang saya dapatkan?
• Bagaimana optimasinya?

Tiga pertanyaan diatas tidak adil bagi pembaca secara umum. Mungkin kamu belum punya gambar yang jelas untuk attributes yang saya lampirkan di Gambar 2.

Periksa gambar 2.1 sampai 2.7 yang saya lampirkan dibawah:

FAQ

AMP

KNOWLEDGE GRAPH

IMAGES

ANSWER

CAROUSEL

PEOPLE ALSO ASK

APP DOWNLOAD

Gambar di atas “sangat” inheren dengan bahasan SEO. Saya harapkan kita tuntas dengan rangkaian pertanyaan yang muncul berkaitan dengan Gambar 2.1 sampai Gambar 2.8.

Menyambung bahasan sub-topik No.2 – saya telah meninggalkan pertanyaan atas pengantar sub-topik yaitu “apa hubungannya semua gambar terlampir dengan keyword No.2 diatas (Kolaborasi)?”.

Lebih mudah, pertanyaan tersebut akan saya jawab dengan simulasi dibawah ini. Catatan: SAYA (yang saya gunakan pada simulasi 1 sampai 3 ) adalah Marketing Digital Lead.

• Simulasi 1 ⇢ Saya mau grafik untuk FAQ naik 25%, maka tim SEO harus bekerjasama dan meminta bantuan UI-Dev, Content Writer, dan Copywriter untuk enable fitur FAQ Schema.
• Simulasi 2 ⇢ Saya mau grafik untuk AMP naik 30%, maka tim SEO harus bekerjasama dan meminta bantuan UI-Dev dan Front End Developer untuk enable fitur AMP page.
• Simulasi 3 ⇢ SAYA mau grafik untuk Image naik 50%, maka tim SEO harus bekerjasama dan meminta bantuan Content Writer untuk menambahkan gambar lebih banyak ketika rilis sebuah artikel, termasuk input ALT-Image dan Image-Caption.

Melalui simulasi 3 situasi dimana tim SEO harus berkolaborasi dengan Stakeholders, maka pekerjaan yang komprehsif tersebut akan menghasilkan grafik dibawah ini (Gambar 3).

Singkatnya, Gambar 3 menunjukan distribusi ranking dari semua keyword yang kamu targetkan. Pekerjaan yang rumit diatas, harus simultan dengan strategi SEO yang berkelanjutan dengan tetap memperhatikan Objectives dan Key Results dari petinggi perusahaan.

Contoh:

Saya menargetkan dan menyimpan 2300 keyword untuk niche Ibu dan Anak. Hari ini adalah tepat 6 bulan sejak saya melakukan pencatatan data. Berdasarkan Gambar 3, maka hasilnya adalah:

• 1% dari 2300 keywords berada di posisi #1 SERP Google;
• 1.3% dari 2300 keywords berada di posisi #2 SERP Google;
• 1.2% dari 2300 keywords berada di posisi #3 SERP Google;
• dan seterusnya.

Sekarang, kamu yang ada di posisi SEO Lead dan Marketing Lead, punya peta dan justifikasi yang jelas dan terukur.

PROFIL PENULIS

KONTRIBUTOR AKTIF DI CMLABS, MULAI 2020

Rochman Maarif adalah kontributor aktif, bergabung sebagai penulis di blog cmlabs sejak bulan Juni 2020. Rochman dikenal sebagai seorang SEO Specialist, dengan pendekatan unik serta kontinum atas fabrikasi ide-ide strategis untuk SEO yang dia tawarkan. Lebih jauh dari itu, sayangnya Rochman tidak punya sikap “semacam pasifikasi” atas publikasi gagasannya. Namun terlepas dari Critical Engagement yang dapat ditimbulkan, kami anggap ini adalah cara berbeda untuk membuat diskusi yang lebih menarik dan munculnya opsi solusi.